Sei sulla pagina 1di 7

Why do Students Drop Out of School?

Some American high schools have a dropout rate of up to 50%. There are
many reasons for students leaving school, which are for two thirds of the
dropouts motivation is the problem. They cant just work hard enough, almost
half of them said that they had missed so many classes that they could not
catch up any more, many said that they were not prepared well enough in
their earlier school and for a third of them getting a job was more important
than finishing school.
High school dropouts have more problems in society and in their future lives.
They are more likely to be unemployed or live in poverty. There is also a big
difference in income if you compare high school dropouts with graduates.
According to data by the US Census bureau Americans with a bachelors
degree earn about $ 50,000 , those with a high school diploma about
$28,000 and dropouts only about $ 20,000.
Many pupils do not understand the implications of dropping out of school.
They often demand better teachers, more lessons to catch up in subjects and
more help with learning problems. Some schools have adopted to this
situation. They offer evening classes or allow students to come back at a later
age.

Words that are not understood:
1. could not catch up: tidak bisa
mengejar
2. bachelors degree : gelar sarjana
3. demand : permintaan
4. important : penting
5. According : menurut
6. Unemployed : pengangguran



Fitrah Fatimah Fauziah (XII AP1)
Procedure How To Use an Iron

1. Preparing an iron board, a bottle of fabric freshener, and an iron.
2. Cover the ironing board with some clothes. Make sure that it's thick
enough.
3. Check to see if the clothing can be ironed. Look at the tags to see if they
provide ironing instructions.
4. Set up the ironing area. Use a sturdy table or ironing board.
5. Fill the irons water reservoir, if it has one.
6. Plug the iron cable into the wall outlet.
7. Set the iron on the appropriate setting and let it heat up.
8. Begin ironing by laying your garment flat on the board. Make sure there
are no wrinkles.
9. Begin ironing. Do not let the iron sit still on the garment.
10. Turn the clothing over and iron the other side.
11. Hang the clothing on a hanger immediately to prevent re-wrinkling.

Words that are not understood:
1. Provide : menyediakan 4. Laying : peletakan
2. Sturdy table : meja yang kokoh 5. Begin : mulai
3. Appropriate : sesuai/tepat 6. Immediately to prevent : mencegah



Fitrah Fatimah Fauziah (XII AP1)
Instruction To Use Iron

1. The appliance is not intended for use by young children or infirm
persons without supervision.

2. Young children should be supervised to ensure that they do not play with
the appliance.

3. Do not operate the appliance outdoors.

4. Power plug must be removed from power socket before cleaning, servicing
or moving the appliance.

5. When the appliance is not in use, switch it off and unplug it.

6. To reduce the risk of electrocution, never operate this appliance with wet
hands.

7. Do not kink or damage the power cord.

8. Always keep the iron in a safe dry place, standing on its end.

9. Never immerse the iron in water.



Words that are not understood:

1. Appliance : alat
2. Supervised : diawasi
3. Kink : terlipat
4. The power cord : kabel listrik
5. Damage : kerusakan
6. Immerse : merendam





Fitrah Fatimah Fauziah (XII AP1)



Pengertian Kecerdasan Adversity
Adversity quotient adalah kecerdasan yang dimiliki seseorang untuk
mengatasi kesulitan dan sanggup untuk bertahan hidup, dalam hal ini tidak
mudah menyerah dalam menghadapi setiap kesulitan hidup. Adversity quotient
berarti bisa juga disebut dengan ketahanan atau daya tahan seseorang ketika
menghadapi masalah

Faktor Faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Adversity:
Peranan Adversity Quotient dalam Kehidupan

Adversity quotient atau yang lebih dikenal dengan bagaimana kesiapan kita
dalam menghadapi tantangan ternyata cukup berpengaruh dalam kehidupan. Ya
bagaimana tidak, jika seseorang yang memiliki IQ tinggi namun tidak dapat
mengimbangi dengan EQ atau kecerdasan lainnya, yang salah satunya adalah
tentang kesiapan menghadapi tantangan, maka orang tersebut belum tentulah
akan menjadi sukses. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi AQ, yaitu:

1. Daya saing
Jason Sattefield dan Martin Seligman (dalam Stoltz, 2005. h. 93),
menemukan individu yang merespon kesulitan secara lebih optimis dapat
diramalkan akan bersifat lebih agresif dan mengambil lebih banyak resiko,
sedangkan reaksi yang lebih pesimis terhadap kesulitan menimbulkan
lebih banyak sikap pasif dan hati-hati. Oleh karena itu, kesiapan dalam
menghadapi tantangan sangatlah dibutuhkan agar dapat mencapai
kesuksesan.
2. Kreativitas
Joel Barker (dalam Stoltz, 2005. h. 94), kreativitas muncul dalam
keputusasaan, kreativitas menuntut kemampuan untuk mengatasi
kesulitan yang ditimbulkan oleh hal-hal yang tidak pasti. Joel Barker
menemukan orang-orang yang tidak mampu menghadapi kesulitan
menjadi tidak mampu bertindak kreatif. Oleh karena itu, kreativitas
menuntut kemampuan untuk mengatasi kesulitan yang oleh hal-hal yang
tidak pasti.
3. Motivasi
Dari penelitian Stoltz (2005) ditemukan orang-orang yang AQ-nya tinggi
dianggap sebagi orang-orang yang paling memiliki motivasi.
4. Mengambil Resiko
Satterfield dan Seligman (dalam Stoltz, 2005) menemukan bahwa individu
yang merespon kesulitan secara lebih konstruktif, bersedia mengambil
banyak resiko. Resiko merupakan aspek esensial pendakian.
5. Perbaikan
Perbaikan terus-menerus perlu dilakukan supaya individu bisa bertahan
hidup dan menjadi pribadi yang lebih baik. Selain itu juga karena individu
yang memiliki AQ yang lebih tinggi menjadi lebih baik. Sedangkan individu
yang AQ-nya lebih rendah menjadi lebih buruk.
6. Ketekunan
Ketekunan merupakan inti untuk maju (pendakian) dan AQ individu.
Ketekunan adalah kemampuan untuk terus menerus walaupun
dihadapkan padakemunduran-kemunduran atau kegagalan.
7. Belajar
Carol Dweck (dalam Stoltz, 2005), membuktikan bahwa anak-anak
dengan respon-respon yang pesimistis terhadap kesulitan tidak akan
banyak belajar dan berprestasi jika dibandingkan dengan anak-anak yang
memiliki pola-pola yang lebih optimis.

Ciri-ciri orang yang memiliki AQ tinggi:
1. tidak dengan mudah menyalahkan pihak lain atas persoalan yang
dihadapinya.
2. bertanggung jawab untuk menyelesaikan masalah.
3. tidak mudah mengeluh dan tidak mudah berputus asa walau kondisi seburuk
apapun
4. dengan segala keterbatasannya, mereka mampu berpikir, bertindak dan
menyiasati diri untuk maju terus.

Cara meningkatkan AQ

1. Perbanyak menghadapi suatu masalah
2. Tetap bertahan dalam menghadapi suatu masalah
3. Terus melatih kecerdasan budi-akhlak-iman
4. meringkus masalah-masalahnya sekaligus mengambil keuntungan dari
kemenangan-kemenangan itu
5. Kemampuan memproduksi banyak ide
6. Kemampuan untuk melahirkan gagasan yang orisinal sebagai hasil pemikiran
sendiri
7. Kemampuan menguraikan sesuatu secara terperinci
8. Tentang seseorang yang AQnya tinggi dan AQnya rendah.

Tipe Kecerdasan Advercity

Akan ada 3 tipe orang yang dapat kita temui dalam berbagai kondisi, yaitu:

1. Quitters
Yaitu dianalogikan sebaga orang yang sekedarnya hanya bekerja dan hidup.
Mereka tidak tahan pada serba-serbi yang berisi tantangan. Mudah putus asa
dan menarik diri di tengah jalan. Tipe quitter memiliki cirri-ciri:
a) Memilih untuk keluar, menghindari kewajiban, mundur dan berhenti
b) Menghentikan pendakian
c) Menolak kesempatan yang telah diberikan
d) Meninggalkan dorongan inti untuk merdeka
e) Murung, sinis, mudah menyalahkan orang lain, sirik

2. Camper
Yaitu golongan orang yang bersifat banyak perhitungan. Walaupun memiliki
keberanian menghadapi tantangan namun selalu memertimbangkan resiko yang
akan dihadapi. golongan ini tidak ngotot untuk menyelesaikan pekerjaan karena
berpendapat sesuatu yang secara terukur akan mengalami resiko. Tipe ini
memiliki ciri-ciri:
a) Sudah melakukan sedikit lalu berhenti ditengah jalan
b) Melepaskan kesempatan untuk maju
c) Mudah puas dengan apa yang telah dicapai

3. Climber
Yaitu golongan yang ulet dengan segala resiko yang mungkin akan muncul
sehingga harus dia hadapi serta mampu menyelesaikan pekerjaannya dengan
baik. tipe orang yang memiliki ciri-ciri:
a) Orang yang memiliki pikiran terus tentang peluang
b) Tidak memikirkan suatu hal sebagai hambatan
c) Tidak menyesali kebelumberhasilan
d) Pembelajar seumur hidup

Contoh dalam kehidupan sehari-hari
1. Dalam kaitannya dengan dunia pendidikan dapat kita kategorikan
peserta didik yang hanya menerima pembelajaran ataupun tugas-
tugas yang diberikan oleh guru dan mengerjakannya dengan motivasi
yang rendah. Dengan kata lain tipe peserta didik ini memiliki
kemampuan mengahadapi tekanan terhadap beban belajar yang
rendah.
2. Kaitannya dengan dunia pendidikan peserta didik yang tergolong di
tipe ini biasanya memiliki kemampuan untuk menerima tekanan dan
beban belajar, namun seringkali mereka tidak menyelesaikan tugas
dan beban belajarnya dengan baik.
3. Dalam dunia pendidikan peserta didik di level ini (climbers) adalah
peserta didik yang mampu menerima tekanan dan beban belajar,
mencari dan mengembangkan, dan menyelesaikan tugas dan beban
belajarnya dengan baik tanpa meninggalkan perasaan tertekan atau
mampu bertahan terhadap tekanan

Potrebbero piacerti anche