Documenti di Didattica
Documenti di Professioni
Documenti di Cultura
Sakinah MZ
PENDAHULUAN
akhir-akhir ini penyakit morbili merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara kita yakni dengan dilaporkannya kejadian wabah penyakit morbili di beberapa daerah dengan angka kesakitan dan angka kematian yang cukup tinggi.
Sejak tahun 2000 morbili di Indonesia telah mendapat perhatian khusus yaitu sejak terjadi wabah morbili yang cukup serius di pulau Lombok dengan kematian 130 diantara 2.107 kasus dan di pulau Bangka 25 kematian diantara 207, di Jawa timur pada tahun 2010 kasus campak sebanyak 327 dengan angka kematian 18 kasus, di kabupaten jember thn 2012 ditemukan 44 kasus capak dan di wilayak kerja PKM tanggul ditemukan 25 kasus campak pada tahun 2013,
CAMPAK:DEFINISI
Campak adalah penyakit akut yang sangat menular, disebabkan oleh infeksi virus yang memiliki gejala klinis khas yaitu terdiri dari 3 stadium: (1) stadium kataral/prodromal (2) stadium erupsi/ruam (3) Stadium konvalesensi
CAMPAK: VIROLOGI
Virus campak adalah anggota Morbilivirus dari famili paramiksovirus Virus campak mempunyai RNA untai lurus negatif di dalam kapsid heliks protein yang tertutup oleh membran luar lemak dan protein Virus sangat tidak tahan panas tetapi hidup dalam jangka waktu lama pada temperatur rendah. Virus campak menunjukkan antigenitas yang homogen
CAMPAK: ETIOLOGI
Campak disebabkan oleh suatu virus RNA, yang termasuk famili Paramiksoviridae, genus morbilivirus
CAMPAK: EPIDEMIOLOGI
Di kebanyakan negara, campak merupakan penyakit pemulaan masa kanak-kanak, dengan insiden puncaknya detemukan pada anak usia pra sekolah dan usia sekolah awal
Di daerah perkotaan yang padat, insiden paling tinggi pada kelompok usia 1 sampai 5 tahun
Distribusi usia bergeser ke usia 5 sampai 10 tahun di daerah pinggiran dan pedesaan
CAMPAK: PATOGENESIS
Droplet Penderita Campak
Kelenjar Getah Bening Di bawah Mukosa Memperbanyak diri, menyebar ke RIS (viremia 1)
virus menyebar ke Permukaan epitel orofaring, konjungtiva, sal. Pernapasan, kulit, kandung seni, usus, (viremia 2)
Manifestasi klinis batu, pilek, mata merah, demam, koplik spot, ruam kulit makulo papular
GAMBAR KONJUNGTIVITIS
Stadium Erupsi
Eruksi berkurang meninggalkan bekas berwarna lebih tua (hiperpigmentasi) lama-lama hilang sendiri, suhu urun sampai normal
CAMPAK: DIAGNOSIS
Anamnesis
Anak dengan panas 3-5 hari (biasanya tinggi, mendadak), timbul ruam kulit, batuk, pilek, harus dicurigai morbili. Mata merah, tahi mata, fotofobi, menambah kecurigaan. Dapat disertai diare dan muntah.
CAMPAK: DIAGNOSIS
Pemeriksaan Klinis
Tidak khas, seperti umunya infeksi virus. darah tepi leukosit normal atau meningkat apabila ada komplikasi infeksi bakteri.
Demam skarlatina.
CAMPAK: DIAGNOSIS
Bronkopneumonia (75,2%) Gastroenteritis (7,1%) Ensefalitis (6,7%) Lain-lain (7,9%).
CAMPAK: PENGOBATAN
Suportif: cairan yang cukup, suplemen nutrisi, antibiotik infeksi sekunder, anti konvulsi kejang, pemberian vitamin A
Rawat inap: hiperpireksia (>38C), dehidrasi, kejang, asupan oral sulit, adanya komplikasi
CAMPAK: PENCEGAHAN
Imunisasi aktif (Virus hidup yang dilemahkan, virus mati)
Virus mati: tidak digunakan lagi Virus hidup yang dilemahkan: 0,5 ml; subkutan; umur 9 bulan
Imunisasi pasif
Imunoglobulin serum 0,25 ml/kg BB diberikan intramuskuler 5 hari
CAMPAK: PROGNOSIS
Morbili merupakan penyakit self limiting
Prognosanya baik.
Berikut ini merupakan bagan sebaran kasus campak di wilayah kerja Puskesmas Tanggul pada periode Mei-Desember 2013.
12%
8% 4%
Patemon
Manggisan Kramat SH
40%
40%
35% 30%
36%
0- 24 bln 2thn- 4thn 12%
25%
20% 15%
4thn- 6thn 8% 4%
6thn-8thn
10%
5% 0% umur
8thn- 10tthn
Kesimpulan
Berdasarkan uraian hasil dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa: Campak adalah penyakit virus akut yang disebabkan oleh virus morbili yaitu virus RNA dari famili paramixoviridae. Penyakit ini dapat ditularkan melalui droplet dan kontak langsung dengan pasien
Tanggul Watan dan Tanggul Kulon merupakan desa dengan prevalensi campak tertinggi. Daerah yang terjangkit campak pada umumnya adalah kota/wilayah yang padat penduduk. Patemon, Manggisan serta Kramat SH memiliki prevalensi kasus campak yang rendah. Campak paling banyak pada usia 0- 24bln sebanyak 40% dan paling sedikit pada usia 810thn dengan prosentase 4%, kasus campak terjadi pada penderita yang tak imunisasi 76% dan yang imunisasi 24%