Utama
Lesson Learned
Active Failure dan Latent
ondition dalam Insiden Migas
Cate ec c
Meledoknya ila
moyak ell
ets:
sxenteincingse eam
= Uneeingan A (2)
unuesomenara wat f Ps
Saleh tren manbsia untbie | a Sry aerstcnn Benvele meReal
Selalu ingin terhindar dari Sorrel baru dengan area dak onbed
‘elakadankerugian. Manusia s perish AS
memiliki aspek sosiologis yang 2 fy kecelakaan
ioe
kejedion Kena boryat
selalu ingin keuntungan sebesar-
besarya, entah tu yang bersifat tangible seperti
kenaiken gaji, kenaikan pangkat, atau bersifat
intangible misainya kepuesan batin, ketenangan
pikiran, dan sebagainya,
Dalam sebuah kelompok, masih akan
terlihat sifat individual anggotanya. Sedangkan,
dalam tataran industri akan terliffat cerminan
dari_kelompok-kelompok manusia_tersebu
Termasuk industri padat modal dan teknologi
semacam industri migas.
Sistem dan aliran informasi, serta sistem
dan aliran keputusan merupakan dua hal kritikal
yang menentukan arah dan tujuan organisasi
Ketidakmampuan mengelola dua hal tersebut
‘akan. menyebabkan organisasi berada dalam
tingkat defisiensi dan rapuh, Akibatnya, akan
terjadi bencana industri menyebabkan kerugian
ada organisasi. Kerugian bencana katastropik
dapat menyebabkan organisasi menjadi lumpuh
dan tidak berurnur panjang,
Berbagai bencana atau kecelakaan kerja
yang berdampak katastropik ci dunia migas,
tidak dapat dimungkiri banyak disebabkan
oleh rendahnya reliabilitas organisasi dalam
mengantisipas! berbegai pemicu yang sudah
diidentiikasi dan diinformasikan sebelumnya
Sejumiah hasil investigasi kecelakean migas di
dunia proses kimia, termasuk di industri Migas,
yang cits Chemical Safety Board (www.csb.gov)
dianggap sebagai produk dari tindaken tidak
aman manusia, Namun, dalam suatu. sistem
yang sangiat kompleks, seperti di industri miges,
baik dari sisi teknologi maupun sosiologi
tindakan yang tidak aman lebih banyak dipicu
oleh Kegagelan berkomurikasi dan kegagalan
berkeputusan
Prof. James Reason (2006) menjelaskan
insiden merupakan kejadien pada dua objek,
yaitu objek individu (individual accident) dan
objek organisasi (organizational accident).
Agar konsep dipahamisecara utuh, Reason
lebin_memopulerkan Active Failure dan Latent
Condition untuk membedah penyebab terjadinya
‘organizational aecident
Artikel ini memakai kerangka analisa
kegagalan sistem dan aliran keputusan sebagai
Latent Condition, sedangkan kegageian sistem
dan aliran _komunikasi-informasi sebagai
Active Failure. Sedangkan hasilinvestigasi yang
dlijadikan referensi berasal dari CSB dan dari data
dari beberapa negara non AS.
LATENT CONDITION
Prof. James Reason menggunakan
istilah Latent. untuk _mendeskripsikan suatu
erubahan yang terjadi dalam organisasi tanpa
diidentifikast proses dan mekanisme perubshan
tersebut. Perubahan dapat terjadi untuk hasilpositif maupun negatif, Nab,
mengarahkan organisasi ke kono
inilan yang harus _dicermat
indikatornya, agar organisasi dapat ber.
tuntuk mencapai kineria yang baik da
dari bentuk kerugian, terutama
katastropik.
Sistem dan aliran keputusan
aktivitas.kritikal dalam dinamike
Kegagalan_memantatka
keputusan dapat menyebabkan kecela
katastropik dan_menimbulkan finan
yang sangat besar. Contoh yang sang:
Kegagalan sistem dan aliran keputuss:
meledaknya unit pengolahan BP Tex
2005; insiden meledaknya kilang m
Teluk Meksiko, pada 2010, dan terbaka
penyalur ke kolom destilasi di unit pe
Chevran-Richmond di AS, pada 2012. \Val
Badan Perlindungan Lingkungan AS (EPA) unt
sementara waktu melarang 8P melakukan
kontrak baru dengan pemerintah AS,
Sistem keputusan dignggap juga ,
ACTIVE FAILURE
‘lap kecelakaan kerja yang_ terjadi,
sis hasil investigasi, selalu digerolen
isn adanya lack of communication di
subyek yang menjadi pemicu terjadinya
tersebul
berti_ Keputusan, _ komunikasi dan
si memiliki sistem dan aliran yang perlu
of fatty Tae
‘mem ealmat
sebagai pendelegasian wewenang bila 1 moyen fa Casar
menyangkut
untuk proses pengambilan Keputusan. 1
akan menghasikkan nidividu yang mampu *.
mengambil keputusan secara cepat dan
tepat, Pada aktivitas industri yang sarat dengen
kecanggihan teknologi, kemampuan mengamnail
keputusan dan kemampuan melaksanakan
keputusan merupakan kemampuan yang waib
dimiliki individu di setiap jenjang_jabaten,
Pada kasus meledaknya unit pengolahan BP di
Texas, pada 2005, dari hasil investigasi terihat
bahwa insiden diawali oleh ketidakmampuan
memutusken bahwa petalatan gagal_ dalam
kinerja sebagai alat pendetels!
Sedanglan aliran keputusan berarti seberapa
banyak individu yang terkait dengan aktivitas
berisiko tersebut mampu berperan dalam proses
pengambilan keputusan. Kasus Piper Alpha, pada
1986 merupakan bahan_kajian_menarik untuk
mempelajari peran invididu dari dua departemen
yang berbeda (Departemen Proses dan
Departemen Maintenance) mengambil keputusan
‘yang. berujung pada kegagalanmeninilkan
kerugian.
Sistem canaliran keputusansangat bertumpu
pada pendelegasian kewenangen, kematangan
tanggung jaweb, kecepatan bertindak, dan peran
‘yang proaktif dari setiap inividu dalam berbagai
fenjang yang berbeda dalam organisasi. Kegagalan
sistem dan alan keputusan akan menyebabkan
terlambatnya respon terhadap berbagai isco
‘yang telah terindentifkasi
‘Meskipun tidak cikategorikan
sebagai
‘elernen_ pengendali.risiko, sistem dan aliran
ulusan’ rmerupakan penentu bagi pemilinan
ial isiko apa yang sesuai, etek,
waktu yang diperlukan 4 yang harus dikuasai
an tenn «Eee
eeenerayvcns: “ee
1 diidentifixasi dan _ diantisipasi
Wengen? agar tidak terjadi kegagalan saat
bok 7 _aktivitas komunikasi ini, dijalankan,
~~ == 77 Sayangnya, selama in, praktisi 3 dan
pada akademisi K3 di Indonesia masin
menganggap komunikasi dan alur komunikasi
hanya sebagai aktivitas penyampaian atau
penerusan pesen semata, Tanpa perlu mencari
teknik/metode lepat atau menggunakan bahasa
yang sederhane dan mudah dipahami agar isi
pesan bisa tersempaikan tepat sasaran.
\si pesan yang perlu dikomunikasikan antara
lain standar, legal, good engineering practice,
prosedur,instrutsi, hasil identifikas’ bahaya, hasil
Investigasi insicen, hasil audit, can sebagainya,
Teknik penyampaian pesan, gesture dan postur
si penyampai pesan, seria kelugasan dalam
nemili kalimet_merupakan hal dasar yang
harus dikuasai si penyarnpai pesan, agar pesan
yang mengandung upaya meninilkan risiko dapat
tersampaikan dengan baik.
‘Apalagi jika terdapat kerumitan bahasa
dan aliran proses kerja pada suatu prosedur/
instruksi kerja, Dari hasil sejumlah investigasi
insiden terungkap bahwa ketidakpatuhan pada
instruksi dalam prosedur (by-pass. procedure)
mengakibatkan terjadinya insiden,
fanpa ada teknik penyampaian_pesan
yang. memadai, si penerima pesan tidak akan
mendapatkan isi pesan dengan baik. Sehingga
si penerima pesan tidak memberikan tanggapan
dengan benar. Bila kognitit tidak menanggapi,
maka tindakan yang. dilakukan akan berbeda
dengan apa yang diharapkan dari isi pesan
tersebut.
ROSLINORMANSYAH