Sei sulla pagina 1di 12

BAB I PENDAHULUAN

Campak adalah suatu penyakit akut menular yang ditandai dengan tiga stadium yaitu stadium kataral, stadium erupsi, dan stadium konvalesensi. Nama Lain dari penyakit ini adalah morbilli,measles,atau rubeola.5,8,9 Telah diketahui bahwa akhir-akhir ini penyakit morbili merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara kita yakni dengan dilaporkannya ke adian wabah penyakit morbili di beberapa daerah dengan angka kesakitan dan angka kematian yang !ukup tinggi. "orbili saat ini masih men adi masalah kesehatan di seluruh wilayah #ndonesia. $e ak tahun %&&& morbili di #ndonesia telah mendapat perhatian khusus yaitu se ak ter adi wabah morbili yang !ukup serius di pulau Lombok dengan kematian '(& diantara %.'&) kasus dan di pulau *angka %5 kematian diantara %&), di +awa timur pada tahun %&'& kasus !ampak sebanyak (%) dengan angka kematian '8 kasus, di kabupaten ember thn %&'% ditemukan ,, kasus !apak dan di wilayak ker a -." tanggul ditemukan ( kasus !ampak pada tahun %&'(, /ntuk men!egah dan memberantas penyakit morbili satu-satunya !ara paling e0ekti0 dengan alan vaksinasi. 1engan tu uan untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian maka pemerintah 21epartemen .esehatan3 telah melaksanakan program pengembangan #munisasi sebagaimana telah dikampanyekan oleh 456., 1ahulu selama berabad-abad, !ampak 2rubeola, morbili3, merupakan penyakit menular masa kanak-kanak yang paling umum. 4alaupun !ampak tidak umum lagi di negara yang memberikan vaksin se!ara luas, tepapi ketimpangan antara negara ma u dan negara lain yang kurang perawatan kesehatan untuk bayi dan anak sangat men!olok. /N#C78 memperkirakan lebih dari ' uta kematian setahun disebabkan oleh !ampak dan komplikasinya pada anak di negara berkembang di seluruh dunia.'

'

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Defenisi Campak adalah penyakit akut yang sangat menular, disebabkan oleh in0eksi virus yang pada umumnya menyerang anak. Campak memiliki ge ala klinis khas yaitu terdiri dari ( stadium9 2'3 stadium kataral:prodromal, 2%3 stadium erupsi:ruam, 1an 2(3 $tadium konvalesensi.(,5,8,9 2.2 Virologi ;irus !ampak adalah anggota "orbilivirus dari 0amili paramiksovirus. ;irus !ampak mempunyai <N= untai lurus negati0 di dalam kapsid heliks protein yang tertutup oleh membran luar lemak dan protein. ;irionnya adalah pleomor0ik, dengan diameter antara '&&-%5& nm. 7nam protein struktural telah ditemukan dan 0ungsinya terlibat dalam beberapa si0at khas virus yang telah diketahui. ;irus sangat tidak tahan panas tetapi hidup dalam angka waktu lama pada temperatur rendah. ;irus !ampak memperbanyak diri dalam berbagai !ara baik dibiakan sel primer maupun di sel barisan yang stabil, sel yang berasal dari manusia dan monyet paling dapat diper!aya untuk isolasi virus permulaan tetapi setelah beberapa kali isolasi, virus mudah berbiak dalam biakan aringan spesies lain. -erubahan mor0ologi biakan sel yang dipi!u oleh virus !ampak di tandai dengan pembentukan sel raksasa berinti besar dan banyak atau pembentukan inklusi sinsitium dan eosino0il di dalam nukleus dan sitoplasma, yang sangat mirip dengan yang diamati di spesimen sitologi yang diambil dari sekret traktus respiratorius dan banyak aringan penderita !ampak. ;irus !ampak menun ukkan antigenitas yang homogen, berdasarkan penemuan laboratorik dan epidemiologik. #n0eksi dengan virus !ampak merangsang pembentukan neutralizing antibody, complement fixing antibody dan haemagglutinine inhibition antibody. #munoglobulin kelas #g" dan #g> distimulasi oleh in0eksi !ampak, mun!ul bersama-sama diperkirakan '% hari setelah in0eksi dan men!apai titer tertinggi sekitar %' hari. .emudian imunoglobulin kelas #g" menghilang dengan !epat sedangkan imunoglobulin kelas #g> tinggal tidak terbatas dan umlahnya terukur. .eberadaan imunoglobulin #g" menun ukkan pertanda baru terkena in0eksi atau baru mendapat vaksinasi, sedangkan #g> menun ukkan bahwa pernah terkena in0eksi walaupun sudah lama. =ntibodi itu menetralisasi ker a virus se!ara spesi0ik, mem0iksasi komplemen dengan antigen virus, dan menghambat hemaglutinasi dan hemolisis oleh virus. Tidak terbukti adanya perbedaan antigen yang bermakna pada strain !ampak selama ,& tahun ini. .eseragaman ini berkaitan dengan sangat arang ter adinya serangan kedua pada penyakit ini. ',(

$emua orang yang belum pernah terserang penyakit ini dan mereka yang belum pernah diimunisasi serta non responder rentan terhadap penyakit ini. #munitas yang didapat setelah sakit bertahan seumur hidup. *ayi yang baru lahir dari ibu yang pernah menderita !ampak akan terlindungi kira-kira selama ?-9 bulan pertama atau lebih lama tergantung dari titer antibody maternal yang tersisa pada saat kehamilan dan tergantung pada ke!epatan degradasi antibodi tersebut.=ntibody mengganggu respon terhadap vaksin. #munisasi yang diberikan pada usia '%-'5 bulan memberikan imunitas kepada 9,-98@ penerima. #munisasi dapat menaikkan tingkat imunitas sampai sekitar 99@. *ayi yang baru lahir dari ibu yang memperoleh kekebalan karena vaksinasi !ampak, menerima antibody pasi0 dari ibunya lebih sedikit ika dibandingkan dengan bayi yang lahir dari ibu yang mendapat kekebalan alamiah. 1an bayi ini lebih mudah terkena !ampak sehingga membutuhkan imunisasi !ampak pada usia yang lebih dini dari adwal yang dilakukan.?

>ambar '. ;irus "orbili dilihat dengan mikroskop elektron 2.3 Etiologi Campak disebabkan oleh suatu virus <N=, yang termasuk 0amili -aramiksoviridae, genus morbilivirus. 1ikenal hanya satu tipe antigen sa a. Aang strukturnya mirip dengan virus penyebab parotitis epidemis dan parain0luenBa. ;irus tersebut ditemukan di dalam sekresi naso0aring, darah dan air kemih paling tidak selama periode prodromal dan untuk waktu singkat setelah mun!ulnya ruam kulit. -ada suhu ruangan virus tersebut dapat tetap akti0 selama (, am. ;irus !ampak dapat diisolasi dari biakan primer aringan gin al anin manusia atau kera rhesus. -erubahan sitopatik biasanya terlihat dalam 5-'& hari, terdiri dari sel-sel raksasa berinti banyak disertai inklusi-inklusi intranuklir. antibodi yang beredar dalam darah dapat dideteksi pada saat mun!ulnya ruam-ruam kulit.% 2.4 E i!e"iologi 1i kebanyakan negara, !ampak merupakan penyakit pemulaan masa kanak-kanak, dengan insiden pun!aknya detemukan pada anak usia pra sekolah dan usia sekolah awal. La u serangan penyakit yang sangat tinggi pada yang peka dan terpa an mengakibatkan periodisitas epidemi dengan interval % atau ( tahun, saat kelompok anak yang peka meningkat. 1i daerah (

perkotaan yang padat, insiden paling tinggi pada kelompok usia ' sampai 5 tahun, sementara distribusi usia bergeser ke usia 5 sampai '& tahun di daerah pinggiran dan pedesaan, saat pa anan tertunda sampai mulai masuk sekolah. 5ampir '&&@ dewasa muda pernah menderita !ampak atau mendapat vaksin !ampak. Tetapi ada sedikit individu yang mungkin lolos dari in0eksi selama masa kanak-kanak, kemudian terin0eksi bila terpa an dengan anak-anak terin0eksi. 7pidemiologi berubah tiba-tiba di negara-negara yang telah menggunakan vaksin se!ara luas. -embi!araan selan utnya termasuk dibagian imunisasi akti0. -eriode in0ektivitas yang umum berkisar antara ? sampai ) hari sebelum ruam mun!ul sampai hari ke dua atau ketiga eksantema. *atuk dan bersin selama periode kataralis mempertinggi sebaran in0eksi melalui per!ikan. .elabilan virus yang relati0 pada pa anan sinar, kekeringan dan panas membatasi lama masa penularan. 5anya manusia yang dikenal sebagai pe amu alami, tetapi primata lainnya uga peka dan bisa menimbulkan penyakit bila terpa an dekat dengan anak yang terin0eksi. Tidak dikenal adanya vektor serangga.' Telah diketahui bahwa !ampak menyebabkan penurunan daya tahan tubuh se!ara umum, sehingga mudah ter adi in0eksi sekunder atau penyulit. -enyulit yang sering di umpai adalah *ronkopneumonia 2)5,%@3, gastroenteritis 2),'@3, 7nse0alitis 2?,)@3 dan lain-lain 2),9@3.( 2.# P$togenesis #n0eksi mulai saat orang yang menderita rentan menghirup per!ikan mengandung virus dari sekret naso0agus pasien !ampak, ter adi antara '-% hari sebelum timbul ge ala klinis sampai , hari setelah timbul ruam. ( 1i tempat masuk kuman, ter adi periode pendek perbanyakan virus lokal dan penyebarannya terbatas, diikuti oleh viremia primer singkat bertiter rendah, yang memberikan kesempatan pada agen untuk menyebar ke tempat lain, tempat virus se!ara akti0 memperbanyak diri di aringan lim0oid. ;iremia sekunder yang meman ang ter adi, berkaitan dengan awitan prodromal klinis dengan perluasan virus. $e ak saat itu 2kira-kira 9 sampai 10 hari setelah terinfeksi3 sampai permulaan keluarnya ruam, virus dapat dideteksi di seluruh tubuh, terutama di epitel traktus respiratorius, kon ungtiva, dan aringan lim0oid, virus uga dapat ditemukan di sekret naso0aring, urine dan darah. "ani0estasi klinis dari sistem saluran na0as diawali dengan keluhan batuk pilek disertai selaput kon ungtiva yang tampak merah. <espon imun yang ter adi adalah proses peradangan epitel pada sistem saluran perna0asan diikuti deengan mani0estas klinis berupa demam tinggi, anak tampak sakit berat, dan ruam yang menyebar keseluruh tubuh, tampak suatu ulsera ke!il pada mukosa pipi yang disebut ber!ak Koplik, yang merupakan tanda pasti untuk menegakkan diagnosis. =khirnya mun!ul ruam makulopapular pada hari ke ', sesudah awal in0eksi.( -asien paling mungkin menularkan pada orang lain dalam periode 5 sampai ? hari. 1engan mulainya awitan ruam 2kira-kira ', hari setelah in0eksi awal3 perbanyakan virus berkurang, dan pada '? hari sulit menemukan virus, ke!uali di urine, tempat virus bisa ,

menetap selama beberapa hari lagi. #nseden bersamaan dengan mun!ulnya eksantema adalah deteksi antibodi !ampak yang beredar dalam serum yang ditemukan pada hampir '&&@ pasien di hari kedua timbulnya ruam. -erbaikan ge ala klinis di mulai saat ini, ke!uali pada beberapa pasien, dimulai beberapa hari kemudian karena penyakit sekunder yang disebabkan oleh bakteri yang bermigrasi melintasi barisan sel epitel traktus respiratorius. Ter adi sinusitis, otitis media, bronkopneumonia sekunder akibat hilangnya pertahanan normal setempat. $elain itu !ampak !ampak dapat menyebabkan giBi kurang.( *eberapa hari setelah serangan akut, terlihat kelainan sistem sara0 pusat, saat antibodi serum berlimpah dan virus menular tidak lagi dapat dideteksi. 5al ini diperkirakan merupakan ense0alitis autoimun. -ada pasien $$-7, hilangnya virus !ampak dari sistem sara0 pusat beberapa tahun kemudian setelah in0eksi !ampak primer menekankan perlunya pen elasan lebih lan ut tentang interaksi virus dengan sistem sara0 pusat, baik se!ara akut maupun kronis. $$-7 bisa disebut sebagai ense0alitis virus !ampak lambat. ' 2.% &$nifest$si Klinis -enyakit ini di bagi dalam ( stadium, yaitu 1. Stadium Kataral !rodromal" *iasanya stadium ini berlangsung selama ,-5 hari disertai panas, malaise, batuk, 0oto0obia, kon ungtivitis dan koriBa. "en elang akhir stadium kataral dan %, am sebelum timbul anantema, timbul bercak koplik yang patognomonik bagi morbili, tetapi sangat arang di umpai, ber!ak koplik berwarna putih kelabu, sebesar u ung arum dan dikelilingi oleh eritema. Lokalisasinya di mukosa bukalis berhadapan molar bawah. +arang ditemukan di bawah bibir tengah atau palatum. .adang-kadang terdapat makula halus yang kemudian menghilang sebelum stadium erupsi. >ambaran darah tepi adalah lim0ositosis dan leukopenia. $e!ara klinis, gambaran penyakit menyerupai in0luenBa dan didiagnosis sebagai in0luenBa. 1iagnosis perkiraan yang besar dapat dibuat bila ada ber!ak koplik dan penderita pernah kontak dengan penderita morbili dalam waktu % minggu terakhir.5

>ambar %9 *er!ak koplik pada penderita !ampak9

>ambar (9 .on ungtivitis pada anak

#. Stadium $rupsi .oriBa dan batuk-batuk bertambah. Timbul enantema atau titik merah di palatum durum dan palatum mole. .adang-kadang terlihat pula ber!ak komplik. Ter adinya eritema yang berbentuk makula-papula disertai menaiknya suhu badan. 1iantara ma!ula terdapat kulit yang normal. "ula-mula eritema timbul dibelakang telinga, dibagian lateral tengkuk, sepan ang rambut dan bagian belakang bawah. .adang-kadang terdapat perdarahan ringan pada kulit. <asa gatal, muka bengkak, ruam men!apai anggota bawah pada hari ketiga dan akan hilang dengan urutan seperti ter adinya. Terdapat pembesaran kelen ar getah bening di sudut mandibula dan dan di daerah leher belakang. -ula terdapat sedikit splenomegali. Tidak arang disertai diare dan muntah. ;ariasi dan morbili yang biasa ini ialah Cbla!k measlesD yaitu morbili yang disertai perdarahan pada kulit , mulut, hidung dan traktus digestivus.5

>ambar ,9 <uam pada Campak

%. Stadium Kon&alensi 7rupsi berkurang meninggalkan bekas yang berwarna lebih tua 2 hiperpigmentasi3 yang lama kelamaan akan hilanh sendiri. $elain hiperpigmentasi pada anak #ndonesia sering ditemukan pula kulit yang bersisik. 5iperpigmentasi ini merupakan ge ala patognomonik untuk morbili. -ada penyakit-penyakit lain dengan iretema atau eksantema ruam kulit menghilang tanpa hiperpigmentasi. $uhu menurun sampai men adi normal ke!uali bila ada komplikasi.5 2.' Di$gnosis 2.'.1 An$"nesis '. =nak dengan panas (-5 hari 2biasanya tinggi, mendadak3, timbul ruam kulit, batuk, pilek, harus di!urigai morbili),8 %. "ata merah, tahi mata, 0oto0obi, menambah ke!urigaan),8 (. 1apat disertai diare dan muntah),8 ,. =nak resiko tinggi adalah bila kontak dengan penderita morbili 2' a % minggu sebelumnya3 dan belum pernah vaksinasi !ampak. =danya kulit kehitaman dan bersisik 2hiperpigmentasi3 dapat merupakan tanda penyembuhan),8 2.'.2 Pe"eri(s$$n Klinis >e ala klinis ter adi setelah masa tunas '&-'% hari terdiri dari ( stadium '. $tadium prodromal

*erlangsung %-, hari ditandai dengan demam yang diikuti dengan batuk pilek, 0aring merah, nyeri menelan, stomatitis, tanda patognomonil timbulnya enantema mukosa pipi di depan molar tiga disebut bercak koplik) %. $tadium 7rupsi 1itandai dengan timbulnya ruam makulo papular yang bertahan selama 5-? hari. Timbulnya ruam mulai dari batas rambut di belakang telinga, kemudian menyebar ke wa ah, leher dan akhirnya ke ekstrimitas) (. $tadium -enyembuhan 2konvalenses3 $etelah ( hari ruam berangsur-angsur menghilang sesuai urutan timbulnya. <uam kulit men adi kehitaman dan mengelupas yang akan menghilang setelah '-% minggu.) 2.'.3 Pe"eri(s$$n L$)or$tori*" -emeriksaan laboratorium 9 tidak khas, seperti umunya in0eksi virus. 2'iant cell pada mukosa pipi dapat membantu menegakkan diagnosis3. 8 -ada pemeriksaan darah tepi umlah leukosit normal atau meningkat apabila ada komplikasi in0eksi bakteri.) 2.+ Di$gnosis B$n!ing <uam kulit pada !ampak harus dibedakan dari eksantema subitum roseola", rubela, demam skarlatina. (oseola in0antum 2eksantema subitum3 dibedakan dari !ampak, karena ruam kulit mun!ul bersamaan dengan hilangnya demam. 7tiologi dari 5uman 5ervesvirus ? dengan genom 1N= double stranded. >e ala demam tinggi selama (-, hari disertai iritabilitas ter adi sebelum timbulnya eksantema pada kulit dan diikuti penurunan demam se!ara drastis men adi normal. .elainan kulit yang timbul berwarna merah tua dan dimulai daerah dada kemudian menyebar ke muka dan ekstrimitas. 1alam % hari gambaran ini akan hilang. Tidak ada pemeriksaan laboratorium spesi0ik untuk menun ang diagnosis penyakit ini.%,( <uam-ruam kulit pada rubela !enderung kurang elas dibandingkan dengan !ampak, -ada anak tidak diawali dengan ge ala prodromal yang spesi0ik. -erbesaran kelen ar getah bening yang khas arang terlihat. =danya perbesaran kelen ar getah bening khususnya daerah belakang telinga dan osipital sangat menun ang diagnosis rubela, walaupun keadaan ini dapat ditemukan di penyakit lain. 7ksantema berwarna merah muda dan timbul di leher dan muka menyebar ke seluruh tubuh lebih !epat dari !ampak, biasanya dalam waktu %,-,8 am. .emerahan ini arang bergabung sehingga terlihat sebagai bintik-bintik merah ke!il. -ada hari ke tiga eksantema di bagian tubuh mulai memudar tinggal bagian ekstremitas sa a yang kemudian menghilang tanpa deskuamasi.%,(

<uam-ruam kulit di0us dan papuler halus didapatkan pada demam skarlatina, eritema yang menyatu dengan tekstur seperti kulit angsa terutama terdapat se!ara elas pada daerah abdomen yang relati0 mudah dibedakan.% 2., Ko" li($si *erma!am-ma!am komplikasi bisa ditemukan selama stadium akut !ampak atau segera sesudah itu. Aang terkena paling sering adalah traktus respiratorius, tetapi gastroenteritis berat uga ter adi. .omplikasi yang sering di umpai adalah bronkopneumonia 2)5,%@3, gastroenteritis 2),'@3, ense0alitis 2?,)@3, dan lain-lain 2),9@3. $elain itu terdapat beberapa komplikasi lain yang menyertai !ampak.( )ronkopneumonia dapat disebabkan oleh virus !ampak maupun in0eksi bakteri, ditandai dengan batuk, 0rekuensi na0as meningkat, dan adanya ronki basah halus. -ada saat suhu turun ge ala pneumonia karena virus akan menghilang, ke!uali batuk yang masih akan terus sampai beberapa hari. =pabila suhu belum turun pada saat yang diharapkan dan ge ala saluran na0as masih terus berlangsung, dapat diduga pneumonia karena bakteri yang telah mengadakan invasi pada sel epitel yang dirusak oleh virus.( $nteritis sering ter adi sebagai komplikasi dari !ampak, pada beberapa anak yang menderita !ampak mengalami muntah dan men!ret pada 0ase prodromal. .eadaan ini akibat invasi virus ke dalam sel mukosa usus.( $nsefalitis adalah penyulit neurologik yang paling sering ter adi, biasanya ter adi pada hari ke ,-) setelah timbulnya ruam. #nsidennya sekitar '-% dalam '&&& kasus !ampak. Ter adinya ense0alitis dapat melalui mekanisme imunologik maupun invasi langsung virus !ampak ke otak. >e ala ense0alitis dapat berupa ke ang, letargi, koma dan iritabel.( SS!$ Subacute sclerosing panencephalitis" merupakan kelainan degenerati0 susunan sara0 pusat yang arang disebabkan oleh in0eksi virus !ampak yang persisten. .e adian $$-7 adalah &,?-%,% dalam '&&.&&& kasus !ampak. "asa inkubasi timbulnya $-77 rata-rata ) tahun. >e ala $$-7 didahului dengan gangguan tingkah laku dan intelektual yang progresi0, diikuti inkoordinasi motorik, ke ang yang umumnya bersi0at mioklonik. Laboratorium menun ukkan peningkatan globulin dalam !airan !erebrospinal dan peningkatan antibodi !ampak dalam serum 2'9'%8&3. Tidak ada terapi untuk $-77. <ata-rata angka waktu timbulnya ge ala sampai meninggal antara ?-9 bulan.( *titis media ter adi akibat invasi virus ke telinga tengah umumnya ter adi pada !ampak. >endang telinga biasanya hiperemia pada stadium prodromal dan stadium erupsi. +ika invasi bakteri pada lapisan sel mukosa yang rusak karena invasi virus, ter adi otitis media purulenta.( +aringitis akut timbul adanya edema hebat pada mukosa saluran na0as, bertambah parah ketika demam men!apai pun!aknya. 1itandai dengan distres perna0asan, sesak, sianosis, dan stridor. .etika demam turun keadaan akan membaik dan ge ala menghilang.( 8

Keratokon,ungti&itis asimtomatis inak yang menyertai !ampak dapat menetap selama , bulan lesi dapat dilihat hanya dengan biomikroskop lampu !elah. Ter adi lesi kornea yang lebih berat pada pasien !ampak yang kurang giBi.' +imfadenopati difus yang menyertai !ampak mengenai nodus mesenterium dan dianggap menimbulkan nyeri abdomen yang umum ter adi. >e ala dan tanda penyakit yang identik dengan apendisitis akut bisa mengakibatkan intervensi operasi selama periode prodromal.' 2.1Pengo)$t$n 2.1-.1 Pen.eg$/$n !encegahan -ktif #ni dilakukan dengan pemberian Clive attenuated va!!ineD mula-mula digunakan strain $dmonston ), tetapi karena strain ini menyebabkan panas tinggi dan eksantem pada hari ke tu uh sampai hari kesepuluh setelah vaksinasi, maka strain edmonston * diberikan bersama-sama dengan globulin gama pada lengan yang lain. $ekarang digunakan strain Sch.arz dan /oraten dan tidak diberikan globulin-gama. ;aksin tersebut diberikan se!ara subkutan dan menyebabkan imunitas yang berlangsung lama. -ada penyeledikan serologis ternyata bahwa imunitas tersebut mulai mengurang 8-'& tahun setelah vaksinasi. 1ian urkan untuk memberikan vaksin morbili tersebut kepada anak berumur '5 bulan yaitu karena sebelum umur '5 bulan diperkirakan anak tidak dapat membentuk antibodi se!ara baik karena masih ada antibodi dari ibu. Tetapi dian urkan pula agar anak yang tinggal di daerah endemis morbili dan banyak tuberkolosis diiberikan vaksinasi pada umur ? bulan dan revaksinasi dilakukan pada umur '5 bulan. 1iketahui dari penelitian Linnemann dkk. 2'98%3 pada anak yang divaksinasi sebelum umur '& bulan tidak ditemukan antibodi begitu pula setelah revaksinasi kadang-kadang riter antibodi tidak naik se!ara bermakna. 0i 1ndonesia saat ini masih dian urkan memberikan vaksin morbili kepada anak berumur 9 bulan ke atas. ;aksin morbili diatas dapat pula diberikan kepada orang yang alergi terhadap telur, karena vaksin morbili ini ditumbuhkan dalam biakan aringan anin ayam yang se!ara antigen adalah berbeda dengan protein telur. 5anya bila terdapat suatu penyakit alergi sebaiknya vaksinasi ditunda sampai % minggu sembuh. ;aksin morbili uga dapat diberikan kepada penderita tuberkolosis akti0 yang sedang mendapat tuberkolustatika. ;aksin morbili tidak boleh diberikan kepada wanita hamil, anak dengan tuberkolosis yang tidak diobati, penderita leukimia dan anak yang sedang mendapat pengobatan imunosupresi0. 9

;aksin morbili dapat diberikan sebagai vaksin morbili sa a atau sebagai vaksin measles-mumps-rubella 2""<3. 1i #ndonesia digunakan pula vaksin morbili buatan -erum *io0arma yang terdiri dari virus morbili yang hidup dan sangat dilemahkan, strain $!hwan dan ditumbuhkan dalam aringan anin ayam dan kemudian dibekukeringkan. Tiap dosis yang dari vaksin yang sudah dilarutkan mengandung virus morbili tidak kurang dari '.&&& TC#15& dan neomisin * sul0at tidak lebih dari 5& mikrogram. ;aksin ini diberikan se!ara subkutan sebanyak &,5 ml pada umur 9 bulan. Ter adi anergi terhadap tuberkulin selama % bulan setelah vaksinasi. *ila seorang telah mendapat imonoglobulin atau trans0usi darah maka vaksinasi dengan vaksin ini tidak boleh diberikan kepada anak dengan in0eksi akut lainnya yang disertai demam, anak dengan de0isiensi imunologik anak yang sedang diberi pengobatan intensi0 dengan obat imunosupresan.5 !encegahan !asif #> manusia yang diberikan segera setelah pema anan dapat mengubah gambaran klinis dan e0ek antigen pada in0eksi virus !ampak. =nak yang rentan harus diberi #> &,%5 mL:.g berat badan, untuk men!egah !ampak. *ila telah berlangsung lebih dari ? hari, maka #> tidak dapat diandalkan untuk men!egah maupun dimodi0ikasi penyakit. -asien dengan !ampak yang dimodi0ikasi globulin memperlihatkan gambaran klinis yang beragam masa tunas meman ang dan berbagai keluhan dan tanda penyakit !ampak, tetapi mereka sebagai sumber penular potensial pada individu yang berkontak dengan mereka. 6leh karena si0at kekebalan alaminya sementara, imunisasi pasi0 harus diikuti oleh imunisasi akti0 dalam ( bulan sesudah itu. .arena dosis besar imunoglobulin saat ini sering diberikan untuk pen!egahan atau pengobatan se umlah gangguan misal 2in0eksi, 5#;, penyakit .awasaki, trombositoponia imun, hepatitis *, dan pro0ilaksis varisela3 interval yang lebih pan ang dian urkan sebelum vaksin virus !ampak. #ni bervariasi dari ( sampai '' bulan bergantung pada produk dan umlah globulin yang diberikan.'

1munisasi 2langan'& -enelitian di Aohyakarta, =mbon dan -alu oleh badan Lingkes 1epkes mengenai kadar #g> pada %&& anak sekolah perpropinsi pada tahun '998, menun ukkan status antibodi !ampak hanya men!apai )',9@ sehingga pada umur ?-'' tahun umlah anak yang rentan pada in0eksi !ampak !ukup tinggi '&

yairtu ?-(% ,?@. =tas dasar penelitian tersebut ulangan imunisasi !ampak diberikan pada usia masuk sekolah 2umur ?-) tahun3 melalui program *#=$ #munisasi ulang dian ukan uga dalam situasi tertentu, misalnyaE "ereka yang memperoleh imunisasi sebelum umur ' tahun dan terbukti bahwa potensi vaksin yang digunakan kurang baik 2tampak peningkatan insiden kegagalan vaksinasi3 pada anak yang memperoleh imunisasi ketika umur '%-', bulan tidak disarankan mengulangi umunisasinya tetapi hal ini bukan merupakan kontra indikasi =pabila terdapat ke adian luar biasa peningkatan kasus !ampak, maka anak $1, $LT- dan $LT= dapat diberikan imunasi ulang $etiap orang yang pernah imunisasi vaksin !ampak yang virusnya sudah dimatikan 2vaksin inakti03 $etiap orang yang memperoleh imonoglobulin. $eorang yang tidak dapat menunukkan imunisasinya.

2.1-.2 Pengo)$t$n -engobatan bersi0at suporti0, terdiri dari pemberian !airan yang !ukup, suplemen nutrisi, antibiotik bila ter adi in0eksi sekunder, anti konvulsi bila ke ang, pemberian vitamin =. -asien diindikasikan rawat inap bila hiperpireksia 2F(8GC3, dehidrasi, ke ang, asupan oral sulit, dan adanya komplikasi.) Tanpa .omplikasi) '. -asien dirawat di ruang isolasi %. Tirah baring (. =ntipiretik parasetamol '&-'5 mg:kg **:kali pemberian, minimal ? am antar pemberian. ,. ;itamin = '&&.&&& #/, bila disertai malnutrisi dilan utkan '5&& #/ tiap hari. -emberian vitamin = segera setelah terdiagnosis akan meningkatkan daya tahan tubuh penderita karena pada !ampak !adangan vitamin = tubuh akan turun dengan !epat. -emberian vitamin = berguna untuk menambah !adangan vitamin =, men!egah kebutaan dan se!ara bermakna mengurangi angka kematian !ampak.',(,) 5. 1iet makanan !ukup !airan, kalori yang memadai. +enis makanan disesuaikan dengan tingkat kesadaran pasien dan ada tidaknya komplikasi.

-engobatan dengan komplikasi) '. *ronkopneumonia =mpisilin '&& mg:kg **:hari dan .loram0enikol )5 mg:kg**:hari selama )-'& hari. 6ksigen % L:menit. ''

.oreksi gangguan analisis gas darah dan elektrolit.

%. 7nse0alitis =mpisilin '&& mg:kg **:hari dan .loram0enikol )5 mg:kg**:hari selama )-'& hari. .ortikosteroid9 deksametason ' mg:kg**:hari sebagai dosis awal dilan utkan &,5 mg:kg**:hari dalam ( dosis sampai kesadaran membaik 2bila pemberian lebih dari 5 hari dilakukan tappering off3. (. 7nteritis .oreksi dehidrasi sesuai dengan dera at dehidrasi ,. 6titis media $eringkali disebabkan oleh karena in0eksi sekunder, maka perlu mendapat antibiotik kotrimoksaBol-sul0ametokBasol 2T"- , mg:kk **:hari dibagi dalam % dosis3( 2.11 Prognosis4 "orbili merupakan penyakit sel0 limiting dan berlangsung antara 5-'& hari, sehingga bila tanpa disertai dengan komplikasi maka prognosanya baik. /orbiditas morbili dipengaruhi oleh beberapa 0aktor seperti. '. 1iagnosis dini, pengobatan yang adekuat terhadap komplikasi yang timbul %. .esadaran dan pengetahuan yang rendah dari orang tua penderita (. "asih per!aya tahayul ,. -enggunaan 0asilitas kesehatan yang kurang.

'%

Potrebbero piacerti anche

  • Kewarganegaraan
    Kewarganegaraan
    Documento5 pagine
    Kewarganegaraan
    Jauhary Kusuma Abiyin
    Nessuna valutazione finora
  • Campak Lapkas Ok
    Campak Lapkas Ok
    Documento25 pagine
    Campak Lapkas Ok
    Sinichi Kudo
    Nessuna valutazione finora
  • Surat Kuasa KTT
    Surat Kuasa KTT
    Documento1 pagina
    Surat Kuasa KTT
    Sinichi Kudo
    Nessuna valutazione finora
  • Laporan Kasus
    Laporan Kasus
    Documento5 pagine
    Laporan Kasus
    Sinichi Kudo
    Nessuna valutazione finora
  • Referat Bab 1 Quw
    Referat Bab 1 Quw
    Documento19 pagine
    Referat Bab 1 Quw
    Sinichi Kudo
    Nessuna valutazione finora
  • BP 1
    BP 1
    Documento14 pagine
    BP 1
    Sinichi Kudo
    Nessuna valutazione finora
  • Otitis Eksternaku
    Otitis Eksternaku
    Documento15 pagine
    Otitis Eksternaku
    Sinichi Kudo
    Nessuna valutazione finora
  • Kewirausahaan - Versi Terjemahan Bahasa Dari Bab VI - Edit
    Kewirausahaan - Versi Terjemahan Bahasa Dari Bab VI - Edit
    Documento14 pagine
    Kewirausahaan - Versi Terjemahan Bahasa Dari Bab VI - Edit
    Sinichi Kudo
    Nessuna valutazione finora
  • Duoderm
    Duoderm
    Documento27 pagine
    Duoderm
    Sinichi Kudo
    100% (2)
  • Silabus Kelas X
    Silabus Kelas X
    Documento4 pagine
    Silabus Kelas X
    Rifqi Afriandy
    Nessuna valutazione finora
  • Materi Akuntansi Biaya
    Materi Akuntansi Biaya
    Documento71 pagine
    Materi Akuntansi Biaya
    Bequiet Chen
    Nessuna valutazione finora
  • Fiko Alur Form - Pindah Kuliah - 12
    Fiko Alur Form - Pindah Kuliah - 12
    Documento5 pagine
    Fiko Alur Form - Pindah Kuliah - 12
    Sinichi Kudo
    Nessuna valutazione finora
  • Undangan Hari Ulang Tahun
    Undangan Hari Ulang Tahun
    Documento2 pagine
    Undangan Hari Ulang Tahun
    Sinichi Kudo
    Nessuna valutazione finora
  • Tugas Arum Ips
    Tugas Arum Ips
    Documento3 pagine
    Tugas Arum Ips
    Sinichi Kudo
    Nessuna valutazione finora
  • Soal Farmakologi
    Soal Farmakologi
    Documento48 pagine
    Soal Farmakologi
    Sinichi Kudo
    100% (1)
  • Persiapan
    Persiapan
    Documento1 pagina
    Persiapan
    Sinichi Kudo
    Nessuna valutazione finora
  • Soal Kulkel 1
    Soal Kulkel 1
    Documento30 pagine
    Soal Kulkel 1
    Sinichi Kudo
    Nessuna valutazione finora
  • Resume
    Resume
    Documento3 pagine
    Resume
    Sinichi Kudo
    Nessuna valutazione finora
  • Soal To Obgyn 2
    Soal To Obgyn 2
    Documento29 pagine
    Soal To Obgyn 2
    Sinichi Kudo
    Nessuna valutazione finora
  • Bab 4
    Bab 4
    Documento5 pagine
    Bab 4
    Sinichi Kudo
    Nessuna valutazione finora
  • Bab I
    Bab I
    Documento3 pagine
    Bab I
    Sinichi Kudo
    Nessuna valutazione finora
  • Bunga Eceng Gondok Bunga Putri Malu
    Bunga Eceng Gondok Bunga Putri Malu
    Documento1 pagina
    Bunga Eceng Gondok Bunga Putri Malu
    Sinichi Kudo
    Nessuna valutazione finora
  • Profil Kobe Bryant
    Profil Kobe Bryant
    Documento1 pagina
    Profil Kobe Bryant
    Sinichi Kudo
    Nessuna valutazione finora
  • Pemeriksaan Fisik
    Pemeriksaan Fisik
    Documento16 pagine
    Pemeriksaan Fisik
    Eva Elvrida Pardede
    Nessuna valutazione finora
  • Tugas
    Tugas
    Documento1 pagina
    Tugas
    Sinichi Kudo
    Nessuna valutazione finora
  • Fo TOSINTES
    Fo TOSINTES
    Documento2 pagine
    Fo TOSINTES
    Sinichi Kudo
    Nessuna valutazione finora
  • Pengkajian Respirasi
    Pengkajian Respirasi
    Documento41 pagine
    Pengkajian Respirasi
    Sinichi Kudo
    Nessuna valutazione finora
  • Adolf Hitler Lahir Tahun 1889 Di Braunau
    Adolf Hitler Lahir Tahun 1889 Di Braunau
    Documento8 pagine
    Adolf Hitler Lahir Tahun 1889 Di Braunau
    Sinichi Kudo
    Nessuna valutazione finora
  • Bab I
    Bab I
    Documento3 pagine
    Bab I
    Sinichi Kudo
    Nessuna valutazione finora