Sei sulla pagina 1di 6

PENGENALAN SENSOR SUHU LM35 DAN THERM200 SERTA MENAMPILKAN DATA PENGUKURAN SUHU PADA MONITOR INTRODUCTION TEMPERATURE

SENSOR LM35 AND THERM200 AND DISPLAYING THE TEMPERATURE MEASUREMENT DATA ON MONITOR
Haspan Limrah1, Fikri Surya Andika2, Ilham Saputra3, Sisca Rizki Utami4, Aditya Wibhawa5 Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Pertanian Bogor, Kampus IPB Darmaga, Jalan Raya Dramaga, Bogor,Jawa Barat, 16003 Email: hlimrah@yahoo.co.id1, fikriandika6@gmail.com2, ilhams@yahoo.com3, siscarizkiutami@yahoo.com4 , adit.ap.bkn@gmail.com5 Abstract: Control system is began to shift in the automatic control system that requires the use of a computer, so human intervention in controlling is very small. Temperature is an important aspect in life. Temperatures change affects several types of activities, some of them is on industry. Temperature checks should be carried out intensively and continuously, so if it is done by the operator is inefficient. The purpose of this study is to identify certain types of temperature sensors and temperature measurement in computers laboratory of SIL with the temperature sensor. Temperature measurements using temperature sensor LM35 and THERM200 with Ardiuno Uno as microcontroller. Acquisition program written in Ardiuno - 0023 to create a new sketch, then compiled and uploaded . Sensor value on can be seen in the serial monitor. Data observed for 1 minute then compared. Sensor LM35 is a small component such as a transistor that can measure temperatures up to 100 C. THERM200 has temperature measuring range of -40C to 85C. Based on the measurement results, a temperature range 31C - 32C with temperature sensor LM 35 and 34C - 36C in temperature sensor THERM200. This difference caused by several factors errors , including lack of operator expertise and the power supply is unstable. There is another type of temperature sensor, for example the Resistance Thermal Detector (RTD). Keyword: Control System, LM35, THERM200, Temperature Sensor, RTD

PENDAHULUAN
Sistem kontrol atau kendali saat ini mulai bergeser pada otomatisasi sistem kontrol yang menuntut penggunaan komputer, sehingga campur tangan manusia dalam pengontrolan sangat kecil. Bila dibandingkan dengan pengerjaan secara manual, sistem peralatan yang dikendalikan oleh komputer akan memberikan keuntungan dalam hal efisiensi, keamanan, dan ketelitian. Kemampuan komputer, baik perangkat keras (hardware) maupun perangkat lunak (software), dapat dimanfaatkan untuk berbagai aplikasi pengendalian, seperti pengendalian suhu. Suhu merupakan aspek penting dalam kehidupan. Perubahan suhu mempengaruhi beberapa jenis kegiatan. Salah satu penggunaan sensor suhu adalah pada sistem monitoring suhu air pendingin mesin. Pengecekan suhu harus dilakukan secara intensif dan terus menerus, sehingga jika hal tersebut dilakukan oleh operator dinilai kurang efisien. Sensor suhu pada alat ini berperan sebagai monitor suhu air pada mesin, jika suhu pada mesin air tersebut panas maka mesin pendingin akan diaktifkan secara otomatis.

Sensor suhu mempunyai banyak jenis dan macam, diantaranya adalah LM 35 dan THERM 200. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengenal beberapa jenis sensor suhu dan melakukan pengukuran suhu laboratorium SIL dengan sensor suhu tersebut. Penggunaan sensor suhu diharapkan bisa di aplikasikan pada bidang teknik sipil dan lingkungan sehingga dapat mengefisienkan pekerjaan.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di laboratorium komputer SIL. Pengukuran suhu ruangan menggunakan sensor suhu dilakukan dengan dua jenis sensor yang berbeda yaitu, LM 35 dan THERM 200. Mikrokontroller yang digunakan pada praktikum ini adalah Ardiuno Uno. Pertama, Arduino Uno disambungkan pada laptop menggunakan kabel USB. Sensor suhu yang pertama digunakan adalah LM35. Terdapat 3 macam kabel pada LM35 dengan tiga warna yang berbeda. Kabel berwarna kelabu/kuning/jingga dihubungkan pada sumber tegangan 5 volt, kabel berwarna putih/hijau/merah duhubungkan pada pin(A0), dan kabel berwarna hitam/bitu/coklat dihubungkan pada ground (GND). Program akuisi ditulis pada Ardiuno-0023 dengan membuat sketch baru. Setelah sketch dibuat, program akuisi di compiled dan di upload. Nilai pada sensor dapat dilihat pada serial monitor. Data diamati selama 1 menit, lalu di catat. Pengamatan dilakukan pada sensor suhu yang lain. Sensor suhu yang kedua digunakan adalah sensor jenis THERM 200. Pada THERM 200 terdapat tiga kabel dengan warna yang berbeda. Kabel berwarna merah dihubungkan pada sumber tegangan 5 volt, kabel berwarna hitam dihubungkan pada pin(A0), dan kabel berwarna bare dihubungkan pada ground (GND). Program akuisi kembali dibuat dan dicompiled serta di upload. Hasil pembacaan nilai sensor dapat dilihat pada serial monitor. Data diamati selama 1 menit, lalu dicatat. Hasil pembacaan sensor LM35 dan THERM200 dibandingkan.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Sensor LM35 adalah komponen sensor suhu berukuran kecil seperti transistor (TO-92). Komponen yang sangat mudah digunakan ini mampu mengukur suhu hingga 100C dengan tegangan keluaran yang terskala linear dengan suhu terukur, yakni 10 mv per 1C. Sensor ini dapat digunakan untuk aplikasi-aplikasi seperti termometer ruang digital, mesin pasteurisasi, atau termometer badan digital. Tegangan 4V-30V DC dengan arus pengurasan 60 mikroampere dapat menyuplai sensor LM35 yang memiliki tingkat efek self-heating yang rendah (0,08 C). Selfheating adalah efek pemanasan oleh komponen itu sendiri akibat adanya arus yang bekerja melewatinya. Komponen sensor suhu, parameter ini harus dipertimbangkan dan di-handle dengan baik karena hal ini dapat menyebabkan kesalahan pengukuran. Komponen ini tidak boleh dieksitasi oleh arus melebihi 1 mA, jika melebihi, maka sensor akan mengalami self-heating yang menyebabkan hasil pengukuran senantiasa lebih tinggi dibandingkan suhu yang sebenarnya (Sudjadi, 2005). Sensor pengukur suhu lainnya adalah THERM200. Menurut Edi (2005) penggunaan sensor THERM200 bertujuan untuk menghindari ketidakakuratan yang

terjadi jika menggunakan termometer dalam mengukur beberapa sistem. Ia juga menambahkan beberapa keuntungan yang dapat disebut Sensor ini berguna untuk mengukur kelembaban tanah dan jumlah molekul air terlarut di udara. Sensor kelembaban dilengkapi dengan tahap pengkondisian sinyal, sebagai pengkondisian sinyal yang digunakan untuk mengubah variabel kapasitansi dari sensor menjadi tegangan yang digunakan. Sensor suhu tipe THERM200 memiliki rentang ukur suhu dari -40C sampai 85C. THERM200 juga memiliki resolusi 0.125C dan akurasi sebesar 0,50C. Sensor ini memiliki 3 kawat yang sederhana yang berwarna merah (power), hitam (output) dan bare (ground) yang didukung dengan catu daya 3.3V sampai 20VDC, dan output tegangan 0 ke 3V. Pengukuran suhu pada laboratorium komputer SIL menggunakan sensor LM 35 dan THERM 200 mendapatkan data yang disajikan oleh tabel 1. Nilai temperatur yang terukur oleh sensor suhu jenis LM 35 lebih rendah dibandingkan nilai sensor suhu yang terukur oleh sensor suhu jenis THERM200. Nilai yang terukur pada sensor suhu jenis LM 35 awalnya sekitar 31C-33C, namun mulai detik ke-57 suhu naik sampai sekitar 34C-36C. Pada sensor THERM 200, nilai suhu terukur lebih stabil yang berada sekitar 36C-37C. Terdapat perbedaan yang cukup jauh antara nilai yang terukur oleh sensor suhu KM 35 dan THERM 200, hal ini dapat disebabkan oleh beberapa hal diantaranya kesalahan operator dan suplai listrik yang tidak stabil. Perbedaan suhu yang terukur dapat disebabkan oleh kesalahan operator dalam melakukan pengukuran, seperti sensor tersentuh oleh tubuh atau mengukur sensor dekat nafas. Suplai listrik yang tidak stabil juga dapat menyebabkan perangkat sensor dan mikrokontroler tidak berfungsi dengan baik.
Tabel 1. Data Nilai Terukur pada Sensor Suhu LM 35 dan THERM 200 Suhu (C) Suhu (C) Waktu Waktu No. LM LM (s) (s) THERM 200 THERM 200 35 35 3 31.25 36.10 11 33 31.74 37.11 6 9 12 15 18 21 24 27 30 31.25 31.25 31.74 31.74 31.74 31.74 31.74 31.74 31.74 37.52 37.32 36.91 37.11 37.32 37.52 36.71 36.71 36.50 12 13 14 15 16 17 18 19 20 36 39 42 45 48 51 54 57 60 31.25 31.74 31.25 31.25 31.74 31.74 32.71 34.67 35.16 37.32 36.91 36.71 36.30 36.91 37.11 36.30 36.71 36.71

No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Jenis lain dari sensor suhu adalah Resistance Thermal Detector (RTD) atau dikenal dengan Detektor Temperatur Tahanan. RTD adalah sebuah alat yang digunakan untuk menentukan nilai atau besaran suatu temperatur/suhu dengan menggunakan elemen sensitif dari kawat platina, tembaga, atau nikel murni, yang memberikan nilai tahanan yang terbatas untuk masing-masing temperatur di dalam

kisaran suhunya. Semakin panas benda tersebut, semakin besar atau semakin tinggi nilai tahanan listriknya, begitu juga sebaliknya. Jenis PT100 merupakan tipe RTD yang paling populer yang digunakan di industri. Resistance Thermal Detector merupakan sensor pasif, karena sensor ini membutuhkan energi dari luar. Elemen yang umum digunakan pada tahanan resistansi adalah kawat nikel, tembaga, dan platina murni yang dipasang dalam sebuah tabung guna untuk memproteksi terhadap kerusakan mekanis. Resistance Temperature Detector (PT100) digunakan pada kisaran suhu -200 C sampai dengan 650 C. Prinsip dasar RTD adalah jika pada tahanan listrik dari logam yang bervariasi sebanding dengan suhu. Kesebandingan variasi ini adalah presisi dengan tingkat konsisten/kestabilan yang tinggi pada pendeteksian tahanan. Platina adalah bahan yang sering digunakan karena memiliki tahanan suhu, kelinearan, stabilitas dan reproduksibilitas (Muhammad, 2011).

KESIMPULAN
Pada penelitian ini telah dilakukan pengenalan sensor suhu LM 35 dan THERM 200. Sensor LM35 adalah komponen sensor suhu berukuran kecil seperti transistor yang mampu mengukur suhu hingga 100C. Sensor suhu tipe THERM200 memiliki rentang ukur suhu dari -40C sampai 85C. Penelitian ini dilakukan dengan mengukur suhu rungan pada laboratorium komputer SIL. Berdasarkan hasil pengukuran tersebut, di dapatkan data suhu berkisar 31C-32C pada sensor suhu LM 35 dan 34C-36C pada sensor suhu THERM200. Perbedaan ini disebabkan oleh beberapa faktor kesalahan, diantaranya ketidak ahlian operator dan suplai listrik yang tidak stabil.

DaftarPustaka
Edi, Widodo. 2005. Interfacing Komputer dan Mikrokontroler. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo. Faisal, Muhammad. 2011. Penentuan Set Point Temperature Oil Cristalizer pada Unit Fraksinasi PT. Pacific Palmindo Industri. [terhubung berkala] http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28656/3/Chapter%20II.pdf (28 September 2013). Sudjadi. 2005. Teori Aplikasi Mikrokontroler Edisi Pertama.Yogyakarta : Graha Ilmu

LAMPIRAN 1. Dokumentasi Praktikum

Perangkat Ardiuno Uno

Sensor LM 35

LAMPIRAN 2. Program Akuisi Data


//Program untuk membaca nilai sensor float sensorPin = A0; float sensor Value; float temperatur; void setup() { Serial.begin (9600); } voidloop() { //perintah untuk membaca sensor pada pin A0 dan menyimpannya pada variabel sensorValue sensorValue = analogRead(0); //persamaan konversi nilai output sensor ke nilai suhu C temperatur = (5*sensorValue*100/1024); //untuk LM35 temperatur = (((5*sensorValue/1024)*41,67)-40); //untuk THERM 200 //perintah untuk menampilkan nilai sensorValue pada serial monitor serial.println(sensorValue); //perintah delay selama 3 detik Delay(3000); }

Potrebbero piacerti anche