Sei sulla pagina 1di 22

BAB I

Pendahuluan
Boiler merupakan bejana tertutup dimana panas pembakaran dialirkan ke air sampai
terbentuk air panas atau steam berupa energi kerja. Air adalah media yang berguna dan
murah untuk mengalirkan panas ke suatu proses. Air panas atau steam pada tekanan dan
suhu tertentu mempunyai nilai energi yang kemudian digunakan untuk mengalirkan panas
dalam bentuk energi kalor ke suatu proses. Jika air didihkan sampai menjadi steam, maka
volumenya akan meningkat sekitar 1600 kali, menghasilkan tenaga yang menyerupai bubuk
mesiu yang mudah meledak, sehingga sistem boiler merupakan peralatan yang harus
dikelola dan dijaga dengan sangat baik.

BAB II
TINJUAN PUSTAKA

2.1 Proses Kerja Boiler


Energi kalor yang dibangkitkan dalam sistem boiler memiliki nilai tekanan,
temperatur, dan laju aliran yang menentukan pemanfaatan steam yang akan digunakan.
Berdasarkan ketiga hal tersebut sistem boiler mengenal keadaan tekanan-temperatur
rendah (low pressure/LP), dan tekanan-temperatur tinggi (high pressure/HP), dengan
perbedaan itu pemanfaatan steam yang keluar dari sistem boiler dimanfaatkan dalam suatu
proses untuk memanasakan cairan dan menjalankan suatu mesin (commercial and
industrial boilers), atau membangkitkan energi listrik dengan merubah energi kalor menjadi
energi mekanik kemudian memutar generator sehingga menghasilkan energi listrik (power
boilers). Namun, ada juga yang menggabungkan kedua sistem boiler tersebut, yang
memanfaatkan tekanan-temperatur tinggi untuk membangkitkan energi listrik, kemudian sisa
steam dari turbin dengan keadaan tekanan-temperatur rendah dapat dimanfaatkan ke dalam
proses industri dengan bantuan heat recovery boiler.
Sistem boiler terdiri dari sistem air umpan, sistem steam, dan sistem bahan bakar.
Sistem air umpan menyediakan air untuk boiler secara otomatis sesuai dengan kebutuhan
steam. Berbagai kran disediakan untuk keperluan perawatan dan perbaikan dari sistem air
umpan, penanganan air umpan diperlukan sebagai bentuk pemeliharaan untuk mencegah
terjadi kerusakan dari sistem steam. Sistem steam mengumpulkan dan mengontrol produksi
steam dalam boiler. Steam dialirkan melalui sistem pemipaan ke titik pengguna. Pada
keseluruhan sistem, tekanan steam diatur menggunakan kran dan dipantau dengan alat
pemantau tekanan. Sistem bahan bakar adalah semua perlatan yang digunakan untuk
menyediakan bahan bakar untuk menghasilkan panas yang dibutuhkan. Peralatan yang
diperlukan pada sistem bahan bakar tergantung pada jenis bahan bakar yang digunakan
pada sistem.
Sebelum menjelaskan keanekaragaman boiler, perlu diketahui komponen dari boiler yang
mendukung teciptanya steam, berikut komponen-komponen boiler:
Furnace

Komponen ini merupakan tempat pembakaran bahan bakar. Beberapa bagian dari
furnace siantaranya : refractory, ruang perapian, burner, exhaust for flue gas, charge
and discharge door .
Steam Drum
Komponen ini merupakan tempat penampungan air panas dan pembangkitan
steam. Steam masih bersifat jenuh (saturated steam).
Superheater
Komponen ini merupakan tempat pengeringan steam dan siap dikirim melalui main
steam pipe dan siap untuk menggerakkan turbin uap atau menjalankan proses
industri.
Air Heater
Komponen ini merupakan ruangan pemanas yang digunakan untuk memanaskan
udara luar yang diserap untuk meminimalisasi udara yang lembab yang akan masuk
ke dalam tungku pembakaran.
Economizer
Komponen ini merupakan ruangan pemanas yang digunakan untuk memanaskan air
dari air yang terkondensasi dari sistem sebelumnya maupun air umpan baru.
Safety valve
Komponen ini merupakan saluran buang steam jika terjadi keadaan dimana tekanan
steam melebihi kemampuan boiler menahan tekanan steam.
Blowdown valve
Komponen ini merupakan saluran yang berfungsi membuang endapan yang berada
di dalam pipa steam.
2.2. Klasifikasi Boiler
Setelah mengetahui proses singkat, sistem boiler, dan komponen pembentuk sistem boiler,
perlu diketahui keanekaragaman boiler. Berbagai bentuk boiler telah berkembang mengikuti
kemajuan teknologi dan evaluasi dari produk-produk boiler sebelumnya yang dipengaruhi
oleh gas buang boiler yang mempengaruhi lingkungan dan produk steam seperti apa yang
akan dihasilkan. Berikut klasifikasi boiler yang telah dikembangkan:
2.2.1.

Berdasarkan tipe pipa :

Fire Tube
Tipe boiler pipa api memiliki karakteristik : menghasilkan kapasitas dan tekanan steam
yang rendah.

Cara kerja : proses pengapian terjadi didalam pipa, kemudian panas yang dihasilkan
dihantarkan langsung kedalam boiler yang berisi air. Besar dan konstruksi boiler
mempengaruhi kapasitas dan tekanan yang dihasilkan boiler tersebut.

Water Tube
Tipe boiler pipa air memiliki karakteristik : menghasilkan kapasitas dan tekanan steam
yang tinggi.
Cara Kerja : proses pengapian terjadi diluar pipa, kemudian panas yang dihasilkan
memanaskan pipa yang berisi air dan sebelumnya air tersebut dikondisikan terlebih
dahulu melalui economizer, kemudian steam yang dihasilkan terlebih dahulu
dikumpulkan di dalam sebuah steam-drum. Sampai tekanan dan temperatur sesuai,
melalui tahap secondary superheater dan primary superheater baru steam dilepaskan
ke pipa utama distribusi. Didalam pipa air, air yang mengalir harus dikondisikan terhadap
mineral atau kandungan lainnya yang larut di dalam air tesebut. Hal ini merupakan faktor
utama yang harus diperhatikan terhadap tipe ini.

Tabel 1.1. Keuntungan dan kerugian boiler berdasarkan tipe pipa.


No.
1

Tipe Boiler
Fire Tube

Keuntungan
Proses pemasangan
mudah dan cepat, Tidak
membutuhkan setting
khusus
Investasi awal boiler ini
murah
Bentuknya lebih compact
dan portable
Tidak membutuhkan area
yang besar untuk 1 HP
boiler

Water Tube

Kapasitas steam besar


sampai 450 TPH
Tekanan operasi
mencapai 100 bar
Nilai effisiensinya relatif
lebih tinggi dari fire tube
boiler
Tungku mudah dijangkau
untuk melakukan
pemeriksaan,

Kerugian
Tekanan operasi steam
terbatas untuk tekanan
rendah 18 bar
Kapasitas steam relatif kecil
(13.5 TPH) jika diabndingkan
dengan water tube
Tempat pembakarannya sulit
dijangkau untuk dibersihkan,
diperbaiki, dan diperiksa
kondisinya.
Nilai effisiensinya rendah,
karena banyak energi kalor
yang terbuang langsung
menuju stack
Proses konstruksi lebih
detail
Investasi awal relatif lebih
mahal
Penanganan air yang masuk
ke dalam boiler perlu dijaga,
karena lebih sensitif untuk
sistem ini, perlu komponen
pendukung untuk hal ini
Karena mampu
menghasilkan kapasitas dan
tekanan steam yang lebih

pembersihan, dan
perbaikan.

besar, maka konstruksinya


dibutuhkan area yang luas

2.2.2 Berdasarkan bahan bakar yang digunakan :


Solid Fuel
Tipe boiler bahan bakar padat memiliki karakteristik : harga bahan baku pembakaran
relatif lebih murah dibandingkan dengan boiler yang menggunakan bahan bakar cair dan
listrik. Nilai effisiensi dari tipe ini lebih baik jika dibandingkan dengan boiler tipe listrik.
Cara kerja : pemanasan yang terjadi akibat pembakaran antara percampuran bahan
bakar padat (batu bara, baggase, rejected product, sampah kota, kayu) dengan oksigen
dan sumber panas.
Oil Fuel
Tipe boiler bahan bakar cair memiliki karakteristik : harga bahan baku pembakaran
paling mahal dibandingkan dengan semua tipe. Nilai effisiensi dari tipe ini lebih baik jika
dbandingkan dengan boiler bahan bakar padat dan listrik.
Cara kerja : pemanasan yang terjadi akibat pembakaran antara percampuran bahan
bakar cair (solar, IDO, residu, kerosin) dengan oksigen dan sumber panas.
Gaseous Fuel
Tipe boiler bahan bakar gas memiliki karakteristik : harga bahan baku pembakaran
paling murah dibandingkan dengan semua tipe boiler. Nilai effisiensi dari tipe ini lebih
baik jika dibandingkan dengan semua tipe boiler berdasarkan bahan bakar.
Cara kerja : pembakaran yang terjadi akibat percampuran bahan bakar gas (LNG)
dengan oksigen dan sumber panas.
Electric
Tipe boiler listrik memiliki karakteristik : harga bahan baku pemanasan relatif lebih murah
dibandingkan dengan boiler yang menggunakan bahan bakar cair. Nilai effisiensi dari
tipe ini paling rendah jika dbandingkan dengan semua tipe boiler berdasarkan bahan
bakarnya.
Cara kerja : pemanasan yang terjadi akibat sumber listrik yang menyuplai sumber
panas.

Tabel 2.2. Keuntungan dan kerugian boiler berdasarkan bahan bakar.


No.

Tipe Boiler

Solid Fuel

Keuntungan
Bahan baku mudah
didapatkan.
Murah konstruksinya.

Oil Fuel

Gaseous Fuel

Sisa pembakaran tidak


banyak dan lebih mudah
dibersihkan.
Bahan bakunya mudah
didapatkan.
Harga bahan bakar paling
murah.
Paling baik nilai
effisiensinya.

2.2.3.

Electric

Paling mudah
perawatannya.
Mudah konstruksinya dan
mudah didapatkan
sumbernya.

Kerugian
Sisa pembakaran sulit
dibersihkan
Sulit mendapatkan bahan
baku yang baik.
Harga bahan baku paling
mahal.
Mahal konstruksinya.
Mahal konstruksinya.
Sulit didapatkan bahan
bakunya, harus ada jalur
distribusi.
Paling buruk nilai
effisiensinya.
Temperatur pembakaran
paling rendah.

Berdasarkan kegunaan boiler :

Power Boiler
Tipe power boiler memiliki karakteristik : kegunaan utamanya sebagai penghasil steam
sebagai pembangkit listrik, dan sisa steam digunakan untuk menjalankan proses
industri.
Cara kerja : steam yang dihasilkan boiler ini menggunakan tipe water tube boiler, hasil
steam yang dihasilkan memiliki tekanan dan kapasitas yang besar, sehingga mampu
memutar steam turbin dan menghasilkan listrik dari generator.
Industrial Boiler
Tipe industrial boiler memiliki karakteristik : kegunaan utamanya sebagai penghasil
steam atau air panas untuk menjalankan proses industri dan sebagai tambahan
pemanas.
Cara kerja : steam yang dihasilkan boiler ini dapat menggunakan tipe water tube atau
fire tube boiler, hasil steam yang dihasilkan memiliki kapasitas yang besar dan tekanan
yang sedang.
Commercial Boiler
Tipe commercial boiler memiliki karakteristik : kegunaan utamanya sebagai penghasil
steam atau air panas sebagai pemanas dan sebagai tambahan untuk menjalankan
proses operasi komersial.

Cara kerja : steam yang dihasilkan boiler ini dapat menggunakan tipe water tube atau
fire tube boiler, hasil steam yang dihasilkan memiliki kapasitas yang besar dan tekanan
yang rendah.
Residential Boiler
Tipe residential boiler memiliki karakteristik : kegunaan utamanya sebagai penghasil
steam atau air panas tekanan rendah yang digunakan untuk perumahan.
Cara kerja : steam yang dihasilkan boiler ini menggunakan tipe fire tube boiler, hasil
steam yang dihasilkan memiliki tekanan dan kapasitas yang rendah
Heat Recovery Boiler
Tipe heat recovery boiler memiliki karakteristik : kegunaan utamanya sebagai penghasil
steam dari uap panas yang tidak terpakai. Hasil steam ini digunakan untuk menjalankan
proses industri.
Cara kerja : steam yang dihasilkan boiler ini menggunakan tipe water tube boiler atau
fire tube boiler, hasil steam yang dihasilkan memiliki tekanan dan kapasitas yang besar.
Tabel 1.3. Keuntungan dan kerugian boiler berdasarkan kegunaan.
No.
1

1.2.4.

Tipe Boiler
Power Boiler

Industrial Boiler

Commercial
Boiler

Residential
Boiler

Heat Recovery
Boiler

Keuntungan
Dapat menghasilkan
listrik dan sisa steam
dapat menjalankan
proses industri.
Steam yang dihasilkan
memiliki tekanan tinggi
Penanganan boiler lebih
mudah.
Konstruksi awal relatif
murah.
Penanganan boiler lebih
mudah.
Konstruksi awal relatif
murah.
Penanganan boiler lebih
mudah.
Konstruksi awal relatif
murah.
Penanganan boiler lebih
mudah.
Konstruksi awal relatif
murah.

Kerugian
Konstruksi awal relatif
mahal.
Perlu diperhatikan faktor
safety.
Steam yang dihasilkan
memiliki tekanan rendah.

Steam yang dihasilkan


memiliki tekanan rendah.

Steam yang dihasilkan


memiliki tekanan rendah.

Steam yang dihasilkan


memiliki tekanan rendah.

Berdasarkan konstruksi boiler :

Package Boiler
Tipe package boiler memiliki karakteristik : perakitan boiler dilakukan di pabrik pembuat,
pengiriman langsung dalam bentuk boiler.

Site Erected Boiler


Tipe site erected boiler memiliki karakteristik : perakitan boiler dilakukan di tempat akan
berdirinya boiler tersebut, pengiriman dilakukan per komponen.
Tabel 1.4. Keuntungan dan kerugian boiler berdasarkan konstruksi.
No.

Tipe Boiler

Package Boiler

2.2.5.

Site Erected
Boiler

Keuntungan
Mudah pengirimannya.
Dibutuhkan waktu yang
singkat untuk
mengoprasikan setelah
pengiriman.
Tekanan dan kapasitas
kerjanya dapat
disesuaikan keinginan.
Komponen-komponen
boiler dapat dipadukan
dengan produsen lain.

Kerugian
Terbatas tekanan dan
kapasitas kerjanya.
Komponen-komponen boiler
tergantung pada produsen
boiler.
Sulit pengirimannya,
memakan biaya yang mahal.
Perlu waktu yang cukup
lama setelah boiler berdiri,
setelah proses pengiriman.

Berdasarkan tekanan kerja boiler :

Low Pressure Boilers


Tipe low pressure boiler memiliki karakteristik : tipe ini memiliki tekanan steam operasi
kurang dari 15 psig atau menghasilkan air panas dengan tekanan dibawah 160 psig atau
temperatur dibawah 250 0F
High Pressure Boilers
Tipe high pressure boiler memiliki karakteristik : tipe ini memiliki tekanan steam operasi
diatas 15 psig atau menghasilkan air panas dengan tekanan diatas 160 psig atau
temperatur diatas 250 0F

Tabel 2.5. Keuntungan dan kerugian boiler berdasarkan tekanan kerja.


No.
1

Tipe Boiler
Low Pressure

High Pressure

Keuntungan
Tekanan rendah sehingga
penanganannya tidak
terlalu rumit
Area yang dibutuhkan
tidak terlalu besar, dan
biaya konstruksi tidak
lebih mahal dari high
pressure boiler
Tekanan yang dihasilkan
tinggi sehingga dapat
membangkitkan listrik
dan sisanya dapat didaur
ulang untuk
mengoprasikan proses
industri

Kerugian
Tekanan yang dihasilkan
rendah, tidak dapat
membangkitkan listrik.

Tekanan tinggi sehingga


penanganannya perlu
diperhatikan aspek
keselamatannya.
Area yang dibutuhkan besar
dan biaya konstruksi lebih
mahal dari low pressure
boiler

2.2.6.

Berdasarkan cara pembakaran bahan bakar :

Stoker Combustion
Tipe stoker combustion memiliki karakteristik : tipe ini memanfaatkan bahan bakar padat
untuk melakukan pembakaran, bahan bakar padat dimasukkan kedalam ruang
pembakaran melalui conveyor ataupun manual. Tipe ini memiliki sisa pembakaran yang
harus diatangani berupa bottom ash atau fly ash yang dapat mencemari lingkungan.
Pulverized Coal
Cara kerja : proses ini menghancurkan batu bara dengan ball mill atau roller mill
sehingga batu bara memiliki ukuran kurang dari 1 mm. kemudian batu bara berupa
bubuk ini disemprotkan ke dalam ruang pembakaran.
Fluidized Coal
Cara kerja : proses ini menghancurkan batu bara dengan crusher, sehingga batu bara
memiliki ukuran kurang dari 2 mm. Pada proses ini pembakaran dilakukan dalam lapisan
pasir, batu bara akan langsung membara jika mengenai pasir.
Firing Combustion
Tipe firing memiliki karakteristik : tipe ini memanfaatkan bahan bakar cair, padat, dan gas
untuk melakukan pembakaran, pemanasan yang terjadi lebih merata.
Cara kerja : bahan bakar cair digunakan sebagai preliminary firing fuel dimasukkan
kedalam ruang pembakaran melalui oil gun. Setelah tercapai temperatur yang sesuai,
pembakaran diambil alih oleh coal nozzle atau gas nozzle.

Tabel 2.6. Keuntungan dan kerugian boiler berdasarkan pembakaran.


No.
1

Tipe Boiler
Stoker
Combustion

Keuntungan
Konstruksinya relatif
sederhana.

Pulverized

Efisiensi relatif tinggi

Kerugian
Limbah yang diproduksi
pembakaran lebih banyak
Panas yang dihasilkan
kurang merata jika tidak ada
komponen pendukung.
Effisiensi relatif rendah
Konstruksinya rumit dan
membutuhkan dana
investasi yang mahal.

Proses pembakaran lebih


merata pada tungku
pembakaran.
3

2.2.7.

Fluidized Bed

Firing

Efisiensi relatif tinggi


Suhu pembakaran tidak
mencapai suhu 1000 0C
sehingga tidak
menimbulkan NOX
Limbah yang diproduksi
pembakaran lebih sedikit
Panas yang dihasilkan
lebih merata
Effisiensi relatif lebih baik

Konstruksinya rumit dan


membutuhkan dana
investasi yang mahal.

Konstruksi relatif rumit, perlu


nozzle.

Berdasarkan material penyusun boiler :

Steel
Tipe boiler dari bahan steel memiliki karakteristik : bahan baku utama boiler terbuat
menggunakan steel pada daerah steam.
Cast Iron
Tipe boiler dari bahan cast iron memiliki karakteristik : bahan baku utama boiler terbuat
menggunakan besi corpada daerah steam.
Tabel 2.7. Keuntungan dan kerugian boiler berdasarkan material.
No.
1

Tipe Boiler
Steel

Cast Iron

Keuntungan
Kuat dan tahan lama.
Dapat dialiri steam untuk
tekanan tinggi.
Biaya relatif murah.
Konstruksi lebih
sederhana.

Kerugian
Biaya relatif mahal.
Konstruksi lebih rumit.
Rentan dan mudah rusak.
Dapat dialiri steam untuk
tekanan yang terbatas.

2.2.8 Ketel Uap (Boiler) di Pabrik Kelapa Sawit


Dalam pabrik kelapa sawit Ketel uap (Boiler) merupakan jantung dari
sebuah pabrik kelapa sawit. Dimana, ketel uap ini lah yang menjadi sumber
tenaga dan sumber uap yang akan dipakai untuk mengolah kelapa sawit. disini
kita akan membahas sedikit tentang ketel uap yang digunakan dalam pabrik
kelapa sawit
Sebelum kita membahas ketel uap yang digunakan dipabrik kelapa sawit. ada
baiknya kalau kita mengetahui dahulu apa itu ketel uap dan berfungsi sebagai
apa.
Ketel uap merupakan suatu alat konversi energi yang merubah Air menjadi Uap
dengan cara pemanasan dan panas yang dibutuhkan air untuk penguapan
diperoleh dari pembakaran bahan bakar pada ruang bakar ketel uap.
Uap (energi kalor) yang dihasilkan ketel uap dapat digunakan pada semua
peralatan yang membutuhkan uap di pabrik kelapa sawit, terutama turbin. Turbin
disini adalah turbin uap dimana sumber penggerak generatornya adalah uap
yang dihasilkan dari ketel uap. selain turbin alat lain di pabrik kelapa sawit yang
membutuhkan uap seperti di sterilizer (Alat untuk memasak TBS) dan distasiun
pemurnian minyak (Klarifikasi). oleh karena itu kualitas uap yang dihasilkan
harus sesuai dengan kebutuhan yang ada dipabrik kelapa sawit tersebut. karena
jika tidak akan mengganggu proses pengolahan dipabrik kelapa sawit.

Gambar sirkulasi air pada pipa ketel uap

2.8.1 Bahan Bakar Ketel Uap


Agar kualitas uap yang dihasilkan dari ketel uap sesuai dengan yang
diinginkan/dibutuhkan maka dibutuhkan sejumlah panas untuk menguapkan air
tersebut, dimana panas tersebut diperoleh dari pembakaran bahan bakar di
ruang bakar ketel. Untuk mendapatkan pembakaran yang sempurna didalam
ketel maka diperlukan beberapa syarat, yaitu:

1. Perbandingan pemakaian bahan bakar harus sesuai (cangkang dan


serabut)
2. Udara yang dipakai harus mencukupi
3. Waktu yang diperlukan untutk proses pembakaran harus cukup.
4. Panas yang cukup untuk memulai pembakaran
5. Kerapatan yang cukup untuk merambatkan nyala api
Dalam hal ini bahan bakar yang digunakan adalah serabut dan cangkang,
Adapaun alasan mengapa digunakan serabut dan cangkang sebagai bahan bakar
adalah :

1.

Bahan bakar cangkang dan serabut cukup tersedia dan mudah diperoleh

dipabrik.
2.

Cangkang dan serabut merupakan limbah dari pabrik kelapa sawit apabila

tidak digunakan.
3.

Nilai kalor bahan bakar cangkang dan serabut memenuhi persyaratan untuk

menghasilkan panas yang dibutuhkan.


4.

Sisa pembakaran bahan bakar dapat digunakan serbagai pupuk untuk

tanaman kelapa sawit.

5.

Harga lebih ekonomis.

Cangkang adalah sejenis bahan bakar padat yang berwarna hitam


berbentuk seperti batok kelapa dan agak bulat, terdapat pada bagian dalam
pada buah kelapa sawit yang diselubungi oleh serabut.
Pada bahan bakar cangkang ini terdapat berbagai unsur kimia antara lain :
Carbon (C), Hidrogen (H 2), Nitrogen (N2), Oksigen (O2) dan Abu. Dimana unsur
kimia yang terkandung pada cangkang mempunyai persentase (%) yang
berbeda jumlahnya., bahan bakar cangkang ini setelah mengalami proses
pembakaran akan berubah menjadi arang, kemudian arang tersebut dengan
adanya udara pada dapur akan terbang sebagai ukuran partikel kecil yang
dinamakan peatikel pijar.
Apabila pemakaian cangkang ini terlalu banyak dari serabut akan
menghambat proses pembakaran akibat penumpukan arang dan nyala api
kurang sempurna, dan jika cangkang digunakan sedikit, panas yang dihasilkan
akan rendah.karena cangkang apabila dibakar akan mengeluarkan panas yan
besar.
Serabut adalah bahan bakar padat yang bebentuk seperti rambut, apabila
telah mengalami proses pengolahan berwarna coklat muda, serabut ini terdapat
dibagian kedua dari buah kelapa sawit setelah kulit buah kelapa sawit.didalam
serabut dan daging buah sawitlah minyak CPO terkandung.
Panas yang dihasilkan serabut jumlahnya lebih kecil dari yang dihasilkan
oleh cangkang, oleh karena itu perbandingan lebih besar serabut dari pada
cangkang.disamping serabut lebih cepat habis menjadi abu apabila dibakar,
pemakaian serabut yang berlebihan akan berdampak buruk pada proses
pembakaran karena dapat menghambat proses perambatan panas pada pipa

water wall, akibat abu hasil pembakaran beterbangan dalam ruang dapur dan
menutupi pipa water wall,disamping mempersulit pembuangan dari pintu
ekspansion

door

(Pintu

keluar untuk

abu

dan

arang) akibat

terjadinya

penumpukan yang berlebihan.

Nama Unsur
Carbon (C)

Serabut

Cangkang

40,15

61,34

Hidrogen (H2)

4,25

Oksigen (O2)

30,12

31,16

Nitrogen (N2)

22,29

2,45

3,19

1,8

Abu (A)

3,25

Tabel dibawah ini menunjukkan komposisi unsur yang ada pada serabut
dan cangkang.

Tabel.1. Komposisi Bahan Bakar

Gambar Serabut kelapa sawit

Gambar cangkang sawit

Ketel uap yang digunakan di pabrik kelapa sawit biasanya adalah ketel uap
dengan kapasitas uap 20.000 Kg uap/jam dan dengan tekanan 20 kg/cm2.
dimana dibutuhkan 2 unit boiler untuk pabrik kelapa sawit dengan kapasitas olah
45 ton TBS/jam.

Gambar Boiler yang digunakan di Pabrik Kelapa Sawit

Sebagian besar ketel uap yang digunakan pada pabrik kelapa sawit adalah
ketel uap yang menghasilkan uap superheated, dimana uap ini digunakan
pertama kali untuk memutar turbin sebagai pembangkit tenaga listrik kemudian
sisa uap dari pembangkit tersebut digunakan sebagai pemanasan TBS pada
sterilizer.
Menurut jenisnya ketel uap terbagi menjadi 2 bagia yaitu : ketel pipa air dan
ketel pipa api. ketel yang digunakan pada pabrik kelapa sawit adalah ketel pipa
air. maksudnya adalah air berada didalam pipa dipanaskan oleh api yang berada
diluar pipa air.
Untuk menghitung kapasitau uapa pada ketel uap yang dibutuhkan adalah
dengan :
- kebutuhan uap pada pabrik kelapa sawit adalah 0.6 ton uap/ton TBS
- Jadi untuk pabrik 45 ton membutuhkan boiler = 45 ton x 0.6 = 27 ton uap/jam
Maka dari itu dibutuhkan 2 unit ketel uap dengan kapasita uap 20 ton uap/jam
pada masing-masing ketel uap.
Biasanya bolier yang digunakan di pabrik kelapa sawit memiliki spesifikasi
sebagai berikut:
1. Kapasita Uap

: 20 Ton/jam

2. Temperatur Uap

: 280 C

3. Tekanan Uap

: 20 kg/cm2

4. Temperatur air umpan


5. Effisiensi Ketel Uap
6. Pemakaian bahan bakar
cangkang.

: 90 C
: 75 %
: 75% serabut dan 25%

BAB III
TUGAS KHUSUS

3. 1.

Pemeliharaan Berdasarkan Periode (Time Based Maintenance)

Pada umumnya ada tiga jenis pemeliharaan periodik yang ada pada turbin uap
yaitu :
Simple Inspection atau Si (

8.000 jam operasi)

Mean Inspection atau Me ( 16.000 jam operasi)


Serious Inspection atau Se (

32.000 jam operasi)

Dalam Mean Inspection, terdapat pekerjaan yang sama dengan Simple


Inspection yang ditambah dengan beberapa pekerjaan lain yang diperlukan,
demikian juga halnya dengan Serious Inspection akan ada pekerjaan yang sama
dengan Mean Inspection yang ditambah dengan beberapa pekerjaanlain yang
harus dilakukan sesuai dengan Maintenance Manual Book.
Serious Inspection juga dilakukan pada tahun pertama operasi, hal ini biasanya
disebut First Year Inspection. Hal ini sangat penting dilakukan untuk mengamati
kemungkinan kerusakan yang terjadi dan juga dapat digunakan untuk
mendapatkan jaminan atau garansi dari kontraktor atau pabrik pembuat turbin
uap yang bersangkutan. First Year Inspection biasanya dilakukan oleh kontraktor
atau pabrik pembuatnya.
Siklus inspection tersebut diatas apabila dihitung dari saat dimulainya operasi
turbin uap akan berurutan sebagai berikut :

3.2.

Pemeliharaan Berdasarkan Kondisi (Condition Based Maintenance)

Pemeliharaan yang waktu pelaksanaannya direncanakan sebelumnya,


berdasarkan data operasi yang dicatat dan unit diberhentikan beberapa saat
sebelum sampai pada kondisi rusak. Apabila pemberhentian mesin dilaksanakan
atas hasil analisa data, maka disebut pemeliharaan prediktif.
Pemeliharaan berdasarkan kondisi pada umumnya dibagi dua macam yaitu :
Pemeliharaan dalam keadaan beroperasi (In Service Maintenance)
Pemeliharaan dalam keadaan tidak beroperasi (Outage Maintenance)

a.

Pemeliharaan Dalam Keadaan Beroperasi

Pemeliharaan dalam keadaan beroperasi adalah pekerjaan yang dilakukan tanpa


mengganggu jalannya operasi turbin. Pada umumnya pekerjaan yang dilakukan
adalah pekerjaan-pekerjaan ringan seperti pembersihan, pengukuran,
pengamatan dan sebagainya pada turbin maupun peralatan bantunya.
Pemeliharaan dalam keadaan beroperasi mencakup :
Pemeliharaan Rutin
Beberapa pemeliharaan rutin yang dapat dilakukan pada saat turbin beroperasi,
diantaranya :
o Penambahan grease pada bagian yang memerlukannya

o Menambah minyak pelumas ke dalam tangki


o Membersihkan minyak pelumas melalui instalasi pemurniminyak pelumas.
o Membuang air dan lumpur melalui drain tangki minyak pelumas dan
memeriksa kondisi minyak pelumas.
o Mengencangkan baut-baut yang longgar
o Menutup atau mengurangi kebocoran pada seal katup-katup.

Peralatan Stand-by
Beberapa peralatan bantu untuk mengoperasikan turbin uap memiliki unit
cadangan atau stand-by, sehingga apabila peralatan bantu tersebut memiliki
unit cadangan,maka unit cadangan itu dapat dipelihara seperti dalam keadaan
stop.

Pengaman Turbin
Pemeliharaan lengkap dari pengaman turbin beserta sistemnya dilakukan pada
saat turbin tidak beroperasi, akan tetapi untuk melihat unjuk kerja dari peralatan
pengaman tersebut, banyak pabrikan turbin membuat peralatan pengamatan
yang dapat diuji pada saat turbin bekerja dengan cara pengujian simulasi.
Pengujian pada saat bekerja ini amat riskan, karena dapat menyebabkan turbin
akan trip apabila tidak dilakukan dengan benar dan sangat berhati-hati.

Turbin Supervisory
Pengamatan terhadap pengukuran yang didapat dari peralatan turbine
supervisory haruslah dicatat, diamati dan dievaluasi dengan tepat untuk melihat
gejala kerusakan yang terjadi dan parameter-parameter itu tidak boleh
dilampaui.
Peralatan turbin supervisory adalah alat-alat untuk mengukur eksentrisitas,
getaran, temperatur bantalan, kecepatan, posisi rotor dan pemakaian trhust
bearing.
Kebersihan

Dalam pemeliharaan turbin uap, kebersihan sangat besar pengaruhnya terhadap


keamanan operasi turbin, oleh sebab itu kebersihan pada saat turbin beroperasi
tidak boleh ditinggalkan, seperti kebocoran minyak pelumas.

b.

Pemeliharaan Dalam Keadaan Tidak Beroperasi

Biasanya pemeliharaan dalam keadaan tidak beroperasi dapat dilakukan pada


saat periodic inspection yaitu pada simple inspection, mean inspection dan
seirous inspection.
Pada keadaan tertentu dapat dilakukan juga pemeliharaan tak terjadwal, tetapi
hal ini tidak boleh melampaui lama waktu yang diperlukan oleh kegiatan utama
dan ini hanya dilakukan pada peralatan yang pada pengamatan sebelumnya
menunjukkan adanya kelainan.
Dalam sifat pemeliharaan seperti ini harus memperhatikan schedule inspection
yang baik sehingga urutan satu pekerjaan dengan pekerjaan yang lainnya dapat
dilaksanakan dengan sebaik-baiknya tanpa ada waktu yang terbuang. Schedule
yang baik akan mempercepat penyelesaian pekerjaan dan mengurangi biaya
inspection.
Pemeliharaan dalam keadaan beroperasi mencakup :
Pemeliharaan Rotor Turbin
Pemeliharaan simple inspection pada rotor turbin dilakukan tanpa harus
mengangkat upper casing. Hal ini hanya berupa pemeriksaan pada sudu turbin
tingkat akhir dengan jalan melihatnya dari bagian atas kondensor setelah
menhole disisi turbin exhaust dibuka. Pemeriksaan yang dilakukan diantaranya
adalah :
o Kemungkinan adanya kerak yang menempel pada sudu akhir.
o Kemungkinan terjadinya keretakan.
o Kemungkinan terjadinya gesekan.
o Kerusakan akibat benda asing.
o Korosi dan erosi.
Sedangkan pada mean inspection dan serious inspection, seluruh bagian atas
rotor diperiksa dan diperbaiki. Pemeriksaan dilakukan dengan cara membuka
upper casing, melepas kopling, membuka bantalan dan komponen lainnya
hingga rotor dapat diangkat dan ditopang pada dudukan khusus yang
disediakan. Pengangkatan ini harus dilakukan dengan hati-hati karena sangat
sempitnya clearance antara rotor dan stator turbin.
Pemeliharaan Stator Turbin

Pemeliharaan ini dilakukan dengan terlebih dahulu membuka upper casing,


kemudian angkat rotor dengan hati-hati, lalu lakukan pekerjaan pemeliharaan,
pemeriksaan dan perbaikannya, yaitu :
o Periksa adanya kerak pada sudu tetap, bersihkan dengan sand-blast.
o Laksanakan pemeriksan pada permukaan flanges upper dan lower casing.
o Bersihkan ulir-ulir pada baut dan mur.
o Periksa bekas bocoran uap melalui celah pada flanges antara upper dan lower
casing.
o Periksa akibat korosi dan erosi pada labyrinth dan sudu-sudu.
o Periksa dan perbaiki kerusakan pada sudu-sudu tetap.
o Periksa keretakan-keretakan pada setiap bagian stator.
Setelah pekerjaan pemeliharaan selesai, maka perakitan kembali dilakukan.
Pengencangan baut harus melihat daftar besarnya momen penguncian yang
dikeluarkan pabrik. Perlu diperhatikan juga urutan pemasangan baut terutama
pada flange antara upper dan lower casing.
Pemeriksaan Bantalan
Turbin uap memiliki dua jenis bantalan yaitu bantalan journal aksial dan bantalan
aksial (thrust bearing). Pemeriksaan dan pemeliharaan pada bantalan-bantalan
ini dilakukan baik pada Si, Me maupun Se.
Pemeriksaan yang perlu dilakukan diantaranya :
o Pengukuran Clearance.
o Pemeriksaan bekas kontak / gesekan antara journal dengan bearing.
o Goresan-goresan pada permukaan babbit (white metal).
o Babbit yang terkelupas.
o Keretakan.
o Cacat cathodic.
Pemeriksaan Labyrinth (Gland seal)
Pada Si, labyrinth tidak dibuka karena tidak dilakukan pemeriksaan terhadapnya,
tetapi hanya dilakukan pemeriksaan pada sistem uap perapatnya. Sedangkan
pada Me dan Se juga dilakukan pemeriksaan pada keadaan labyrinth-nya.
Penyetelan Clerance Rotor dan Stator
Jarak celah atau clerance antara rotor turbin dan stator, terutama pada sisi
tekanan tinggi sangatlah sempit dan kemungkinan akan terjadinya gesekan

antara rotor dengan stator apabila celah ini tidak disetel dengan baik. Jarak
clerance ini telah ditetapkan oleh pabrikan dan penyetelannya harus dalam
batas-batas yang ditentukan pabrikan.
Pengukuran dapat dilakukan dengan fuller, dial gauge, kawat timah dan alat ukur
lainnya.
Penyebarisan Poros
Dalam kenyataannya posisi turbin dalam keadaan diam dan dingin, tidak lurus
sama sekali, sehingga posisi satu poros dengan poros lainnya tidak lurus/
sebaris, misalnya poros turbin dengan poros generator, atau poros turbin
tekanan tinggi dengan poros turbin tekanan rendah. Ketidaksebarisan ini
diakibatkan oleh melengkungnya poros akibat dibebani rotor. Besarnya
kelelngkungan akan tergantung dari beban rotor dan kekakuan poros.
Dengan demikian satu poros dengan poros lainnya sengaja tidak dibuat sebaris,
akan tetapi dibuat sedemikian rupa sehingga ada ketidaksebarisan yang
besarnya sudah ditentukan oleh pabrik pembuat. Diharapkan pada saat turbin
berputar dan panas, posisi poros akan menjadi sebaris baik arah aksial maupun
radial.
Dalam pelaksanaan penyebarisan pada turbin generator tertentu harus sesuai
dengan ketentuan pabrik.

Pemeliharaan Sistem Governor


Pemeliharaan ini meliputi pemeilharaan terhadap katup uap utama, katup
pengatur (governor valve) dan intercept valve serta sistem kontrol governor dan
proteksi putaran lebih (over speed).
Hal-hal yang dilakukan mencakup pemeriksaan, pembersihan dan perbaikan
atau penggantian komponen yang rusak.
Setelah dilakukan pemeriksaan dan perbaikan pada katup-katup, kemudian
dilakukan penyetelan kembali yang sesuai dengan ketetapan yang berlaku.
Pengujian pada Peralatan Proteksi
Setelah pekerjaan inspection selesai dilakukan, perlu adanya pengujian pada
peralatan proteksi untuk menjamin agar turbin bekerja dengan aman. Pengujian
dilakukan pada :
o Overspeed trip
o Low bearing oil pressure trip

Potrebbero piacerti anche