Sei sulla pagina 1di 10

ADRENALIN;

SEBAGAI BRONKODILATOR/BRONKOKONSTRIKTOR
PADA KONDISI STRES
Oleh:
HENY NITBANI
B 151130021
PROGRAM STUDI ILMU FAAL DAN KHASIAT OBAT
DEPARTEMEN ANATOMI FISIOLOGI DAN FARMAKOLOGI
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
201
A!"e#$l%#; Se&$'$% B"(#)(!%l$*("/B"(#)()(#+*"%)*("
,$!$ K(#!%+% S*"e+-
H(".(# A!"e#$l%#
Kedua kelenjar adrenal masing-masing terletak di kutub superior dari kedua ginjal. Tiap
kelenjar terdiri atas dua bagian yang berbeda yakni medula adrenal dan korteks adrenal.
Medula adrenal merupakan 20 persen bagian kelenjar terletak di pusat kelenjar dan secara
fungsional berkaitan dengan sistem saraf simpatis, mensekresi hormon Noradrenalin dan
adrenalin Norepinefrin dan !pinefrin". Kedua hormon ini merupakan katekolamin, yaitu
kelas hormon yang disintesis dari asam amino tirosin #ampbell, 200$".
Noradrenalin adalah neurotransmiter utama pada postganglionik saraf adrenergik
simpatik. Noradrenalin disintesis di dalam ujung akson, disimpan di dalam %esikel kemudian
dilepaskan oleh saraf ketika ada potensial aksi sepanjang saraf. Mekanisme pelepasannya
tampak pada gambar di ba&ah ini'

(ambar ). Mekanisme *elepasan Noradrenalin
+umber' http://www.cvpharmacology.com/norepinephrine.htm
,i dalam hati, asam amino tirosin dibentuk dari fenilalanin melalui darah ditranspor ke
dalam akson saraf simpatis, kemudian asam amino tirosin dikon%ersi menjadi ,-*. oleh
en/im tyrosine hydrolase. -leh en/im dopa dekarboksilase, ,-*. dikon%ersi menjadi
dopamine yang kemudian ditranspor ke dalam %esikel lalu dikon%ersi menjadi noradrenalin
oleh dopamine 0-hidro1ylase. .ksi potensial sepanjang akson menyebabkan depolarisasi
membran sehingga kalsium masuk ke dalam akson. *eningkatan kalsium intrasel
menyebabkan %esikel berpindah dan menempel ke membran sehingga memungkinkan
noradrenalin berdifusi keluar dari %esikel ke cairan ekstrasel. Noradrenalin berikatan dengan
reseptor pada postsinaps dan merangsang respons organ efektor.
.drenalin disintesis dari noradrenalin dalam medula adrenal. +erat preganglionik dari
saraf simpatis bersinaps dengan adrenal. .kti%asi serat preganglionik ini akan melepaskan
asetilkolin yang kemudian terikat pada nikotinik reseptor postsinaps di jaringan. 2al ini
menyebabkan stimulasi untuk mensintesis noradrenalin di dalam sel adenomedularis, tetapi
tidak seperti saraf simpatik, ada en/im tambahan phenylethanolamin-N-methyltransferase"
yang menambahkan gugus metil pada molekul noradrenalin untuk membentuk epinefrin.
!pinefrin dilepaskan ke dalam darah kemudian diba&a ke seluruh tubuh. *engikatan
noradrenalin ke reseptor bergantung pada konsentrasi noradrenalin di sekitar reseptor. 3ika
saraf berhenti melepaskan noradrenalin, maka konsentrasi noradrenalin di celah sinaps akan
berkurang dan noradrenalin akan meninggalkan reseptor.
.da beberapa mekanisme noradrenalin diba&a dari ruang intrasel ke reseptor
postsinaps. +ebagian besar noradrenalin 405" diangkut kembali ke terminal saraf dengan
sistem transportasi 6reuptake neuronal7. Transporter ini diblokir oleh kokain, sehingga kokain
meningkatkan konsentrasi noradrenalin sinaps dengan menghalangi reuptake dan rangkaian
metabolisme. 8ni adalah mekanisme utama dimana kokain merangsang fungsi jantung dan
meningkatkan tekanan darah.
9eberapa noradrenalin pada sinaps berdifusi ke kapiler dan diba&a ke jaringan melalui
sirkulasi. -leh karena itu le%el tertinggi dari akti%asi simpatik dalam tubuh akan
meningkatkan konsentrasi noradrenalin dalam plasma dan metabolismenya. 9eberapa
noradrenalin pada sinaps dimetabolisme di dalam ruang ekstrasel sebelum mencapai kapiler.
+ejumlah kecil noradrenalin :5" diambil oleh jaringan postsinaps disebut e1traneural
uptake" dan dimetabolisme.
Noradrenalin dan adrenalin dimetabolisme oleh catechol---methyltransferase #-MT"
dan monoamine o1idase M.-". *roduk akhir dari jalur ini adalah asam %anilylmandelic
;M.". *roduk akhir ini, bersama dengan prekursor normetanephrine dan metanephrine,
diukur di dalam urine dan plasma dalam diagnosa pnenochromocytoma yang merupakan
penyebab hipertensi dan aritmia jantung <ichard, 20)2".


(ambar 2. Metabolisme Noradrenalin dan .drenalin
+umber' http://www.cvpharmacology.com/norepinephrine.htm
Pe"$# A!"e#$l%# ,$!$ K(#!%+% S*"e+ /,$!$ &"(#)0+ +e&$'$% *$"'e* ("'$#1
Ketika terjadi stres, tubuh akan segera bereaksi dimana medula adrenal akan
mensekresikan adrenalin sebagai respons terhadap stres, entah itu rasa senang yang ekstrim
atau bahaya yang mengancam nya&a dimana adrenalin pada sistem respirasi berfungsi
melebarkan bronkiolus pada paru-paru untuk meningkatkan penghantaran oksigen ke seluruh
tubuh guna peningkatan kemampuan kerja tubuh. +tres adalah gangguan pada tubuh dan
pikiran yang disebabkan oleh perubahan dan tuntutan kehidupan, yang dipengaruhi baik oleh
lingkungan maupun penampilan indi%idu di dalam lingkungan tersebut. +tresor adalah
pengalaman yang menginduksi stres meliputi stresor psikologis, fisis, biologis, lingkungan
ataupun sosial yang dapat mempengaruhi sistem saraf serta sistem neuroendokrin yang pada
akhirnya membangkitkan respons sistem imun =ooker dan (regson, 200:".
+araf yang menginer%asi otot bronkial adalah sistem saraf otonom dimana tonus otot
bronkial diatur oleh impuls saraf %agal melalui sistem parasimpatis. <eseptor adrenergik
terletak pada permukaan membran sel otot polos bronkial yaitu reseptor dan 0-adrenergik.
Keseimbangan antara dan 0-adrenergik dikendalikan oleh siklik adenosin monofosfat
c.M*". Ketika reseptor - adrenergik dirangsang oleh noradrenalin terjadi
bronkokonstriksi> bronkodilatasi terjadi ketika reseptor 0-adrenergik dirangsang oleh
adrenalin. +timulasi reseptor-alfa mengakibatkan penurunan c.M* yang mengarah pada
peningkatan mediator kimia&i yang menyebabkan bronkokonstriksi. +timulasi reseptor-beta
mengakibatkan peningkatan tingkat c.M* yang menghambat pelepasan mediator kimia&i
dan menyebabkan bronkodilatasi.
Melalui perangsangan?stimulus reseptor-beta khususnya 02" pada bronkus yang
diperantarai oleh protein terikat membran penggabung yang tergantung pada perangsang
nukleotida guanin (T*" menyebabkan akti%asi en/im adenilat siklase. !n/im ini mengubah
.T* adenosine triphosphat" menjadi c.M* cyclic adenosine monophosphat" dengan
membebaskan energi yang digunakan untuk proses-proses dalam sel. +iklik adenosin
monofosfat merupakan second messenger utama bagi akti%asi reseptor 0 yang berperan
dalam perubahan fungsi seluler melalui perangsangan terhadap protein kinase. Meningkatnya
kadar c.M* dalam sel menghasilkan efek bronkodilatasi.

(ambar @. <angsangan .drenergik pada <eseptor 0

Pe"$# A!"e#$l%# ,$!$ Pe#!e"%*$ A+.$
.sma merupakan penyakit inflamasi kronis yang melibatkan beberapa sel. 8nflamasi
kronis mengakibatkan dilepaskannya beberapa macam mediator yang dapat mengakti%asi sel
target di saluran nafas dan mengakibatkan bronkokonstriksi, kebocoran mikro%askuler dan
edema, hipersekresi mukus, dan stimulasi refleks saraf. *ada asma terjadi mekanisme
hiperresponsif bronkus dan inflamasi, kerusakan sel epitel, kebocoran mikro%askuler, dan
mekanisme saraf +upartini dkk )44:". Menurut Global Initiative for Asthma (8N." dalam
Global Strategy for Asthma Management and Prevention, asma merupakan penyakit infamasi
kronik saluran napas dengan banyak sel serta elemen seluler yang berperan, serta
berhubungan dengan hiperresponsi%itas jalan napas dengan manifestasi berupa episode
berulang dari mengi, sesak napas, rasa berat di dada, dan batuk terutama malam atau dini hari
dan sering bersifat re%ersibel secara spontan atau dengan pengobatan.
.sma sering dicirikan sebagai alergi, idiopatik atau nonalergi atau gabungan. )" .sma
alergi disebabkan oleh alergen misalnya serbuk sari, binatang, makanan, dan jamur.
*emajanan terhadap alergen mencetuskan serangan asma> 2" .sma idiopatik atau nonalergi
tidak berhubungan tidak berhubungan dengan alergen spesifik. Aaktor-faktor seperti common
cold, infeksi traktus respiratorius, latihan, emosi dan polutan lingkungan dapat mencetuskan
serangan. 9eberapa agen farmakologi, sepert aspirin dan agen antiinflamasi nonsteroid lain,
pe&arna rambut, antagonis beta-adrenergik, dan agen sulfit penga&et makanan", juga
mungkin menjadi faktor. +erangan asma idiopatik menjadi lebih berat dan sering sejalan
dengan berlalunya &aktu dan dapat berkembang menjadi bronkitis kronis dan emfisema> @"
asma gabungan adalah bentuk asma yang paling umum. .sma ini mempunyai karakteristik
dari bentuk alergi maupun nonalergi.
*ertimbangan terbaru dalam bidang *sikoneuroimunologi *N8" menghubungkan antara
stres psikososial, sistem saraf pusat, perubahan dalam fungsi imun dan endokrin
menghasilkan jalur biologi yang masuk akal diduga dimana stres berdampak pada tanda-
tanda asma. 3alur biologi bagaimana stres berpengaruh pada respons imun saat serangan asma
meliputi aksis 2ypothalamic-pituitary-adrenal 2*.", aksis sympathetic-adrenal medullary
+.M" dan lengan dari sistem saraf otonom yaitu sympathetic ner%ous system +N+" dan
parasympathetic ner%ous system *N+". !pinefrin dan norepinefrin mempunyai efek pada sel
natural killer NK" dan penurunan regulasi interferon 8AN", hal tersebut diinterpretasikan
sebagai de%iasi imun kearah T-helper Th"-2. *ergeseran Th-) ke Th-2 selama stres penting
pada asma sebab dapat menaikkan respons humoral terhadap alergen yang memudahkan
inflamasi dan obstruksi jalan napas.
+tresor mempunyai kemampuan untuk mengaktifkan +N+. +timulasi +N+
menghasilkan pelepasan sistemik epinefrin dan norepinefrin. <eseptor adrenergik berada
pada sel T dan 9, reseptor tersebut dapat mengatur bentuk respons humoral yang terlibat
dalam asma meliputi pelepasan interleukin 8="-B, 8=-: dan 8=-)@ mengikuti paparan alergen,
pelepasan histamin oleh akti%asi sel mast, perekrutan eosinofil dan akti%asi eosinofil di jalan
napas +urjanto dkk 20)0".
Mekanisme serangan asma karena paparan alergen adalah sebagai berikut' alergen yang
masuk ke dalam tubuh akan diolah oleh Antigen Presenting Cell .*#" yaitu sel dendritik
dan makrofag, kemudian dipresentasikan kepada sel T naive Th0". +elanjutnya sel T naive
akan berkembang menjadi Th) atau Th2 tergantung dari sifat antigen, karakteristik .*#, dan
konsentrasi sitokin lokal. +umber sitokin yang mempengaruhi diferensiasi sel T naive adalah
.*# khususnya sel dendritik", sel epitel dan otot saluran napas, sel T, eosinofil, sel mast,
makrofag, fibroblast.

(ambar B. Mekanisme +erangan .sma
+timulasi antigen yang berasal dari alergen dan antigen ekstraselular menyebabkan
terbentuknya 8=-B dengan konsentrasi tinggi sehingga sel T naive berdiferensiasi menjadi sel
Th2. 8nterleukin B berperan mengahambat terbentuknya sel Th). +el Th2 akan mensekresikan
sitokin seperti 8nterleukin B, :, dan )@ 8=-B, 8=-:, 8=-)@". 8nterleukin B dan )@ menyebabkan
sel 9 berdiferensiasi menjadi sel *lasma yang memproduksi 8g!. 8nterleukin : menyebabkan
terjadinya eosinofilopoiesis dan akti%asi eosinofil. .ntibodi 8g! akan berikatan dengan
reseptor Ac pada sel mast dan basofil <osa dkk, 200C".
.ntibodi 8g! merupakan antibodi yang cenderung melekat pada sel mast dan sel
basofil. .pabila ada alergen maka 8g! langsung berespon dan berikatan dengan alergen lalu
melekat pada sel mast. 8katan antara antigen dengan 8g! yang berada pada sel mast
menyebabkan sel plasma berikatan dengan reseptornya yang berada pada sel mast dan sel
basofil. Ketika 8g! yang ada pada permukaan sel mast mengadakan ikatan silang yang
dihubungkan oleh antigen, sel mast terakti%asi dan mengekspresikan ligan #,B0 dan
mensekresi 8=-B. 8=-B pada akhirnya berikatan dengan reseptornya yang berada pada sel 9
yang terakti%asi. 8katan 8=-B dengan reseptor yang ada pada sel 9 menimbulkan #lass
+&itching yang mengarah pada pembentukkan antibodi 8g! yang lebih banyak. Mekanisme
ini terjadi in %i%o pada daerah yang mengalami inflamasi akibat adanya allergen 3enkins,
2000". +elain mensekresikan 8=-B, perlekatan 8g! dan sel mast menimbulkan perubahan
bentuk pada sel mast dan mengakti%asinya bahkan sampai menimbulkan pecahnya sel mast
sehingga mengeluarkan mediator seperti histamin, kemotaktik eosinofil, protease, kemotaktik
neutrofil, heparin dan faktor pengaktif trombosit (uyton, 200D".
+tresor psikologis yang diterima di otak melalui sistem limbik kemudian diteruskan ke
hipothalamus ditanggapi sebagai stress perception dan kemudian diterima sistem endokrin
sebagai stress responses. Stresor psikologis akan merangsang sistem adrenergik di saraf
pusat, serat saraf pascasinaptik simpatis dan medula adrenal yang akan melepaskan
katekolamin *ada penderita asma terdapat penyekatan pada reseptor 0-adrenergik. *ada
kondisi stress, keadaan ini menyebabkan adrenalin tidak bisa menduduki reseptor lalu
mempengaruhi keseimbangan sel Th!"Th#, ter$adi pengalihan ke sel Th# sehingga peran
imunitas humoral lebih dominan Melalui sumbu C%&'sel mast, C%& yang dilepas
hipotalamus dapat mempengaruhi sel mast melalui reseptor C%&%! di permukaan sel mast,
sehingga ter$adi degranulasi sel mast dengan pelepasan histamin dan mediator peradangan
lainnya sehingga ter$adi peradangan di daerah bronkus
3ika reseptor-0 dari sistem adrenergis terhambat maka sistem kolinergis akan
mendominasi dan menyebabkan terjadinya bronkokonstriksi. *ada asma idiopatik atau non
alergi, ketika ujung saraf pada jalan napas dirangsang oleh faktor seperti stres, jumlah
asetilkolin yang dilepaskan meningkat. +timulasi saraf parasimpatis, menyebabkan pelepasan
asetilkolin. .setilkolin pada reseptor muskarinik dari saraf-saraf kolinergis di otot polos
bronki akan mengakti%asi en/im guanisiklase untuk mengubah (T* guanosine triphosphat"
menjadi c(M* cyclic guanosine monophosphat". Aosfodiesterase kemudian memecah
c(M* menjadi (M* guanosine monophosphat". *eningkatan kadar (M* ini akan
mengakibatkan bronkokonstriksi. *elepasan asetilkolin ini secara langsung menyebabkan
bronkokonstriksi juga merangsang pembentukan mediator kimia&i yang telah dibahas di atas.
8ndi%idu dengan asma dapat mempunyai toleransi rendah terhadap respons parasimpatis.
.kibatnya asmatik rentan terhadap peningkatan pelepasan mediator kimia&i dan
menyebabkan konstriksi otot polos <ifaEi, 20))".
9erdasarkan pembahasan di atas, pada orang normal yang mengalami stres, adrenalin
berfungsi sebagai bronkodilator yang berfungsi melebarkan bronkiolus pada paru-paru untuk
meningkatkan penghantaran oksigen ke seluruh tubuh guna peningkatan kemampuan kerja
tubuh, sedangkan pada penderita asma yang mengalami stres terjadi bronkonstriksi karena
pada penderita asma terjadi penyekatan pada reseptor-0 sehingga adrenalin tidak dapat
berikatan dengan reseptor-0. .drenalin kemudian mempengaruhi keseimbangan sel Th!"Th#,
ter$adi pengalihan ke sel Th# sehingga peran imunitas humoral lebih dominan Melalui
sumbu C%&'sel mast, C%& yang dilepas hipotalamus dapat mempengaruhi sel mast melalui
reseptor C%&%! di permukaan sel mast, sehingga ter$adi degranulasi sel mast dengan
pelepasan histamin dan mediator peradangan lainnya sehingga ter$adi peradangan di
daerah bronkus Penyekatan ini $uga menyebabkan reseptor' yang lebih dominan
terangsang oleh noradrenalin sehingga ter$adi bronkokonstriksi .kibat lain yang
ditimbulkan oleh penyekatan pada reseptor 0 dari sistem adrenergis yaitu terjadi perubahan
dari kondisi normal dimana sistem kolinergis yang mendominasi sehingga jumlah asetilkolin
yang dilepas meningkat> asetilkolin secara langsung menimbulkan bronkokonstriksi dan juga
merangsang pembentukan mediator radang
DAFTAR PUSTAKA
#ampbell dan <eece. 200$. (iologi )disi *edelapan +ilid ,. *T (elora .ksara *ratama.
!ddy +urjanto, Fusup +ubagio +utantu, Natalie ,uye. 20)0. Peran Stres pada Serangan
Asma. Aakultas Kedokteran Gni%ersitas +ebelas Maret +urakarta.
Aile'???,'?<espirasi?Aakultas520Kedokteran520GN+520H20*eran520+tres520*ada
520+erangan520.sma.html
Global Initiative for Asthma (8N." 2004. Global Strategy for Asthma Management and
Prevention, http'??&&&.ginasthma.com?do&nload.aspIint8dJB))
(uyton and 2all. 200D. (uku A$ar -isiologi *edokteran. 3akarta' !(#.
3enkins #<. 2000. Asthma and the leukotriene inhibitors. Medical *rogress.
=ooker , Tery dan -lga (regson. 200:. Managing Stress' Fogyakarta.
<ichrard. 20)2. #ardio%askular *harmacology #oncepts' .orepinephrine, )pinephrine and
Acetylcholine ' Synthesis, Storage, %elease and Metabolism.
http'??&&&.c%pharmacology.com?norepinephrine.htm
<ifaEi. 20)). (uku A$ar Alergi dan hipersensitifitas. 3urusan 9iologi Aakultas M8*.
Gni%ersitas 9ra&ija&a. Malang.
Mitchell <N, Kumar ;. Penyakit Imunitas. 200D. ,alam' Kumar ;, #otran <+, <obbins +=,
<osa M+, *into .M. #ytokines. ,alam' 9urtis #., .sh&ood !<, 9runs ,!, editor.
Tiet/ Te/tbook of Clinical Chemistry and Molecular 0iagnostic, Bth ed. Gnited +tates
of .merica
+upartini N, +antoso ,8, Kardjito T. )44:. *onsep baru patogenesis asma bronkial. 3 <espir
8ndo.

Potrebbero piacerti anche