Documenti di Didattica
Documenti di Professioni
Documenti di Cultura
Admixture
Chemical Admixture (Additive) Bahan-bahan admixture yang dapat larut dalam air digolongkan sebagai chemical admixture Mineral Admixture Bahan-bahan admixture yang tidak dapat larut dalam air digolongkan sebagai mineral admixture
Penerapan
Untuk meningkatkan ketahanan beku/cair Untuk meningkatkan workabilitas
Pengaruh
Menghasilkan butiran-butiran udara kecil yang banyak dalam beton
Keterangan
Efisiensi semakin berkurang seiring dengan meningkatnya suhu, kadar semen tinggi dan kehadiran fly ash Kandungan klorida harus dibatasi Overdosis lignosulphonates dapat menyebabkan penundaan pengerasan yang berlarut-larut. Selanjutnya hal ini dapat mempengaruhi kekuatan dan porositas beton. Kecocokan dengan zat tambahan lain dalam campuran harus diperiksa Penambahan kembali air pada beton lebih dari sekali untuk mengembalikan slump dapat menyebabkan reduksi kekuatan ultimate.
Water-Reducing
Untuk meningkatkan workabilitas Untuk meningkatkan kekuatan pada tingkat workabilitas yang sama Untuk memperbaiki sifat beton yang menggunakan agregat bergradasi jelek
Memisahkan partikel-partikel semen dan meningkatkan fluiditas beton Mengurangi kebutuhan air pencampur Dapat mempengaruhi waktu setting beton
Untuk memfasilitasi penempatan dan pemadatan (contoh pada elemen beton bertulang yang ditulangi dalam jumlah banyak) Untuk meningkatkan kekuatan Untuk menghasilkan bentuk permukaan yang berkualitas tinggi Untuk memfasilitasi pumping Untuk mengurangi perpindahan uap air
Meningkatkan fluiditas beton dengan pengaruh yang kecil pada waktu setting
Permeability Reducing
Mengisi pori-pori dengan bahanbahan yang reaktif, atau bahan penolak air (water-repellent)
Tidak akan mengubah beton kualitas rendah menjadi beton kedap air. Pengurangan permeabilitas disebabkan oleh meningkatnya workabilitas dan pengerjaan yang lebih baik
+ Water Reducer
Additive Lainnya
VMA
(viscosity-modifying admixtures) SRA (shrinkage reducing admixture) AWA (anti washout agent)
60 lebih awal atau 90 lebih telat 60 lebih awal atau 90 lebih telat -
60 lebih awal 60 lebih telat 210 lebih awal 210 lebih telat
60 lebih awal atau 90 lebih telat 60 lebih awal atau 90 lebih telat 140
Akhir
- minimum - maksimum
60 lebih awal -
60 lebih awal -
Kekuatan tekan minimum (% terhadap kontrol) 1 hari 3 hari 7 hari 28 hari 6 bulan 1 tahun Kekuatan lentur minimum (% terhadap kontrol) 3 hari 7 hari 28 hari
125
90 90 90 90 90 90
100 100
90 90
100 90
100 100
100 100
100 100
100 100
Mineral Admixture
Material cementitious: Dapat bereaksi langsung dengan air. Bahan ini mengandung silikat dan kalsium aluminosilikat. Contoh: Blast Furnace Slag, yaitu bahan buangan industri baja yang menggunakan tanur pijar. Material pozzolanic: Material yang dapat bereaksi dengan kapur bebas (Ca(OH)2) plus air. Komposisinya didominasi oleh siliceous dan aluminous. Contoh: Abu Terbang kelas F, yaitu sisa buangan Industri Pembangkit Listrik yang menggunakan batubara jenis bituminous atau anthracite. Selain itu, silica fume (hasil sampingan produksi elemen silicon), juga bahan pozzolanic. Komposisinya didominasi oleh unsur amorphous silica. Material pozzolanic dan cementitious: Material ini dapat bereaksi dengan air saja atau dengan kapur bebas (Ca(OH)2) plus air. Komposisinya didominasi oleh siliceous, aluminous dan kapur. Contoh: Abu Terbang kelas C, yaitu sisa buangan Industri PLTU yang menggunakan barubara jenis lignite atau subbituminous. Material inert Material ini tidak bereaksi secara kimiawi dengan unsurunsur semen. Contoh: bahan buangan pabrik batu marmer, bahan kuarsa yang sudah dihaluskan dan lain-lain.
buangan industri kertas (sludge) bahan buangan industri pemotongan kayu (sawdust ash) sisa pembakaran padi (abu sekam) Dan lain-lain