Sei sulla pagina 1di 8

Teknologi Additive dan Admixture

Oleh: Dr. Iswandi Imran

Admixture
Chemical Admixture (Additive) Bahan-bahan admixture yang dapat larut dalam air digolongkan sebagai chemical admixture Mineral Admixture Bahan-bahan admixture yang tidak dapat larut dalam air digolongkan sebagai mineral admixture

Ringkasan Bahan Additive untuk Beton


Jenis
Air-Entraining (AEA)

Penerapan
Untuk meningkatkan ketahanan beku/cair Untuk meningkatkan workabilitas

Pengaruh
Menghasilkan butiran-butiran udara kecil yang banyak dalam beton

Keterangan
Efisiensi semakin berkurang seiring dengan meningkatnya suhu, kadar semen tinggi dan kehadiran fly ash Kandungan klorida harus dibatasi Overdosis lignosulphonates dapat menyebabkan penundaan pengerasan yang berlarut-larut. Selanjutnya hal ini dapat mempengaruhi kekuatan dan porositas beton. Kecocokan dengan zat tambahan lain dalam campuran harus diperiksa Penambahan kembali air pada beton lebih dari sekali untuk mengembalikan slump dapat menyebabkan reduksi kekuatan ultimate.

Water-Reducing

Untuk meningkatkan workabilitas Untuk meningkatkan kekuatan pada tingkat workabilitas yang sama Untuk memperbaiki sifat beton yang menggunakan agregat bergradasi jelek

Memisahkan partikel-partikel semen dan meningkatkan fluiditas beton Mengurangi kebutuhan air pencampur Dapat mempengaruhi waktu setting beton

High Range water Reducer Superplasticizers (HRWR)

Untuk memfasilitasi penempatan dan pemadatan (contoh pada elemen beton bertulang yang ditulangi dalam jumlah banyak) Untuk meningkatkan kekuatan Untuk menghasilkan bentuk permukaan yang berkualitas tinggi Untuk memfasilitasi pumping Untuk mengurangi perpindahan uap air

Meningkatkan fluiditas beton dengan pengaruh yang kecil pada waktu setting

Permeability Reducing

Mengisi pori-pori dengan bahanbahan yang reaktif, atau bahan penolak air (water-repellent)

Tidak akan mengubah beton kualitas rendah menjadi beton kedap air. Pengurangan permeabilitas disebabkan oleh meningkatnya workabilitas dan pengerjaan yang lebih baik

Skema Penambahan Water Reducer pada Campuran Beton


Kuat tekan 28 hari > A Kelecakan <B - air Kuat tekan 28 hari > A Kelecakan =B + Water Reducer + semen - semen - air Kuat tekan 28 hari = A Kelecakan =B + Water Reducer + semen + air Kuat tekan 28 hari = A Kelecakan =B

Kuat tekan 28 hari = A Kelecakan >B

Kuat tekan 28 hari = A Kelecakan >B

+ Water Reducer

Additive Lainnya
VMA

(viscosity-modifying admixtures) SRA (shrinkage reducing admixture) AWA (anti washout agent)

Spesifikasi ASTM C494 - 92 untuk Berbagai Jenis Admixture


S ifat TYPE - A Water Reducing Kandungan air maksimum (% terhadap kontrol) Perbedaan waktu setting yanng diizinkan terhadap kontrol (menit) Awal : - M inimum - M aksimum 95 TYPE - B Retarding TYPE - C Accelerating TYPE - D TYPE - E TYPE - F High Range Water Reducing 88 TYPE - G High Range Water Reducing and Retarding 88 Water Water Reducing & Reducing & Retarding Retarding 95 95

60 lebih awal atau 90 lebih telat 60 lebih awal atau 90 lebih telat -

60 lebih telat 210 lebih telat

60 lebih awal 60 lebih telat 210 lebih awal 210 lebih telat

60 lebih awal 210 lebih awal

60 lebih awal atau 90 lebih telat 60 lebih awal atau 90 lebih telat 140

60 lebih telat 210 lebih telat

Akhir

- minimum - maksimum

210 lebih telat

60 lebih awal -

210 lebih telat

60 lebih awal -

210 lebih telat

Kekuatan tekan minimum (% terhadap kontrol) 1 hari 3 hari 7 hari 28 hari 6 bulan 1 tahun Kekuatan lentur minimum (% terhadap kontrol) 3 hari 7 hari 28 hari

125

110 110 110 100 100 100

90 90 90 90 90 90

125 100 100 90 90 110

110 110 110 100 100 100

125 110 110 100 100 110

125 115 110 100 100 110

125 115 110 100 100 110

100 100

90 90

100 90

100 100

100 100

100 100

100 100

Mineral Admixture

Material cementitious: Dapat bereaksi langsung dengan air. Bahan ini mengandung silikat dan kalsium aluminosilikat. Contoh: Blast Furnace Slag, yaitu bahan buangan industri baja yang menggunakan tanur pijar. Material pozzolanic: Material yang dapat bereaksi dengan kapur bebas (Ca(OH)2) plus air. Komposisinya didominasi oleh siliceous dan aluminous. Contoh: Abu Terbang kelas F, yaitu sisa buangan Industri Pembangkit Listrik yang menggunakan batubara jenis bituminous atau anthracite. Selain itu, silica fume (hasil sampingan produksi elemen silicon), juga bahan pozzolanic. Komposisinya didominasi oleh unsur amorphous silica. Material pozzolanic dan cementitious: Material ini dapat bereaksi dengan air saja atau dengan kapur bebas (Ca(OH)2) plus air. Komposisinya didominasi oleh siliceous, aluminous dan kapur. Contoh: Abu Terbang kelas C, yaitu sisa buangan Industri PLTU yang menggunakan barubara jenis lignite atau subbituminous. Material inert Material ini tidak bereaksi secara kimiawi dengan unsurunsur semen. Contoh: bahan buangan pabrik batu marmer, bahan kuarsa yang sudah dihaluskan dan lain-lain.

Bahan Buangan Industri Lainnya


bahan

buangan industri kertas (sludge) bahan buangan industri pemotongan kayu (sawdust ash) sisa pembakaran padi (abu sekam) Dan lain-lain

Potrebbero piacerti anche