Sei sulla pagina 1di 4

Blog / PERANAN MEDIA DALAM PEMBELAJARAN

Selasa, 9 Maret 2010 jam 10:25 A. Pendahuluan Belajar adalah sesuatu yang komplek yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya. Oleh karena itu belajar dapat terjadi kapan saja dan dimana saja. Salah satu peranda bahwa seseorang telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku yang terjadi pada orang itu yang mungkin disebabkan oleh terjadinya perubahan tingkat pengetahuan, ketrampilan atau sikapnya. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya- upaya pembaharuan dalam pemanfaaatan hasil- hasil teknologi dalam proses belajar. Para guru dituntut agar mampu menggunakan alatalat yang dapat disediakan oleh sekolah agar membantu keberhasilan proses pembelajaran. Guru sekurang kurangnya dapat menggunakan alat yang murah dan efisien yang meskipun sederhana dan bersahaja tetapi merupakan keharusan dalam upaya mencapai tujuan pengajaran yang diharapkan. Disamping mampu menggunakan alat- alat yang tersedia, guru juga dituntut untuk dapat megembangkan ketrampilan membuat media pembelajaran yang akan digunakannya apabila media tersebut belum tersedia. Untuk itu, seorang guru harus mempunyai pengetahuan dan pengalaman yang cukup tentang media pembelajaran. B. Pengenalan Beberapa Media Acapkali kata media pendidikan digunakan secara bergantian dengan istilah alat bantu atau media komunikasi seperti yang dikemukakan oleh Hamalim (1986) dimana ia melihat bahwa hubungan komunikasi akan berjalan lancar dengan hasil yang maksimal apabila menggunakan alat bantu yang disebut media komunikasi. Gagne dan Briggs (1975) secara implisit mengatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri dari antara lain buku, tape recorder, kaset, video kamera, video recorder,film, slide (gambar bingkai), foto, gambar,grafik, televisi dan komputer. Dengan kata lain media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Pengelompokan berbagai jenis media telah dikemukakan pula oleh beberapa ahli. Leshin, Pollock dan Reigeluth (1992) mengklasifikasi media ke dalamlima kelompok, yaiu (1) Media berbasis manusia (guru, instruktur, tutor, main peran, kegiatan kelompok; (2) media berbasis cetak (buku, penuntun, buku latihan (workbook), alat bantu kerja, dan lembar lepas,;(3) media berbasis visual (buku,alat bantu kerja, bagan, grafik, peta, gambar, transparansi, slide); (4) media berbasis audio visual (video, film, program slide tape, televisi) dan (5) media berbasis komputer (pengajaran dengan bantuan komputer. C. Pemilihan Media Pembelajaran yang efektif memerlukan perencanaan yang baik. Media yang akan digunakan dalam proses pembelajaran juga memerlukan perencanaan yang baik. Meskipun demikian, kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa seorang guru memilih salah satu media dalam kegiatannya di kelas atas dasar pertimbangan antara lain, (1) ia merasa sudah akrab dengan media tersebut papan tulis atau proyektor transparansi, (2) ia merasa bahwa media yang dipilihnya dapat menggambarkan dengan lebih laik daripada dirinya sendiri, (3) Media yang dipilihnya dapat menarik minat dan perhatian siswa, serta menuntunnya pada penyajian yang lebih terstruktur dan terorganisasi. Kriteria pemilihan media bersumber dari konsep bahwa media merupakan bagian dari sistem instruksional secara keseluruhan. Untuk itu, ada beberapa kriteria yang patut diperhatikan dalam memilih media: 1. Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Media dipilih berdasarkan tujuan instruksional yang telah ditetapkan secara umum yang mengacu kepada salah satu atau gabungan dari dua atau tiga ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Tujuan ini dapat digambarkan dalam bentuk tugas yang harus dikerjakan/ dipertunjukkan oleh siswa, seperti menghafal, melakukan kegiatan yang melibatkan kegiatan fisik atau

pemakaian prinsip seperti sebab akibat, melakukan tugas yang melibatkan pemahaman konsep- konsep dan mengerjakan tugas yang melibatkan pemikiran- pemikiran pada tingkatan lebih tinggi. 2. Tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep, prinsip atau generalisasi. Media yang berbeda, misalnya film dan grafik memerlukan simbol dan kode yang berbeda, dan oleh karena itu memerlukan proses dan ketrampilan mental yang berbeda untuk memahaminya. Agar dapat membantu proses pembelajaran secara efektif, media harsus selaras dan sesuai dengan kebutuhan tugas pembelajaran dan kemampuan mental siswa. Televisi, misalnya , tepat untuk mempertunjukkan proses dan transformasi yang memerlukan manipulasi ruang dan waktu. 3. Praktis, luwes dan bertahan. Jika tidak tersedia waktu, dana, atau sumber daya lainnya untuk diproduksi dan, tidak perlu dipaksakan,. Media yang mahal dan memakan waktu lama untuk memproduksinya bukanlah jaminan sebagai media yang terbaik. Kriteria ini menuntun para guru/ instruktur untuk memilih media yang ada, mudah diperoleh,, atau mudah dibuat sendiri oleh guru. Media yang digunakan sebaiknya dapat digunakan dimanapun dan kapanpun dengan peralatan yang tersedia di sekitarnya, serta mudah dipindahkan dan dibawa kemanamana. 4. Guru terampil menggunakannya. Ini merupakan salah satu kriteria utama. Apapu media itu, guru harus mampu menggunakannya dalam proses pembelajaran. Nilai dan manfaat media amat ditentukan guru yang menggunakannya. Proyektor, transparansi (OHP), proyekto slide dan film, komputer, dan peralatan canggih lainnya tidak akan mempunyai arti apa- apa jika guru belum dapat menggunakannya dalam proses pembelajaran sebagai upaya mempertinggi mutu dan hasil belajar. 5. Pengelompokan sasaran. Media yang efektif untuk kelompok besar belum tentu sama efektifnya jika digunakan untuk kelompok kecil atau perorangan. Ada media yang tepat untuk jenis kelompok besar, kelompok sedang, kelompok kecil, dan perorangan. 6. Mutu teknis. Pengembangan visual baik gambar maupun fotograf harus memenuhi persyaratan teknis tertentu. Misalnya, visual pada slide harus jelas dan informasi atau pesan yang ditonjolkan dan ingin disampaikan tidak boleh terganggu oleh elemen lain yang berupa latar belakang. D. Fungsi dan Manfaat Media dalam Pembelajaran Berbagai manfat media pembelajaran telah dibahas oleh banyak ahli. Mereka mengemukakan beberapa hasil penelitian yang menunjukkan dampak positif dari penggunaan media sebagai bagian integral pembelajaran di kelas atau sebagai cara utama pembelajaran langsung sebagai berikut: 1. Penyampaian pelajaran menjadi lebih baku. Setiap pelajar yang melihat atau mendengar penyajian melalui media menerima pesan yang sama. Meskipun para guru menafsirkan isi pelajaran dengan cara yang berbeda- beda, dengan penggunaan media ragam hasil tafsiran itu dapat dikurangi sehingga informasi yang sama dapat disampaikan kepada siswa sebagai landasan untuk pengkajian, latihan dan aplikasi lebih lanjut. 2. Pembelajaran bisa lebih menarik. Media dapat diasosiasikan sebagai penarik perhatian dan membuat siswa tetap terjaga dan memperhatikan. 3. Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan diterapkannya teori belajar dan prinsip- prinsip psikologis yang diterima dalam hal partisipasi siswa, mpan balik dan penguatan. 4. Lama waktu pembelajaran yang diperlukan dapat dipersingkat karena kebanyakan media hanya memerlukan waktu singkat untuk menghantarkan pesan- pesan dan isi pelajaran dalam jumlah yang cukup banyak dan kemungkinannya dapat diserap oleh siswa. 5. Kualitas hasil belajar dapat ditingkatkan bilamana integrasi gambar sebagai media pembelajaran dapat mengkomunikasikan elemen- elemen pengetahuan dengan cara yang terorganisasi dengan baik, spesifik dan jelas. 6. Pembelajaran dapat diberikan kapan dan dimana diinginkan atau diperlukan terutama jika media pembelajaran dirancang untuk penggunaan secara individu. 7. Sikap positif siswa terhadap apa yang mereka pelajari dan terhadap proses belajar dapat ditingkatkan 8. Peran guru dapat berubah kearah yang lebih positif; beban guru untuk penjelasan yang berulang- ulang mengenai isi pelajaran dapat dikurangi bahkan dihilangkan sehingga ia dapat memusatkan perhatian kepada

aspek penting lain dalam proses belajar mengajar. Dalam kaitannya dengan model sistem pengembangan pengajaran, interaksi guru dan siswa dengan menggunakan media dan sumber-sumber belajar siswa (yang pada hakekatnya juga merupakan media) dapat digambarkan sebagai berikut. Gambar 1. Sistem pengembangan pembelajaran yang menampilkan interaksi guru, siswa , dan media E. Pengembangan Media Salah satu kriteria yang sebaiknya digunakan dalam pemilihan media adalah dukungan terhadap isi bahan pelajaran dan kemudahan memperolehnya. Apabila media yang sesuai belum tersedia, maka guru harus berupaya untuk mengembangkannya sendiri. Oleh karena itu, pada bagian ini akan diuraikan teknik pengembangan media sederhana yang bisa dikembangkan oleh guru, terutama media berbasis visual. Visualisasi pesan, informasi, atau konsep yang ingin disampaikan kepada siswa dapat dikembangkan dalam berbagai bentuk, seperti foto, gambar/ilustrasi, sketsa/gambar garis,grafik, bagan, chart , dan gabungan dari dua bentuk atau lebih. Gambar Materi pelajaran yang memerlukan visualisasi dalam bentuk ilustrasi yang dapat diperoleh dari sumber yang ada. Gambar- gambar dari majalah, booklet, brosur, selebaran, dan lain- lain mungkin dapat memenuhi kebutuhan kita. Jika saat ini belum memiliki kliing gambar, sebaiknya kita mulai mengumpulkan gambar dari berbagai disiplin ilmu. Dari berbagai sumber tersebut, diharapkan tersedia gambar yang sesuai dengan isi pelajaran. Dengan gabungan dari potongan dua gambar ata lebih, kebutuhan terhadap gambar yang sesuai dengan tujuan pembelajarn akan dapat dipenuhi. Gambar yang dikumpulkan dan dipilih untuk digunakan dalam penyampaian materi pelajaran sebaiknya difotokopi. Gambar- gambar itu kemudian digabung dengan label judul dengan hurufhuruf lekat (misalnya rugos). Hasilnya dapat difotokopi atau difoto kemudian dicetak diatas kertas fotografi yang baik dengan ukuran yang diinginkan Flashcard Flashcard berupa kartu kecil yang berisi gambar, teks atau tanda simbol yang mengingatkan atau menuntun siswa kepada sesuatu yang berhubungan dengan gambar itu. Flashcard biasanya berukuran 8 x 12 cm, atau dapat disesuaikan dengan besar kecilnya kelas yang dihadapi. Kartu abjad misalnya, dapat digunakn untuk mengeja lancar (dalam bahasa arab atau bahasa inggris). Kartu yang berisi gambar- gambar (benda- benda, binatang dan sebagainya) dapat digunakan untuk melatih siswa mengeja dan memperkaya kosakata. Kartukartu tersebut menjadi petunjuk dan rangsangan bagi siswa untuk memberikan respon yang diinginkan. Misalnya, dalam latihan memperlancar bacaan- bacaan sholat dibuat diatas fashcard. Strip Story Merupakan potongan- potongan kertas yang sering digunakan dalam pengajaran bahasa asing. Disamping murah dan amat mudah untuk dibuat, teknik strip story sederhana dan tidak memerlukan ketrampilan khusus untuk menggunakannya. Berikut ini salah satu contoh pembuatan dan penggunaan strip story untuk membuat siswa menghafal dan membaca ayat- ayat suci Alquran tanpa kesan membosankan dan terpaksa. 1. Guru memilih ayat- ayat Alqur an yang bersambung dengan rapih, yang kira- kira dapat dibagi rata ayatayatnya kepada siswa. 2. Ayat- ayat tersebut ditulis atau diketik Arab dengan jelas (diatas kertas atau karton yang agak tebl) dengan mengosongkan ruang ekstra antara satu ayat dengan ayat lainnya (satu ayat dapat dibagi ke dalam dua atau lebih). 3. Lembaran ayat- ayat ini dipotong- potong menjadi satu kepingan kertas/ karton untuk satu ayat). Catatan:

Apabila jumlah siswa banyak, ayat- ayat dapat ditulis beberapa kali (atau difotokopi) dan kemudian siswa dibagi perfirqah. Setiap satu firqah dapat dipotong- potong yang materinya sama dengan firqah lainnya . 4. Potongan- potongan kertas/ karton yang berisi ayat- ayat itu dibagikan secara acak kepada siswa. 5. Guru meminta siswa menghafal diluar kepala ayat- ayatnya dalam sekejab (satu- dua menit ). Siswa- siswa dilarang menulis apa- apa atau memperlihatkan kepada siswa lainnya. 6. Guru meminta siswa agar kertas/ karton mereka dikumpulkan kembali. (Ini dimaksudkan agar setiap siswa dapat berpartisipasi aktif untuk menghasilkan suatu sambungan ayat yang teratur dan benar sesuai dengan Alquran). 7. Guru duduk dan tetap diam (kelas diharapkan jadi tenang 1-2 menit). 8. Guru meminta siswa untuk berdiri dari tempat duduknya. (Untuk kelas besar, murid dapat dibagi ke dalam kelompok kecil). Kelompok ini dapat dibentuk dengan berdasarkan pada kesamaan potongan ayat yang telah diperoleh, atau berdasarkan urutan kesatuan ayat- ayat yang membentuk satu surat dalam Alquran. 9. Setelah menentukan cara atau dasar pengelompokan, siswa akan berusaha mencari siswa yang akan bergabung dalam kelompoknya. Apabila memilih cara yang pertama (berdasarkan kesamaan ayat yang diperolehnya) maka langkah berikutnya adalah menggabungkan seorang siswa dari masing- masing kelompok ke dalam satu kelompok baru. Dengan demikian kelompok baru tersebut telah memiliki semua potongan surat (ayat- ayat) Alquran yang akan disusun. 10. Dengan bergabungnya siswa dalam kelompok itu, mereka sudah dapat mulai menyusun ayat- ayat itu secara berurutan. Siswa secara bergiliran akan menyebut ayat yang dihafalnya. Dengan demikian mereka dapat mengidentifikasi mufradat dan memahami ayat itu. Guru dapat mengamati keterlibatan secara aktif setiap siswa dalam menyempurnakan urutan ayat- ayat itu. 11. Setelah setiap kelompok menemukan urutan ayat yang benar dan disetujui oleh masing- masing anggota kelompoknya, guru dapat menugaskan kelompok- kelompok itu agar masing- masing individu anggota kelompok secara berurutan menyebut ayat yang dihafalnya sehingga berbentuk rangkaian ayat yang teratur. Jika waktu mengizinkan , siswa dapat ditugaskan untuk menulis ayat- ayat itu di dalam buku catatan mereka dengan jalan saling mendiktekan ayat - ayat yang dihafalnya. 12. Setelah tugas- tugas itu dilakukan oleh siswa, guru sebaiknya memperlihatkan ayat- ayat yang utuh melalui OHP atau pada karton yang agak lebar. Strip storry dapat digunakan untuk mata pelajaran hadist, kisah- kisah nabi, imlak Alquran, bacaan dalam shalat, mahfudhot dan lain- lain. F. Penutup Seorang guru dituntut untuk senantiasa mengembangkan kompetensi yang dimilikinya, baik kompetensi profesi, paedagodik, pribadi maupun sosial. Dalam pengembangan kompetensi profesionalnya, diharapkan banyak melakukan dan menemukan hal- hal yang baru dan bermanfaat bagi proses pembelajaran. Salah satu bagian yang integral dari upaya pembaharuan itu adalah pada segi media pembelajaran. Oleh karena itu, media pembelajaran menjadi suatu bidang yang seyogyanya dikuasai oleh guru profesional. Tumbuhnya kesadaran terhadap pentingnya pengembangan media pembelajaran di masa yang akan datang harus dapat direalisasikan dengan praktik. Banyak usaha yang dapat dikerjakan. Disamping memahami penggunaannya, para gurupun patut berupaya untuk mengembangkan ketrampilan membuat sendiri media yang menarik, mudah dan efisien, dengan tidak menolah kemungkinan pemanfaatan alat modern yang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi Rujukan: Azhar Arsyad, 1995, Media Pembelajaran ,PT Raja Grafindo Persada Yudhi Munadi, 2008, Media Pembelajaran, Gaung Persada Perss.

Potrebbero piacerti anche