Sei sulla pagina 1di 3

PBL V: Biodiesel sebagai enerji yang terbarukan dan analisanya

Budi dan Mega adalah mahasiswa DTK UI yang bersiap-siap akan melakukan penelitian sebagai
tugas akhir. Banyak sekali topik yang menarik perhatian mereka, mulai dari masalah ekstraksi
logam, ozonisasi sampai dengan biodiesel. Sewaktu bertemu dengan salah satu peneliti dalam
bidang biodiesel mereka dianjurkan membaca artikel berikut sebagai pengantar untuk memicu
ketertarikan pada biodiesel.

Numerous studies have shown that most exhaust emissions encountered with conventional
diesel fuel (petrodiesel) are reduced with biodiesel, with the exception of nitrogen oxides
(NOx). Biodiesel also represents a domestic, renewable energy source.

Vegetable oils and animal fats and their derivatives, especially methyl esters, are of
considerable interest as alternative diesel fuels, also known as biodiesel. Indeed, biodiesel is
defined as the mono alkyl esters of long-chain fatty acids derived from renewable lipid
feedstocks, such as vegetable oils or animal fats, for use in compression ignition (diesel)
engines .

When a diesel fuel is injected into the combustion chamber of a diesel engine, a brief time
passes before the onset of ignition. During this so-called ignition delay time, the fuel passes
through a pressure and temperature gradient until the conditions for ignition are attained. The
ignition delay time is the basis of the cetane number (CN), a prime diesel fuel quality index. The
CN of a given compound is higher the shorter its ignition delay time is and vice versa.
Hexadecane (also known as cetane) is the high-quality standard compound with a short ignition
delay time and has been assigned a CN of 100. Generally, fatty esters have CN values above that
of conventional diesel fuel (petrodiesel), which should have a minimum CN of 40. Note also that
vegetable oils (containing triglycerides) have better ignition properties than their lower CN
indicate.

The standard compounds on the cetane scale show that compound structure plays a significant
role in determining the CN of a given material . Thus, branching reduces the CN (as
demonstrated by the standard compounds of the cetane scale), but the presence, number, and
position of double bonds in a fatty compound also influence CN. Therefore, more highly
saturated fatty compounds have higher CN. The number of CH2 groups is also significant.
Therefore, the longer a saturated chain is, the higher the CN, and the larger the size of the
alcohol moiety in fatty esters, the higher the CN.

Mereka berdua kemudian mencari berbagai literatur untuk mengetahui lebih banyak tentang
biodiesel. Calon pembimbingnya mengajukan syarat pada mahasiswa untuk dapat bekerja di
laboratorium yang dikelolanya, yaitu, mereka harus lulus ujian awal yang berkaitan dengan
delapan isu terpenting tentang biodiesel termasuk penjelasan yang rinci tentang keunggulan
maupun kekurangan biodiesel dibandingkan dengan petrodiesel. Bagaimana menurut anda,
dapatkah anda menjelaskan delapan isu penting tersebut? (Tugas 1)

Di laboratorium tersebut ada instrumen spektroskopi Infra Merah, GC/MS dan HPLC. Dengan
Spektroskopi Infra Merah mereka sudah sangat familiar, tapi bagaimana dengan GC/MS dan
HPLC? Seperti pada tugas terdahulu, pembimbingnya menghendaki mereka berdua mencari tahu
tentang GC/MS dan HPLC, untuk penentuan konsentrasi komponen-komponen asam lemak
dalam biodiesel tersebut. Enam isu penting apa saja yang menurut anda akan dijelaskan dengan
rinci oleh Budi dan Mega? (Tugas 2)

Hasil percobaan dengan GC:

Untuk lebih memahami proses bekerja alat GC, anda melakukan percobaan sederhana di lab.
Percobaan ini menggunakan gas chromatograph dengan thermal conductivity (TC) detector.
Instrumen tidak mampu untuk mendeteksi konsentrasi suatu senyawa yang terlalu rendah, yang
akan terdeteksi dalam bentuk gas. Sampel anda akan terdiri dari campuran dua alkohol, etanol
dan n-propanol. Propanol akan berfungsi sebagai senyawa pembanding (standar dalam),
sedangkan etanol adalah senyawa yang akan ditentukan. Campuran diinjeksikan ke dalam GC,
teruapkan pada blok injeksi yang panas, dan akan melewati kolom. Komponen dalam campuran
akan dipisahkan oleh material yang mengisi kolom dan diubah menjadi sinyal listrik yang
diterima oleh suatu recorder. Sinyal tersebut dicetak pada kertas grafik yang berputar. Tinggi
puncak akan digunakan sebagai kuantitas senyawa yang terdeteksi, yang juga terdapat dalam
sampel.
Contoh sistem GC berikut ini digunakan untuk menganalisis sampel yang anda punya.
1. Flow rate: 60 mL/ min; use helium or nitrogen carrier gas.
2. Filament current; 180 mA
3. Column temperature: 90 degrees C
4. Column packing: 10% DC-200 on Chromosorb P
5. Column size: 30m, 0.25mm ID, 0.25m m film thickness
6. Attenuation: 4
7. Sample size: 5 microliters
8. Suggested column: DC- 200, 10 % or Carbowax 20M, 10% on 60-80 mesh Chromosorb
P
REAGENTS
Absolute ethanol
n-Propanol
Hasil yang diperoleh:
Dari 5 L Larutan standar ethanol dan n-propanol masing-masing menunjukkan puncak
pada 2.4 dan 7.2 menit
Sebanyak 5 L dari campuran:
a. 0.1 mL of ethanol + 1.9 mL of n-propanol
b. 0.2 mL of ethanol + 1.8 mL of n-propanol
c. 0.3 mL of ethanol + 1.7 mL of n-propanol
d. 0.4 mL of ethanol + 1.6 mL of n-propanol
e. 0.5 mL of ethanol + 1.5 mL of n-propanol
menghasilkan data tinggi puncak etanol sebagai berikut berturut-turut: 3.75 ; 7.5; 11.25 ; 15
dan 18.75 mm pada persentasi volum etanol masing-masing.
Dari hasil injeksi 5 L sampel diperoleh puncak pada 2.4 menit dengan tinggi senilai
12.5 mm
Pada salah satu campuran standar etanol dan n-propanol yang digunakan menunjukkan
data sbb: lebar dasar puncak pada etanol dan n-propanol adalah berturut-turut 1.45 menit
dan 3.65 menit.
Tugas 3:
Terkait dengan percobaan di atas, bagaimana anda menentukan:

a. kandungan senyawa etanol dalam sampel
b. Resolusi kolom (Rs) [tanpa satuan]
c. Jumlah piringan rata-rata (N rata-rata)
d. tinggi piringan (H) dalam m
e. Panjang kolom bila resolusi kolom menjadi 1.5
f. waktu elusi senyawa etanol pada panjang kolom yang baru?

Potrebbero piacerti anche