Sei sulla pagina 1di 12

Pengaruh Motivasi Kerja, Kepemimpinan dan Budaya Organisasi Terhadap

Kepuasan Kerja Karyawan serta Dampaknya pada Kinerja Perusahaan


(Studi kasus pada PT. Pei Hai International Wiratama Indonesia)

Ida Ayu Brahmasari dan Agus Suprayetno


Pasca Sarjana Universitas 17 Agustus Surabaya

ABSTRACT
This research aims at analyzing the influence of job motivation, leadership, and corporate culture
toward employee job satisfaction, and their impact to the corporate performance. The proposed hypotheses:
The job motivation have significance influence to the employee’s job satisfaction, The leadership have
significance influence to the employee’s job satisfaction, The organizational culture have significance
influence to the employee’s job satisfaction, The work motivation have significance influence to the corporate
performance, The leadership have significance influence to the corporate performance, The organizational
culture have significance influence to the corporate performance, The employee’s job satisfaction have
significance influence to the corporate performance. The result of the research has evidenced that job
motivation, leadership, and organizational culture are significantly related to the employee’s job satisfaction.
Leadership, however, is negatively related to the employee’s job satisfaction. Job motivation is not
significantly related to the corporate performance influenced by the intervening variable is employee’s job
satisfaction. Leadership and organizational culture are significantly related to the corporate performance.
From this result, there are two main conclutions that can be drawn in this study. First, the job motivation can
not be related directly to the corporate performance if it is not connected by the employee’s job satisfaction
variable. And the second conclution is that the leaderhip is negatively related to the employee’s job
satisfaction.

Keywords: job motivation, leadership, organizational culture, employee’s job satisfaction, and corporate
performance.

PENDAHULUAN mengelola keuangan yang berdasarkan pada kekuatan


modal atau uang semata, tetapi juga ditentukan dari
Lingkungan bisnis dewasa ini yang tumbuh dan keberhasilannya mengelola sumber daya manusia.
berkembang dengan sangat dinamis, sangat memerlu- Pengelolaan sumber daya manusia yang dimaksudkan
kan adanya sistem manajemen yang efektif dan adalah bahwa perusahaan harus mampu untuk
efisien artinya dapat dengan mudah berubah atau menyatukan persepsi atau cara pandang karyawan
menyesuaikan diri dan dapat mengakomodasikan dan pimpinan perusahaan dalam rangka mencapai
setiap perubahan baik yang sedang dan telah terjadi tujuan perusahaan antara lain melalui pembentukan
dengan cepat, tepat dan terarah serta biaya yang mental bekerja yang baik dengan dedikasi dan
murah. Dengan demikian, organisasi sudah tidak lagi loyalitas yang tinggi terhadap pekerjaannya, mem-
dipandang sebagai sistem tertutup (closed-system) berikan motivasi kerja, bimbingan, pengarahan dan
tetapi organisasi merupakan sistem terbuka (opened- koordinasi yang baik dalam bekerja oleh seorang
system) yang harus dapat merespon dan meng- pemimpin kepada bawahannya.
akomodasikan berbagai perubahan eksternal dengan Menciptakan kepuasan kerja karyawan adalah
cepat dan efisien. tidak mudah karena kepuasan kerja dapat tercipta jika
Krisis ekonomi yang berdampak pada lesunya variabel-variabel yang mempengaruhinya antara lain
iklim dunia usaha mengakibatkan banyak perusahaan motivasi kerja, kepemimpinan dan budaya organisasi/
harus melakukan upaya perampingan atau konsolidasi perusahaan dapat diakomodasikan dengan baik dan
internal lainnya sebagai upaya penghematan ke- diterima oleh semua karyawan di dalam suatu
uangan untuk dapat mempertahankan kelangsungan organisasi/perusahaan. Gibson (1996) dalam Erma-
hidup (survive) dan mencapai pertumbuhan (growth) yanti (2001:3) dan Brahmasari (2005:96), menge-
melalui kinerja yang efektif dan efisien. Kelang- mukakan bahwa kinerja organisasi tergantung dari
sungan hidup dan pertumbuhan dari suatu perusahaan kinerja individu atau dengan kata lain kinerja individu
bukan hanya ditentukan dari keberhasilan dalam akan memberikan kontribusi pada kinerja organisasi,

124
Brahmasari: Pengaruh Motivasi Kerja, Kepemimpinan dan Budaya Organisasi 125

artinya bahwa perilaku anggota organisasi baik secara LANDASAN TEORI


individu maupun kelompok memberikan kekuatan
atas kinerja organisasi sebab motivasinya akan Motivasi Kerja
mempengaruhi pada kinerja organisasi.
Sujak (1990) dalam Ermayanti (2001:3), Robbin (2002:55) mengemukakan bahwa moti-
mengemukakan bahwa pemahaman motivasi, baik vasi adalah keinginan untuk melakukan sebagai
yang ada dalam diri karyawan maupun yang berasal kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya yang
dari lingkungan akan dapat membantu dalam tinggi untuk tujuan-tujuan organisasi, yang dikondisi-
peningkatan kinerja. Dalam hal ini seorang manajer kan oleh kemampuan upaya itu untuk memenuhi
perlu mengarahkan motivasi dengan menciptakan suatu kebutuhan individual.
kondisi (iklim) organisasi melalui pembentukan Siagian (2002:94) mengemukakan bahwa dalam
budaya kerja atau budaya organisasi sehingga para kehidupan berorganisasi, termasuk kehidupan ber-
karyawan merasa terpacu untuk bekerja lebih keras karya dalam organisasi bisnis, aspek motivasi kerja
agar kinerja yang dicapai juga tinggi. Pemberian mutlak mendapat perhatian serius dari para manajer.
motivasi harus diarahkan dengan baik menurut Karena 4 (empat) pertimbangan utama yaitu: (1)
prioritas dan dapat diterima dengan baik oleh Filsafat hidup manusia berkisar pada prinsip “quit pro
karyawan, karena motivasi tidak dapat diberikan quo”, yang dalam bahasa awam dicerminkan oleh
untuk setiap karyawan dengan bentuk yang berbeda- pepatah yang mengatakan “ada ubi ada talas, ada budi
beda. ada balas”, (2) Dinamika kebutuhan manusia sangat
Salah satu elemen yang bernilai penting dalam kompleks dan tidak hanya bersifat materi, akan tetapi
sistem manajemen perusahaan selain motivasi kerja juga bersifat psikologis, (3) Tidak ada titik jenuh
kepada para karyawan adalah kepemimpinan dalam pemuasan kebutuhan manusia, (4) Perbedaan
(leadership). Hasil dari beberapa penelitian me- karakteristik individu dalam organisasi atau perusa-
nunjukkan bahwa kepemimpinan sangat diperlukan haan, mengakibatkan tidak adanya satupun teknik
untuk meningkatkan daya saing perusahaan secara motivasi yang sama efektifnya untuk semua orang
berkelanjutan. Kepemimpinan adalah suatu proses dalam organisasi juga untuk seseorang pada waktu
dimana seseorang dapat menjadi pemimpin (leader) dan kondisi yang berbeda-beda.
melalui aktivitas yang terus menerus sehingga dapat Radig (1998), Soegiri (2004:27-28) dalam
mempengaruhi yang dipimpinnya (followers) dalam Antoni (2006:24) mengemukakan bahwa pemberian
rangka untuk mencapai tujuan organisasi atau dorongan sebagai salah satu bentuk motivasi, penting
perusahaan. dilakukan untuk meningkatkan gairah kerja karyawan
Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan dan sehingga dapat mencapai hasil yang dikehendaki oleh
menganalisis pengaruh: manajemen. Hubungan motivasi, gairah kerja dan
1. Pengaruh motivasi kerja terhadap kepuasan kerja hasil optimal mempunyai bentuk linear dalam arti
karyawan PT. Pei Hai International Wiratama dengan pemberian motivasi kerja yang baik, maka
Indonesia. gairah kerja karyawan akan meningkat dan hasil kerja
2. Pengaruh kepemimpinan terhadap kepuasan kerja akan optimal sesuai dengan standar kinerja yang
karyawan PT. Pei Hai International Wiratama ditetapkan. Gairah kerja sebagai salah satu bentuk
Indonesia. motivasi dapat dilihat antara lain dari tingkat
3. Pengaruh budaya organisasi terhadap kepuasan kehadiran karyawan, tanggung jawab terhadap waktu
kerja karyawan PT. Pei Hai International Wira- kerja yang telah ditetapkan.
tama Indonesia. Mangkunegara (2005:101) mengemukakan bah-
4. Pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja perusa- wa terdapat 2 (dua) teknik memotivasi kerja pegawai
haan PT. Pei Hai International Wiratama Indo- yaitu: (1) Teknik pemenuhan kebutuhan pegawai,
nesia. artinya bahwa pemenuhan kebutuhan pegawai meru-
5. Pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja pakan fundamen yang mendasari perilaku kerja. (2)
perusahaan PT. Pei Hai International Wiratama Teknik komunikasi persuasif, adalah merupakan
Indonesia. salah satu teknik memotivasi kerja pegawai yang
6. Pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja dilakukan dengan cara mempengaruhi pegawai secara
perusahaan PT. Pei Hai International Wiratama ekstra logis. Teknik ini dirumuskan dengan istilah
Indonesia. “AIDDAS” yaitu Attention (perhatian), Interest
7. Pengaruh kepuasan kerja karyawan dengan (minat), Desire (hasrat), Decision (keputusan), Action
kinerja perusahaan PT. Pei Hai International (aksi atau tindakan), dan Satisfaction (kepuasan).
Wiratama Indonesia. Penggunaannya, pertama kali pemimpin harus mem-
126 JURNAL MANAJEMEN DAN KEWIRAUSAHAAN, VOL.10, NO. 2, SEPTEMBER 2008: 124-135

berikan perhatian kepada pegawai tentang pentingnya sebagai penentu kebijakan yang akan diambil berupa
tujuan dari suatu pekerjaan agar timbul minat pegawai strategi-strategi bisnis yang mampu untuk mengem-
terhadap pelaksanaan kerja, jika telah timbul minat- bangkan inovasi, mengambil peluang atau kesem-
nya maka hasratnya akan menjadi kuat untuk patan dan bernegosiasi dan menjalankan usaha
mengambil keputusan dan melakukan tindakan kerja dengan konsisten.
dalam mencapai tujuan yang diharapkan oleh Mintzberg dalam Luthans (2002) dan Sutiadi
pemimpin. Dengan demikian, pegawai akan bekerja (2003:4) mengemukakan bahwa peran kepemim-
dengan motivasi tinggi dan merasa puas terhadap pinan dalam organisasi adalah sebagai pengatur visi,
hasil kerjanya. motivator, penganalis, dan penguasaan pekerjaan.
Yasin (2001:6) mengemukakan bahwa keberhasilan
Kepemimpinan kegiatan usaha pengembangan organisasi, sebagian
besar ditentukan oleh kualitas kepemimpinan atau
DuBrin (2005:3) mengemukakan bahwa kepe- pengelolanya dan komitmen pimpinan puncak
mimpinan itu adalah upaya mempengaruhi banyak organisasi untuk investasi energi yang diperlukan
orang melalui komunikasi untuk mencapai tujuan, maupun usaha-usaha pribadi pimpinan.
cara mempengaruhi orang dengan petunjuk atau Anoraga et al. (1995) dalam Tika (2006:64)
perintah, tindakan yang menyebabkan orang lain mengemukakan bahwa ada sembilan peranan kepe-
bertindak atau merespons dan menimbulkan peru- mimpinan seorang dalam organisasi yaitu pemimpin
bahan positif, kekuatan dinamis penting yang sebagai perencana, pemimpin sebagai pembuat
memotivasi dan mengkoordinasikan organisasi dalam kebijakan, pemimpin sebagai ahli, pemimpin sebagai
rangka mencapai tujuan, kemampuan untuk mencip- pelaksana, pemimpin sebagai pengendali, pemimpin
takan rasa percaya diri dan dukungan diantara sebagai pemberi hadiah atau hukuman, pemimpin
bawahan agar tujuan organisasional dapat tercapai. sebagai teladan dan lambang atau simbol, pemimpin
Siagian (2002:62) mengemukakan bahwa kepe- sebagai tempat menimpakan segala kesalahan, dan
mimpinan adalah kemampuan seseorang untuk pemimpin sebagai pengganti peran anggota lain.
mempengaruhi orang lain (para bawahannya) sede-
mikian rupa sehingga orang lain itu mau melakukan Budaya Organisasi
kehendak pemimpin meskipun secara pribadi hal itu
mungkin tidak disenanginya. Nimran (2004:64) Seperti halnya pengertian motivasi dan kepemim-
mengemukakan bahwa kepemimpinan atau leader- pinan, pengertian budaya organisasi banyak diung-
ship adalah merupakan suatu proses mempengaruhi kapkan oleh para ilmuwan yang merupakan ahli
perilaku orang lain agar berperilaku seperti yang akan dalam ilmu budaya organisasi, namun masih sedikit
dikehendaki. Robbins (1996:39) mengemukakan kesepahaman tentang arti konsep budaya organisasi
bahwa kepemimpinan adalah sebagai kemampuan atau bagaimana budaya organisasi harus diobservasi
untuk mempengaruhi suatu kelompok kearah dan diukur (Brahmasari, 2004). Lebih lanjut Brah-
tercapainya tujuan. masari (2004:16) mengemukakan bahwa hal tersebut
Siagian (2002:66) mengemukakan bahwa pe- dikarenakan oleh kurangnya kesepahaman tentang
ranan pemimpin atau kepemimpinan dalam formulasi teori tentang budaya organisasi, gambaran-
organisasi atau perusahaan ada tiga bentuk yaitu nya, dan kemungkinan hubungannya dengan dampak
peranan yang bersifat interpersonal, peranan yang kinerja.
bersifat informasional, dan peran pengambilan Ndraha (2003:4) dalam Brahmasari (2004:12)
keputusan. Yang dimaksud dengan peranan yang mengemukakan bahwa budaya perusahaan (corpo-
bersifat interpersonal dalam organisasi adalah bahwa rate culture) merupakan aplikasi dari budaya
seorang pemimpin dalam perusahaan atau organisasi organisasi (organizational culture) terhadap badan
merupakan simbol akan keberadaan organisasi, usaha atau perusahaan. Kedua istilah ini sering
seorang pemimpin bertanggung jawab untuk memo- dipergunakan untuk maksud yang sama secara
tivasi dan memberikan arahan kepada bawahan, dan bergantian. Marcoulides dan Heck (1993) dalam
seorang pemimpin mempunyai peran sebagai Brahmasari (2004:16) mengemukakan bahwa budaya
penghubung. Peranan yang bersifat informasional organisasi sebagai suatu konsep dapat menjadi suatu
mengandung arti bahwa seorang pemimpin dalam sarana untuk mengukur kesesuaian dari tujuan
organisasi mempunyai peran sebagai pemberi, organisasi, strategi dan organisasi tugas, serta dampak
penerima dan penganalisa informasi. Sedangkan yang dihasilkan. Tanpa ukuran yang valid dan reliabel
peran pemimpin dalam pengambilan keputusan dari aspek kritis budaya organisasi, maka pernyataan
mempunyai arti bahwa pemimpin mempunyai peran tentang dampak budaya pada kinerja akan terus
Brahmasari: Pengaruh Motivasi Kerja, Kepemimpinan dan Budaya Organisasi 127

berdasarkan pada spekulasi, observasi personal dan merupakan refleksi sejarah dari organisasi yang
studi kasus. bersangkutan, (3) Budaya organisasi berkaitan dengan
Glaser et al. (1987) dalam Koesmono (2005:9) hal-hal yang dipelajari oleh para antropolog, seperti
mengemukakan bahwa budaya organisasional sering- ritual, simbol, ceritera, dan ketokohan, (4) Budaya
kali digambarkan dalam arti yang dimiliki bersama. organisasi dibangun secara sosial, dalam pengertian
Pola-pola dari kepercayaan, simbol-simbol, ritual- bahwa budaya organisasi lahir dari konsensus
ritual, dan mitor-mitos yang berkembang dari waktu bersama dari sekelompok orang yang mendirikan
ke waktu dan berfungsi sebagai perekat yang organisasi tersebut, (5) Budaya organisasi sulit
menyatukan organisasi. Hofstede (1986:21) dalam diubah.
Koesmono (2005:9) mengemukakan bahwa budaya
dapat didefinisikan sebagai berbagai interaksi dari Kepuasan Kerja
ciri-ciri kebiasaan yang mempengaruhi kelompok-
kelompok orang dalam lingkungannya. Tika Werther dan Davis (1986) dalam Prabowo
(2006:16) mengemukakan bahwa dalam pemben- (2003) dan Munandar, Sjabadhyni, Wutun (2004:73)
tukan budaya organisasi ada ua hal penting yang mengemukakan bahwa kepuasan kerja adalah kondisi
harus diperhatikan yaitu unsur-unsur pembentuk kesukaan atau ketidaksukaan menurut pandangan
budaya organisasi dan proses pembentukan budaya karyawan terhadap pekerjaannya. Dole dan Schroeder
organisasi itu sendiri. (2001) dalam Koesmono (2005), mengemukakan
Sementara itu Robbins (1996) dalam Tika bahwa kepuasan kerja dapat didefinisikan sebagai
(2006:20-21) menjelaskan mengenai 3 (tiga) kekuatan perasaan dan reaksi individu terhadap lingkungan
untuk mempertahankan suatu budaya organisasi pekerjaannya. Testa (1999) dan Locke (1983) dalam
sebagai berikut: (1) Praktik seleksi, proses seleksi Koesmono (2005) mengemukakan bahwa kepuasan
bertujuan mengidentifikasi dan mempekerjakan kerja merupakan kegembiraan atau pernyataan emosi
individu-individu yang mempunyai pengetahuan, yang positif hasil dari penilaian salah satu pekerjaan
ketrampilan, dan kemampuan untuk melakukan atau pengalaman-pengalaman pekerjaan. Lebih lanjut
pekerjaan dengan sukses dalam organisasi. (2) Koesmono (2005) mengemukakan bahwa kepuasan
Manajemen puncak, tindakan manajemen puncak kerja merupakan penilaian, perasaan atau sikap
mempunyai dampak besar pada budaya organisasi. seseorang atau karyawan terhadap pekerjaannya dan
Ucapan dan perilaku mereka dalam melaksanakan berhubungan dengan lingkungan kerja, jenis
norma-norma sangat berpengaruh terhadap anggota pekerjaan, kompensasi, hubungan antar teman kerja,
organisasi. (3) Sosialisasi, sosialisasi dimaksudkan hubungan sosial ditempat kerja dan sebagainya.
agar para karyawan baru dapat menyesuaikan diri Sehingga dapat dikatakan bahwa kepuasan kerja
dengan budaya organisasi. Proses sosialisasi ini adalah dipenuhinya beberapa keinginan dan
meliputi tiga tahap yaitu tahap kedatangan, tahap kebutuhannya melalui kegiatan kerja atau bekerja.
pertemuan, dan tahap metromofis. Gibson, Ivancevich, dan Donnely (1996) dalam
Selanjutnya Tika (2006:21) memberikan ke- Sylvana (2002:4) mengemukakan bahwa kepuasan
simpulan tentang proses pembentukan budaya kerja merupakan bagian dari proses motivasi.
organisasi melalui 4 (empat) tahapan, yaitu tahap Kepuasan anggota organisasi dapat dihubungkan
pertama terjadinya interaksi antar pimpinan atau dengan kinerja dan hasil kerja mereka serta imbalan
pendiri organisasi dengan kelompok/perorangan dan hukuman yang mereka terima. Oleh karena itu,
dalam organisasi. Pada tahap kedua adalah dari tingkat kepuasan kerja dalam organisasi dapat
interaksi menimbulkan ide yang ditransformasikan ditunjukkan dengan hasil seperti sikap anggota
menjadi artifak, nilai, dan asumsi. Tahap ketiga organisasi, pergantian pekerjaan anggota organisasi,
adalah bahwa artifak, nilai, dan asumsi akan kemangkiran atau absensi, keterlambatan, dan
diimplementasikan sehingga membentuk budaya keluahan yang biasa terjadi dalam suatu organisasi.
organisasi. Tahap terakhir adalah bahwa dalam Robbins (2001:148) mengemukakan bahwa
rangka mempertahankan budaya organisasi dilakukan kepuasan kerja adalah sebagai suatu sikap umum
pembelajaran (learning) kepada anggota baru dalam seorang individu terhadap pekerjaannya. Pekerjaan
organisasi. menuntut interaksi dengan rekan sekerja dan atasan,
Hofstide (1997) dalam Munandar, Sjabadhyni, mengikuti aturan dan kebijakan organisasi, memenuhi
dan Wutun (2004:20) mengemukakan bahwa budaya standar kinerja, hidup pada kondisi kerja yang sering
organisasi mempunyai 5 (lima) ciri-ciri pokok yaitu: kurang dari ideal, dan hal serupa lainnya. Ini berarti
(1) Budaya organisasi merupakan satu kesatuan yang penilaian (assesment) seorang karyawan terhadap
integral dan saling terkait, (2) Budaya organisasi puas atau tidak puasnya dia terhadap pekerjaan
128 JURNAL MANAJEMEN DAN KEWIRAUSAHAAN, VOL.10, NO. 2, SEPTEMBER 2008: 124-135

merupakan penjumlahan yang runit dari sejumlah menunjukkan kemampuan kerja yang baik dan aktif
unsur pekerjaan yang diskrit (terbedakan dan dalam mengemukakan ide-ide serta kreatif dalam
terpisahkan satu sama lain). bekerja. Kepuasan kerja berhubungan dengan ukuran
Menurut Ramayah (2001) dan Janssen (2001) organisasi perusahaan mengandung arti bahwa besar
dalam Koesmono (2005:28) mengemukakan bahwa kecilnya perusahaan dapat mempengaruhi proses
seorang manajer akan sangat peduli pada aspek komunikasi, koordinasi, dan partisipasi pegawai
kepuasan kerja, karena mempunyai tanggung jawab sehingga dapat mempengaruhi kepuasan kerja
moral apakah dapat memberikan lingkungan yang karyawan.
memuaskan kepada karyawannya dan percaya bahwa Mangkunegara (2005:120) mengemukakan bah-
perilaku pekerja yang puas akan membuat kontribusi wa ada 2 (dua) faktor yang mempengaruhi kepuasan
yang positif terhadap organisasi. Para manajer kerja yaitu faktor yang ada pada diri pegawai dan
merasakan usaha dan kinerja mereka berhasil apabila faktor pekerjaannya. Faktor yang ada pada diri
keadilan dalam penghargaan memberikan tingkat pegawai yaitu kecerdasan (IQ), kecakapan khusus,
kepuasan kerja dan kinerja. Situasi pekerjaan yang umur, jenis kelamin, kondisi fisik, pendidikan,
seimbang akan meningkatkan perasaan dalam kontrol pengalaman kerja, masa kerja, kepribadian, emosi,
terhadap kehidupan kerja dan menghasilkan kepuasan cara berpikir, persepsi, dan sikap kerja. Sedangkan
kerja. Sehingga para manajer mempunyai tanggung faktor pekerjaan yaitu jenis pekerjaan, struktur
jawab untuk meningkatkan kepuasan kerja para organisasi, pangkat (golongan), kedudukan, mutu
bawahannya agar dapat memberikan kontribusi yang pengawasan, jaminan keuangan, kesempatan promosi
positif pada organisasinya. jabatan, interaksi sosial, dan hubungan kerja.
Davis (1985) dalam Mangkunegara (2005:117)
mengemukakan bahwa job satisfaction is related to a Kinerja
number of major employee variables, such as
turnover, absences, age, occupation, and size of the Setiap manusia mempunyai potensi untuk
organization in which an employee works. Berdasar bertindak dalam berbagai bentuk aktivitas. Kemam-
pendapat tersebut, Mangkunegara (2005:117) puan bertindak itu dapat diperoleh manusia baik
mengemukakan bahwa kepuasan kerja berhubungan secara alami (ada sejak lahir) atau dipelajari. Walau-
dengan variabel-variabel seperti turnover, tingkat pun manusia mempunyai potensi untuk berperilaku
absensi, umur, tingkat pekerjaan, dan ukuran tertentu tetapi perilaku itu hanya diaktualisasi pada
organisasi perusahaan. Kepuasan kerja berhubungan saat-saat tertentu saja. Potensi untuk berperilaku
dengan turnover mengandung arti bahwa kepuasan tertentu itu disebut ability (kemampuan), sedangkan
kerja yang tinggi selalu dihubungkan dengan turnover ekspresi dari potensi ini dikenal sebagai performance
pegawai yang rendah, dan sebaliknya jika pegawai (kinerja).
banyak yang merasa tidak puas maka turnover Hasibuan dalam Sujak (1990) dan Sutiadi
pegawai tinggi. Kepuasan kerja berhubungan dengan (2003:6) mengemukakan bahwa kinerja adalah suatu
tingkat absensi (kehadiran) mengandung arti bahwa hasil kerja yang dicapai seorang dalam melaksanakan
pegawai yang kurang puas cenderung tingkat tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang di-
ketidakhadirannya tinggi. Kepuasan kerja berhu- dasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesung-
bungan dengan umur mengandung arti bahwa guhan serta waktu. Dengan kata lain bahwa kinerja
pegawai yang cenderung lebih tua akan merasa lebih adalah hasil kerja yang dicapai oleh seseorang dalam
puas daripada pegawai yang berumur relatif lebih melaksanakan tugas yang diberikan kepadanya sesuai
muda, karena diasumsikan bahwa pegawai yang tua dengan kriteria yang ditetapkan. Selanjutnya As’ad
lebih berpengalaman menyesuaikan diri dengan dalam Agustina (2002) dan Sutiadi (2003:6) menge-
lingkungan pekerjaan dan pegawai dengan usia muda mukakan bahwa kinerja seseorang merupakan ukuran
biasanya mempunyai harapan yang ideal tentang sejauh mana keberhasilan seseorang dalam
dunia kerjanya, sehingga apabila antara harapannya melakukan tugas pekerjaannya. Ada 3 (tiga) faktor
dengan realita kerja terdapat kesenjangan atau utama yang berpengaruh pada kinerja yaitu individu
ketidak-seimbangan dapat menyebabkan mereka (kemampuan bekerja), usaha kerja (keinginan untuk
menjadi tidak puas. Kepuasan kerja dihubungkan bekerja), dan dukungan organisasional (kesempatan
dengan tingkat pekerjaan mengandung arti bahwa untuk bekerja).
pegawai yang menduduki tingkat pekerjaan yang Cash dan Fischer (1987) dalam Thoyib (2005:10)
lebih tinggi cenderung lebih puas daripada pegawai mengemukakan bahwa kinerja sering disebut dengan
yang menduduki pekerjaan yang lebih rendah, karena performance atau result yang diartikan dengan apa
pegawai yang tingkat pekerjaannya lebih tinggi yang telah dihasilkan oleh individu karyawan. Kinerja
Brahmasari: Pengaruh Motivasi Kerja, Kepemimpinan dan Budaya Organisasi 129

dipengaruhi oleh kinerja organisasi (organizational Kerangka Konseptual Penelitian


performance) itu sendiri yang meliputi pengem-
H5
bangan organisasi (organizational development),
rencana kompensasi (compensation plan), sistem Motivasi Kerja H4
komunikasi (communication system), gaya manajerial
H1
(managerial style), struktur organisasi (organization
structure), kebijakan dan prosedur (policies and
procedures). Robbins (2003) dalam Thoyib (2005:10) Kepemimpinan H2 Kepuasan Kerja H7 Kinerja Perusahaan
Karyawan
mengemukakan bahwa istilah lain dari kinerja adalah
human output yang dapat diukur dari produktivitas,
H3
absensi, turnover, citizenship, dan satisfaction.
H6
Sedangkan Baron dan Greenberg (1990) dalam Budaya Organisasi
Thoyib (2005:10) mengemukakan bahwa kinerja
pada individu juga disebut dengan job performance,
work outcomes, task performance. METODE PENELITIAN
Brahmasari (2004:64) mengemukakan bahwa
Rancangan Penelitian
kinerja adalah pencapaian atas tujuan organisasi yang
dapat berbentuk output kuantitatif maupun kualitatif,
Penelitian ini merupakan penelitian penjelasan
kreatifitas, fleksibilitas, dapat diandalkan, atau hal-hal
(Explanatory research) yang akan membuktikan
lain yang diinginkan oleh organisasi. Penekanan
hubungan kausal antara variabel bebas (independent
kinerja dapat bersifat jangka pendek maupun jangka
variable) yaitu variabel motivasi kerja, variabel
panjang, juga dapat pada tingkatan individu,
kepemimpinan, dan variabel budaya organisasi;
kelompok ataupun organisasi. Manajemen kinerja
variabel antara (intervening variable) yaitu variabel
merupakan suatu proses yang dirancang untuk
kepuasan kerja karyawan; dan variabel terikat
menghubungkan tujuan organisasi dengan tujuan
(dependent variable) yaitu kinerja perusahaan. Serta
individu, sehingga kedua tujuan tersebut bertemu.
penelitian korelasional, yaitu penelitian yang berusaha
Kinerja juga dapat merupakan tindakan atau
untuk melihat apakah antara dua variabel atau lebih
pelaksanaan tugas yang telah diselesaikan oleh
memiliki hubungan atau tidak, dan seberapa besar
seseorang dalam kurun waktu tertentu dan dapat
hubungan itu serta bagaimana arah hubungan tersebut
diukur.
(Indriyantoro dan Supomo (1999) dalam Yasa,
Tika (2006:121) mengemukakan bahwa ada 4
2006:29).
(empat) unsur-unsur yang. terdapat dalam kinerja
adalah hasil-hasil fungsi pekerjaan, faktor-faktor yang
Populasi dan sampel
berpengaruh terhadap prestasi karyawan, pencapaian
tujuan organisasi, dan periode waktu tertentu. Populasi dalam penelitian ini menurut jenisnya
merupakan populasi yang terbatas dan menurut
Hipotesis sifatnya merupakan populasi yang homogen. Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan PT. Pei
H1 : Motivasi kerja mempunyai pengaruh yang Hai International Wiratama Indonesia di Surabaya
signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan. dan Jombang sejumlah 1.737 orang pegawai.
H2 : Kepemimpinan mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan. Teknik Pengambilan dan Besar Sampel
H3 : Budaya organisasi mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan. Penelitian ini menarik sampel dengan mengguna-
H4 : Motivasi kerja mempunyai pengaruh yang kan metode atau teknik simple random sampling
signifikan terhadap kinerja perusahaan. (teknik sampel sederhana), dimana jumlah sampel
H5 : Kepemimpinan mempunyai pengaruh yang ditentukan dengan menggunakan rumus dari Taro
signifikan terhadap kinerja perusahaan. Yamane dalam Riduan dan Akdon (2006:249) yaitu n
H6 : Budaya organisasi mempunyai pengaruh yang = N : ((N x d²) + 1), dimana n adalah jumlah sampel,
signifikan terhadap kinerja perusahaan. N adalah jumlah populasi, dan d² adalah tingkat
H7 : Kepuasan kerja mempunyai pengaruh yang presisi atau akurasi yang ditetapkan (=5%), sehingga
signifikan dengan kinerja perusahaan. besarnya sampel adalah sebanyak 325 orang pegawai.
130 JURNAL MANAJEMEN DAN KEWIRAUSAHAAN, VOL.10, NO. 2, SEPTEMBER 2008: 124-135

Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Kepuasan Kerja Karyawan (Z).


Motivasi Kerja (X1)
Kepuasan kerja karyawan adalah sebagai suatu
Motivasi kerja adalah kondisi yang berpengaruh sikap umum seorang individu terhadap pekerjaannya
membangkitkan, mengarahkan dan memelihara peri- (Robbins, 2001:148).
laku yang berhubungan dengan lingkungan kerja Variabel kepuasan kerja karyawan ini secara
(McCormick, 1985:268 dalam Mangkunegara, operasional diukur dengan menggunakan 4 (empat)
2005:94). indikator yang diadopsi dari teori dua faktor Herzberg
Variabel motivasi kerja ini secara operasional dalam Mangkunegara (2005:121-122), yaitu: (1)
diukur dengan menggunakan 3 (tiga) indikator, yaitu: Kompensasi, (2) Kondisi kerja, (3) Sistem adminis-
kebutuhan berprestasi (need for achievement), trasi dan kebijakan perusahaan, (4) Kesempatan untuk
kebutuhan fisik (psycological need), dan kebutuhan berkembang.
rasa aman (safety need).
Kinerja Perusahaan (Y).
Kepemimpinan (X2)
Kinerja perusahaan adalah merupakan hasil kerja
Kepemimpinan adalah proses memengaruhi yang secara kualitas dan kuantitas dapat dicapai oleh
orang lain kearah tujuan organisasi (Bartol, 1991 seorang pegawai dalam melaksanakan tugas sesuai
dalam Tika, 2006:63). tanggung jawab yang diberikan kepadanya (Mang-
Variabel kepemimpinan ini secara operasional kunegara, 2001 dalam Koesmono, 2005:28).
diukur dengan menggunakan 4 (empat) indikator Variabel kinerja perusahaan ini secara opera-
sional diukur dengan menggunakan 4 (dua) indikator
yang diadopsi dari teori kepemimpinan situasional
yang diadopsi dari Brahmasari (2004:121-122), yaitu:
Hersey-Blanchard dalam Robbins (1996:45) dan
(1) Kemampuan perusahaan dalam meningkatkan
Wirjana dan Supardo (2005:48) yaitu sebagai berikut:
efisiensi penggunaan sumber daya manusia yang
(1) Telling (kemampuan untuk memberitahu anggota
dimiliki, (2) Kemampuan perusahaan dalam
apa yang harus mereka kerjakan), (2) Selling
meningkatkan efisiensi penggunaan seluruh waktu
(kemampuan menjual/memberikan ide-ide kepada
yang dimiliki, (3) Kemampuan perusahaan dalam
anggota), (3) Participating (kemampuan berpartisi-
beradaptasi terhadap perubahan, (4) Kemampuan
pasi dengan anggota), dan (4) Delegating (kemampu-
perusahaan dalam mencapai target yang telah
an mendelegasikan kepada anggota). ditetapkan.
Budaya Organisasi (X3). Instrumen Penelitian
Budaya Organisasi adalah suatu pola asumsi Pengukuran variabel bebas, variabel antara, dan
dasar yang diciptakan, ditemukan atau dikembangkan variabel terikat dalam kuisioner adalah menggunakan
oleh kelompok tertentu sebagai pembelajaran untuk skala Likert dengan skala penilaian (skor) 1 sampai
mengatasi masalah adaptasi eksternal dan integrasi dengan 5, dengan variasi jawaban untuk masing-
internal yang resmi dan terlaksana dengan baik dan masing item pertanyaan adalah ”sangat setuju/
oleh karena itu diajarkan/diwariskan kepada anggota- mampu”, ”setuju/mampu”, ”cukup setuju/cukup
anggota baru sebagai cara yang tepat memahami, mampu”, ”tidak setuju/tidak mampu” dan ”sangat
memikirkan, dan merasakan terkait dengan masalah tidak setuju/sangat tidak mampu”. Masing-masing
tersebut (Schein dalam Tika, 2006:2). pilihan jawaban diberi nilai 1 untuk jawaban ekstrim
Variabel budaya organisasi ini secara operasional negatif dan nilai 5 untuk jawaban ekstrim positif.
diukur dengan menggunakan 6 (enam) indikator yang
diadopsi dari karakteristik budaya organisasi menurut Teknik Pengumpulan Data
Robbins (1990:480) dalam Brahmasari (2004:108-
118), yaitu: (1) Nilai-nilai organisasi, (2) Dukungan Data yang akan diambil dalam penelitian ini
manajemen, (3) Sistem imbalan, (4) Toleransi dalam adalah berupa data primer sedangkan metode
berbagi kesalahan sebagai peluang untuk belajar, (5) pengumpulan data dilakukan dengan kuisioner yang
Orientasi pada rincian (detil) pekerjaan, (6) Orientasi diberikan kepada responden secara langsung
pada tim. (Sugiyono, 2005:135).
Brahmasari: Pengaruh Motivasi Kerja, Kepemimpinan dan Budaya Organisasi 131

Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen Hasil Pengujian Hipotesis


Penelitian
Hipotesis 1: Motivasi kerja mempunyai pengaruh
Validitas instrumen dalam penelitian ini diuji yang positif dan signifikan terhadap
dengan cara menghitung korelasi Pearson dari skor kepuasan kerja karyawan.
tiap item pertanyaan dengan skor totalnya. Sedangkan Hipotesis 2: Kepemimpinan mempunyai pengaruh
untuk reliabilitas menggunakan Alpha Chronbach yang negatif dan signifikan terhadap
>0,60. kepuasan kerja karyawan.
Hipotesis 3: Budaya organisasi mempunyai penga-
Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ruh yang positif dan signifikan terhadap
kepuasan kerja karyawan.
Dalam perhitungan pengolahan data, peneliti Hipotesis 4: Motivasi kerja mempunyai pengaruh
mempergunakan alat bantu yang berupa program yang positif tetapi tidak signifikan ter-
aplikasi komputer yaitu SPSS versi 13.0 dan AMOS hadap kinerja perusahaan.
versi 4.0. Hipotesis 5: Kepemimpinan mempunyai pengaruh
yang positif dan signifikan terhadap
HASIL ANALISIS DATA kinerja perusahaan.
Hipotesis 6: Budaya organisasi mempunyai penga-
Deskripsi Karakteristik Responden ruh yang positif dan signifikan terhadap
kinerja perusahaan.
Karakteristik responden merupakan gambaran Hipotesis 7: Kepuasan kerja karyawan mempunyai
dari keberadaan responden yang terlibat dalam pengaruh yang positif dan signifikan
penelitian yaitu berdasarkan jenis kelamin, usia, terhadap kinerja perusahaan.
pendidikan terakhir, masa kerja, dan status bekerja.
Dari seluruh sampel karyawan sejumlah 325 orang PEMBAHASAN
yang diteliti, semuanya dapat mengisi dan
mengembalikan kuisioner yang diberikan. Pengaruh Motivasi Kerja terhadap Kepuasan
Karakteristik responden penelitian ini adalah Kerja Karyawan
sebagai berikut:
1) Mayoritas, yaitu 191 (58,8%) responden adalah Hasil penelitian ini membuktikan bahwa motivasi
wanita. kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap
2) Mayoritas, yaitu 115 (35,4%) responden berusia kepuasan kerja karyawan, artinya bahwa motivasi
antara 46-55 tahun. kerja memang sangat diperlukan oleh seorang
3) Sebagian besar, yaitu 167 (51,4) responden karyawan untuk dapat mencapai suatu kepuasan kerja
berpendidikan SLTA. yang tinggi meskipun menurut sifatnya kepuasan
4) Sebanyak 314 (96,6%) responden adalah pegawai kerja itu sendiri besarannya sangat relatif atau berbeda
tetap. antara satu orang dengan orang lainnya. Tetapi secara
5) Masa kerja responden, yaitu bekerja < 1 tahun keseluruhan, para responden menyatakan bahwa
sebanyak 31 orang atau 9.5 %, antara 1-3 tahun selama bekerja di perusahaan mereka menyatakan
sebanyak 41 orang atau 12.6 %, antara 3–5 tahun merasa puas atas motivasi kerja yang selama ini
sebanyak 64 orang atau 19.7%, dan > 5 tahun diberikan oleh manajemen kepada para karyawan
sebanyak 189 orang atau 58.2% perusahaan.
Hasil penelitian ini mendukung beberapa
Tabel 1. Hasil Analisis Deskriptif Variabel Pene- pendapat dan teori tentang motivasi yang dikemuka-
litian kan oleh para ahli sebagai berikut: Robbins (2005:55);
No. Simbol Variabel Penelitian Mean Kategori Hodgets dan Luthans dalam Usmara (2006:14);
Aldag dan Stearns (1987) dalam Usmara (2006:15);
1. X1 Motivasi Kerja 4.268 Tinggi Gibson, Ivancevich dan Donnely (1997:89); Scott
2. X2 Kepemimpinan 4.220 Baik dalam Sukarto (1999) dan Sutiadi (2003:3); Sperling
3. X3 Budaya Organisasi 4.368 Kuat (1987:183), Stanton (1981:101) dalam Mangku-
4. Z Kepuasan Kerja 4.643 Tinggi negara (2005:93-94); Maslow dalam Usmara
Karyawan (2006:18) dan Gibson, Ivancevich dan Donnely
5. Y Kinerja Perusahaan 4.572 Tinggi (1992:92); Herzberg dalam Kreitner dan Kinichi
(2005:262); McClelland dalam Mangkunegara
132 JURNAL MANAJEMEN DAN KEWIRAUSAHAAN, VOL.10, NO. 2, SEPTEMBER 2008: 124-135

(2005:19), Usmara (2006:27), Suprihanto, Harsiwi, Hasil penelitian ini mendukung penelitian dari
Hadi (2002:48). Koesmono (2005:79) yang mengemukakan bahwa
budaya organisasi berpengaruh terhadap kepuasan
Pengaruh Kepemimpinan terhadap Kepuasan kerja yang ditunjukkan oleh koefisien jalur = 2.078
Kerja Karyawan dan p (0.000) < α (0.05) artinya budaya organisasi
secara positif dan searah berpengaruh terhadap
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa kepe- kepuasan kerja.
mimpinan berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap kepuasan kerja karyawan, artinya hasil dari Pengaruh Motivasi Kerja terhadap Kinerja
pelaksanaan aktivitas manajerial kepemimpinan yang Perusahaan
dijalankan belum tentu mempunyai dampak yang
selalu positif atau baik bagi organisasi, sebab semakin Hasil penelitian ini membuktikan bahwa motivasi
tinggi pelaksanaan aktivitas manajerial kepemim- kerja berpengaruh positif tetapi tidak signifikan
pinan dilakukan, maka akan berdampak pada terhadap kinerja perusahaan, artinya meskipun
penurunan kinerja perusahaan dari waktu ke waktu. motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan
Pelaksanaan aktivitas kepemimpinan yang lebih terhadap kepuasan kerja tetapi belum tentu mem-
banyak ke arah menekan karyawan bisa saja pengaruhi kinerja perusahaan. Hal ini dapat terjadi
menyebabkan seorang karyawan dapat mencapai karena karyawan yang merasa puas karena telah
kepuasan dalam bekerja, tetapi belum tentu dapat dipenuhi kebutuhannya oleh manajemen dapat
membawa pengaruh yang positif dalam pembentukan bekerja secara optimal. Belum optimalnya kerja
kepribadian bawahan untuk ikhlas bekerja mencapai seorang karyawan dibatasi oleh adanya kebijakan
tujuan organisasi. atasan misalnya berhubungan dengan waktu lembur,
Hasil penelitian ini berbeda dengan beberapa yaitu karyawan yang telah terpuaskan kebutuhannya
pendapat dan teori tentang kepemimpinan yang merasa bahwa manajemen telah memberikan
dikemukakan oleh para ahli sebagai berikut: Dubrin penghargaan kepada dirinya sehingga dia merasa
(2005:3); Agarwal (1984), Koontz (1984), Bartol harus bekerja dengan profesional artinya apabila
(1991) dalam Tika (2006:63); Kreitner dan Kinicki terdapat pekerjaan yang melekat pada dirinya yang
(2005:299); Yukl (1989) dalam Kreitner dan Kinicki sampai dengan jam kerja belum selesai tetapi dapat
(2005:300); Studi Universitas Negeri Ohio dalam diselesaikan hari tersebut, karyawan tersebut
Robbins (1996:41-44); Hersey dan Blanchard dalam bermaksud untuk menyelesaikannya karena dedikasi
Suryoputro et. al. (2005:1). dan loyalitas terhadap pekerjaannya meskipun tidak
diperhitungkan waktu lembur. Tetapi pihak manaje-
Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kepuasan men menentukan bahwa sesuai ketentuan yang ada
Kerja Karyawan hal tersebut tidak diperkenankan, akhirnya karyawan
tersebut akan menyelesaikan pada hari berikutnya.
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa budaya Hal inilah yang salah satunya menjadi suatu per-
organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap timbangan dan alasan bahwa motivasi kerja
kepuasan kerja karyawan, artinya budaya organisasi berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja tetapi
merupakan suatu konsep yang dapat dijadikan sarana motivasi kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap
untuk mengukur kesesuaian dari tujuan organisasi, kinerja perusahaan.
strategi dan organisasi tugas, serta dampak yang
dihasilkan, karena tanpa ukuran yang valid dan Pengaruh Kepemimpinan terhadap Kinerja
reliabel dari aspek kritis budaya organisasi maka Perusahaan
pernyataan tentang dampak budaya pada kepuasan
kerja karyawan dan kinerja perusahaan akan terus Hasil penelitian ini membuktikan bahwa kepe-
berdasarkan pada spekulasi, observasi personal dan mimpinan berpengaruh positif dan signifikan ter-
studi kasus (Marcoulides dan Heck (1993) dalam hadap kinerja perusahaan, artinya kepemimpinan
Brahmasari (2004:16)). merupakan suatu upaya untuk memengaruhi banyak
Hasil penelitian ini mendukung beberapa pen- orang melalui proses komunikasi untuk mencapai
dapat tentang budaya organisasi yang dikemukakan tujuan organisasi diharapkan dapat menimbulkan
oleh para ahli sebagai berikut: Marcoulides dan Heck perubahan positif berupa kekuatan dinamis yang
(1993) dalam Brahmasari (2004:16); Schein dalam dapat mengkoordinasikan organisasi dalam rangka
Tika (2006:2); Deal dan Kennedy (1982) dalam Tika mencapai tujuan jika diterapkan sesuai dengan
(2006:16); Robbins (2001:528) dalam Koesmono koridor yang telah ditetapkan kedua belah pihak
(2005:79). sesuai dengan jabatan yang dimiliki.
Brahmasari: Pengaruh Motivasi Kerja, Kepemimpinan dan Budaya Organisasi 133

Hasil penelitian ini mendukung beberapa lalui program AMOS versi 4.0 dan pembahasan hasil
pendapat dan teori tentang kepemimpinan yang penelitian yang telah dikemukakan pada bab
dikemukakan oleh para ahli sebagai berikut: Dubrin sebelumnya, dapat disimpulkan beberapa hal penting
(2005:3); Agarwal (1984), Koontz (1984), Bartol dalam penelitian ini sebagai berikut:
(1991) dalam Tika (2006:63); Kreitner dan Kinicki 1) Motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan
(2005:299); Yukl (1989) dalam Kreitner dan Kinicki terhadap kepuasan kerja karyawan
(2005:300); Studi Universitas Negeri Ohio dalam 2) Kepemimpinan berpengaruh negatif dan signifi-
Robbins (1996:41-44); Hersey dan Blanchard dalam kan terhadap kepuasan kerja karyawan
Suryoputro et. al. (2005:1). 3) Budaya organisasi berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan
Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kinerja 4) Motivasi kerja tidak berpengaruh signifikan
Perusahaan terhadap kinerja perusahaan
5) Kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa mem- terhadap kinerja perusahaan
punyai pengaruh positif dan signifikan terhadap 6) Budaya organisasi berpengaruh positif dan
kinerja perusahaan, artinya budaya organisasi yang signifikan terhadap kinerja perusahaan
merupakan hasil dari interaksi ciri-ciri kebiasaan yang 7) Kepuasan kerja karyawan berpengaruh positif dan
mempengaruhi kelompok-kelompok orang dalam signifikan terhadap kinerja perusahaan
lingkungan organisasinya, akan membentuk suatu
persepsi subyektif keseluruhan mengenai organisasi DAFTAR PUSTAKA
berdasarkan pada faktor-faktor seperti toleransi
resiko, tekanan pada tim, dan dukungan orang, Antoni Feri, 2006. Pengaruh Gaya Kepemimpinan
persepsi keseluruhan ini akan menjadi budaya atau Orientasi Tugas dan Orientasi Hubungan
kepribadian organisasi tersebut yang mampu terhadap Motivasi Kerja dan Dampaknya
mendukung dan mempengaruhi kepuasan kerja pada Prestasi Kerja Pegawai Pengadilan
karyawan dan kinerja perusahaan serta dampak yang Tinggi Tata Usaha Negara Surabaya, Tesis
lebih besar pada budaya yang lebih kuat. Universitas 17 Agustus Surabaya.
Hasil penelitian ini mendukung beberapa
pendapat dan teori tentang budaya organisasi yang Brahmasari Ida Ayu, 2004. Pengaruh Variabel
dikemukakan oleh para ahli sebagai berikut: Budaya Perusahaan terhadap Komitmen
Marcoulides dan Heck (1993) dalam Brahmasari Karyawan dan Kinerja Perusahaan Kelompok
(2004:16); Schein dalam Tika (2006:2); Deal dan Penerbitan Pers Jawa Pos, Disertasi Univer-
Kennedy (1982) dalam Tika (2006:16); Robbins sitas Airlangga, Surabaya.
(2001:528) dalam Koesmono (2005:79). Budiman Fransiska Maria, 2005. Pengaruh Variabel
Budaya Perusahaan terhadap Kinerja Perusa-
Pengaruh Kepuasan Kerja Karyawan terhadap haan suatu Studi pada Plaza Marina Sura-
Kinerja Perusahaan baya, Tesis Universitas 17 Agustus Surabaya.

Hasil penelitian ini membuktikan bahwa ke- Collins Eliza G.C., Devanna Mary Anne, 1994. The
puasan kerja karyawan berpengaruh positif dan Portable MBA (Terjemahan), Cetakan Per-
signifikan terhadap kinerja perusahaan, artinya bahwa tama, Binarupa Aksara, Jakarta.
secara umum kepuasan kerja karyawan yang tinggi Damanhuri Didin S., 2003. SDM Indonesia Dalam
akan mampu meningkatkan kinerja perusahaan. Hasil Persaingan Global, Jurnal Harian Sinar
penelitian ini mendukung pendapat Lawler dan Porter Harapan, Bogor.
(1967) dalam Usmara (2006:45) dan Hasibuan dalam
Sujak (1990) dan Sutiadi (2003:6). Hasil penelitian ini Djati Sundring Pantja, 2000. Dampak Pergeseran
mendukung hasil penelitian Koesmono (2005) Nilai-nilai Organisasi terhadap Kebijaksanaan
memberikan suatu kesimpulan bahwa kepuasan kerja Sumber Daya Manusia dan Implikasinya,
secara positif dan signifikan berpengaruh terhadap Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan Univer-
kinerja. sitas Kristen Petra, Volume 2 Nomor 1,
Surabaya.
KESIMPULAN Djati Sundring Pantja, 1999. Pengaruh Variabel-
variabel Motivasi terhadap Produktivitas
Berdasarkan hasil analisis data dengan meng- Tenaga Kerja Karyawan pada Industri Rumah
gunakan Structural Equation Modeling (SEM) me- Tangga di Kabupaten Sidoarjo, Jurnal
134 JURNAL MANAJEMEN DAN KEWIRAUSAHAAN, VOL.10, NO. 2, SEPTEMBER 2008: 124-135

Manajemen dan Kewirausahaan Universitas Edisi Kesembilan, Penerbit Salemba Empat,


Kristen Petra, Volume 1 Nomor 1, Surabaya. Jakarta.
Dubrin Andrew J., 2005. Leadership (Terjemahan), Ndraha Taliziduhu, 2005. Teori Budaya Organisasi,
Edisi Kedua, Prenada Media, Jakarta. Cetakan Pertama, PT. Rineka Cipta, Jakarta.
Ermayanti Dwi, Thoyib Armanu, 2001. Pengaruh Nimran Umar, 2004. Perilaku Organisasi, Cetakan
Faktor Motivasi terhadap Prestasi Kerja Ketiga, CV. Citra Media, Surabaya.
Karyawan pada Kantor Perum Perhutani Unit
II Surabaya, Jurnal Fakultas Ekonomi Univer- Osada Takashi, 2004. The 5S’s: Five Keys to a Total
sitas Brawijaya Malang. Quality Environment (Terjemahan), Cetakan
Kelima, Penerbit PPM, Jakarta.
Gibson, Ivancevich, Donnely, 1997. Organizations
(Terjemahan), Cetakan Keempat, PT. Gelora Rachmany Hasan, 2006. Kepemimpinan dan Kinerja,
Aksara Pratama, Jakarta. Cetakan Pertama, Yapensi, Jakarta.

Indrawijaya Adam I., 2002. Perilaku Organisasi, Robbinss Stephen P., 2002. Essentials of Organizati-
Cetakan Ketujuh, Sinar Baru Algensindo, onal Behavior (Terjemahan), Edisi Kelima,
Bandung. Penerbit Erlangga, Jakarta.

Johnson C. Merle, Redmon William K., 2004. Robbinss Stephen P., 2001. Organizational Behavior
Mawhinney Thomas C., Handbook of Orga- (Terjemahan) Jilid 1, Edisi Kedelapan, PT.
nizational Performance (Terjemahan), Cetak- Bhuana Ilmu Populer, Jakarta.
an Pertama, PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta. Robbinss Stephen P., 1996. Organizational Behavior
Katzenbach Jon R., 1998. Real Change Leaders (Terjemahan) Jilid 2, Edisi Ketujuh, PT.
(Terjemahan), Professional Book, Jakarta. Bhuana Ilmu Populer, Jakarta.

Koesmono H. Teman, 2005. Pengaruh Budaya Sarjadi Soegeng, 2001. Otonomi Potensi Masa
Organisasi terhadap Motivasi dan Kepuasan Depan Republik Indonesia, Cetakan Pertama,
Kerja serta Kinerja Karyawan pada Sub PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Sektor Industri Pengolahan Kayu Ekspor di Schuler Randall S., Jackson Susan E., 1996. Human
Jawa Timur, Disertasi Universitas Airlangga, Resource Management (Terjemahan) Jilid 1,
Surabaya. Edisi Keenam, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Kreitner Robert, Kinicki Angelo, 2005. Organiza- Siagian Sondang P., 2002. Kiat Meningkatkan Pro-
tional Behavior (Terjemahan) Buku 1, Edisi duktivitas Kerja, Cetakan Pertama, PT. Rineka
Kelima, Salemba Empat, Jakarta. Cipta, Jakarta.
Kreitner Robert, Kinicki Angelo, 2005. Organiza- Simanjuntak Payaman, 2005. Manajemen Kinerja,
tional Behavior (Terjemahan) Buku 2, Edisi Jurnal Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.
Kelima, Salemba Empat, Jakarta,
Suprihanto John, Harsiwi Th. Agung M., Hadi
Kuncoro Mudrajad, 2003. Metode Riset untuk Bisnis Prakosa, 2003. Perilaku Organisasional,
dan Ekonomi, Penerbit Erlangga, Jakarta. Cetakan Pertama, Bagian Penerbitan Sekolah
Mangkunegara Anwar Prabu, 2005. Manajemen Tinggi Ilmu Ekonomi, Yogyakarta.
Sumber Daya Manusia Perusahaan, Cetakan Suprihanto John, 2001. Penilaian Kinerja dan Pe-
Keenam, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung. ngembangan Karyawan, Cetakan Kelima,
Mangkunegara Anwar Prabu, 2005. Perilaku dan Bagian Penerbitan Fakultas Ekonomi
Budaya Organisasi, Cetakan Pertama, PT. Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.
Refika Aditama, Bandung. Sylvana Andi, 2002. Pengaruh Gaya Kepemimpinan
Mathis Robert L., Jackson John H., 2001. Human terhadap Kinerja dan Kepuasan Kerja
Resource Management (Terjemahan) Buku 1, Anggota Polri Polda Metro Jaya, Jurnal
Edisi Kesembilan, Penerbit Salemba Empat, Universitas Terbuka, Jakarta.
Jakarta. Tika H. Moh. Pabundu, 2006. Budaya Organisasi
Mathis Robert, L., Jackson John H., 2002. Human dan Peningkatan Kinerja Perusahaan, Cetak-
Resource Management (Terjemahan) Buku 2, an Pertama, PT. Bhumi Aksara, Jakarta.
Brahmasari: Pengaruh Motivasi Kerja, Kepemimpinan dan Budaya Organisasi 135

Thoyib Armanu, 2005. Hubungan Kepemimpinan, Winardi, 2004. Manajemen Perilaku Organisasi,
Budaya, Strategi dan Kinerja: Pendekatan Edisi Revisi Cetakan Pertama, Prenada Media,
Konsep, Jurnal Fakultas Ekonomi Universitas Jakarta.
Brawijaya Malang.
Wirjana Bernardine R., 2005. Supardo Susilo, Kepe-
Tunggal Amin Widjaja, 2005. Tanya Jawab Budaya mimpinan, Cetakan Pertama, Penerbit Andi,
Organisasi, Harvarindo, Jakarta.
Yogyakarta.
Umar Husein, 2002. Metode Riset Bisnis, Cetakan
Kedua, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Yasa I Gede Adi, 2006. Pengaruh Karakteristik
Manajemen Karier terhadap Komitmen
Usmara A., 2006. Motivasi Kerja, Cetakan Pertama, Karyawan dan Dampaknya pada Prestasi
Puri Arsita Anam, Yogyakarta. Kerja Karyawan PT. Adi Bharata Asty Den-
Usmara A., Dwiantara Lukas, 2004. Strategi Orga- pasar, Tesis Universitas 17 Agustus Surabaya.
nisasi, Cetakan Pertama, Amara Books, Yog-
yakarta. Yasin Azis, 2001. Kepemimpinan dalam Pengem-
bangan Organisasi, Jurnal Lintasan Ekonomi
Usmara A., 2004. Handbook of Organizations Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
(Terjemahan), Cetakan Kedua, Amara Books, Malang, Volume 18 Nomor 1, Malang.
Yogyakarta.
Yuliani Heni, 2005. Pengaruh Faktor-faktor Motivasi
Usmara A., 2003. Ideas at Work (Terjemahan), Kerja terhadap Produktivitas Kerja pada
Cetakan Pertama, Amara Books, Yogyakarta. Wartawan Deteksi Jawa Pos, Tesis Universitas
Wibowo, 2006. Manajemen Perubahan, Cetakan 17 Agustus 1945 Surabaya.
Pertama, PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta.

Potrebbero piacerti anche