Sei sulla pagina 1di 12

Epilepsi DEFINISI

Epilepsi adalah suatu keadaan yang ditandai oleh bangkitan (seizure) berulang sebagai akibat dari adanya gangguan fungsi otak secara intermitten yang disebabkan oleh lepasnya muatan listrik abnormal dan berlebihan di neuron-neuron secara paroksismal, didasari oleh berbagai faktor etiologi.

ETIOLOGI Kausa Spesifik Epilepsi 1. Kelaian perkembangan janin 2. Kelaianan terjadi saat kelahiran . !rauma kapitis (2- thn) ". !umor otak #. Kelainan pembuluh darah $. %nfeksi &. 'enyakit keturunan, sclerosistuberous, neurofibromatosis (. Epilepsi yang diturunkan, ambang rangsang rendah salah satu ortu #) dan bila keduanya 1*) Klasifikasi Faktor Penyebab 1. Epilepsi Primer I!iopatik " #$% Etiologi tidak diketahui +ugaan gangguan keseimbangan kimia,i sel - sel otak .aktor genetik / diturunkan ( ambang kejang rendah )

&. Epilepsi Sekun!er Simtomatis " '$%

Etiologi dapat ditentukan diduga 0kibat trauma kepala , tumor otak , stroke , infeksi otak Kelainan ba,aan pada otak , dll

P(TOFISIOLOGI
-

1angkitan epilepsi dicetuskan oleh suatu sumber gaya listrik saran di otak yang dinamakan fokus epileptogen

2el neuron mudah untuk dimasuki oleh K3, tetapi kurang mudah dimasuki oleh 4a3, 5a23, 5l. %ntrasel banyak K3, sedikit 4a3, 5a23, 5l-. Ekstrasel sedikit K3, banyak 4a3, 5a23, 5l-.

'ada saat terjadi depolarisasi (akti6itas listrik), 4a3 gate dan K3 gate mulai membuka, memudahkan untuk 4a3 masuk ke dalam intrasel (depolarisasi dimulai). 2etelah K 3 gate terbuka, K3 keluar dari intrasel menuju ekstrasel (puncak depolarisasi). Kemudian K3 gate dan 4a3 gate tertutup (depolarisasi berakhir).

mekanisme pengaturan hubungan antar sel ini adalah neurotransmitter kelompok glutamat (yang mendorong ke arah akti6itas berlebihan 7 eksitasi) dan kelompok 8010 (9 gamma-aminobutyric acid, yang bersifat menghambat 7 inhibitor). Kejang epileptik, apapun jenisnya, karena transmisi impuls yang berlebihan di dalam

otak yang tidak mengikuti pola yang normal. !erjadi apa yang disebut sinkronisasi daripada impuls. 2inkronisasi bisa terjadi hanya pada sekelompok kecil neuron saja, atau kelompok yang lebih besar, atau malahan meliputi seluruh neuron di otak secara serentak. :okasi yang berbeda dari kelompok neuron yang ikut dalam proses sinkronisasi ini menimbulkan manifestasi yang berbeda dari serangan epileptiknya. 2ecara teoritis ada dua hal yang dapat menyebabkan hal ini7 a. Keadaan dimana fungsi jaringan neuron penghambat kurang optimal hingga terjadi pelepasan impuls epileptik secara berlebihan. .ungsi neuron penghambat bisa kurang optimal antara lain bila konsentrasi 8010 tidak normal. ;tak pasien yang menderita

epilepsi ternyata memang mengandung konsentrasi 8010 yang rendah. <ambatan oleh 8010 dalam bentuk inhibisi potensial postsinaptik. b. Keadaan dimana fungsi jaringan neuron eksitatorik berlebihan hingga terjadi pelepasan impuls epileptik berlebihan juga. .ungsi jaringan neuron penghambat normal tapi pencetus impuls (eksitatorik) yang terlalu kuat. Keadaan ini bisa ditimbulkan oleh meningkatnya konsentrasi glutamat di otak . sampau berapa jauh peran peningkatan glutamat ini pada orang yang menderita epilepsi belum diketahui secara pasti. 8lutamat sejak lama diakui sebagai =at yang berperan pada sinaps perangsang di korteks dan hipocampus. 0plikasi glutamat topikal akan menimbulkan bangkitan paroksimal seperti pada epilepsi. )(NIFEST(SI KLINIS Karakteristik umum epileptic disoder 7 Epileptic seizure merupakan kejadian dengan onset tiba-tiba dengan frekuensi yang ber6ariasi 2ering bermanifestasi berupa fenomena motorik (berulang, kejang klonik, atau perubahan tonus otot), atau jarang berupa somatosensorik, spesial sensory, dan /atau autonomik. !ergantung tipenya, kesadaran dapat hilang atau tetap terjaga selama kejang. Kejang dapat dia,ali oleh berbagai gejala (aura) seperti mual, ascending ,armth, or a feeling or unreality. 'ada beberapa pasien, kejang dapat disebabkan oleh faktor-faktor presipitasi (spt. kurang tidur, alcohol ,ithdra,al, obat-obatan, hiper6entilasi, cahaya yg berkelip, demam, dan sebagainya) 1erdasarkan tipenya manifestasi klinis epilepsi dapat dibedakan jadi 7 a. Kejang umum Karakteristik kejang umum meliputi kesadaran penderita biasanya hilang, tidak ada a,itan fokal, bilateral dan simetris, dan tanpa didahului aura.

Kejang tonik-klonik umum (grand mal) o .ase tonik. >anifestasi a,alnya adalah hilangnya kesadaran dan kontraksi tonik otot-otot ekstremitas selama 1*- * detik, yang menyebabkan ekstensi ekstremitas dan tubuh melengkung keatas seperti busur panah. Kontraksi tonik otot-otot respirasi dapat menyebabkan e?piration-induced 6ocali=ation (menangis atau mengerang) dan sianosis dan kontraksi otot-otot mastikasi dapat menyebabkan trauma lidah. 'enderita dapat jatuh ke tanah dan mungkin akan terluka. o .ase klonik. .ase tonik diikuti oleh fase klonik (kontraksi dan relaksasi otot secara bergantian) yang bermanifestasi berupa hentakan ekstremitas yang berlangsung selama *-$* detik atau lebih. @saha pernapasan segera kembali setelah berakhirnya fase tonik dan sianosis menghilang. >ulut dapat dipenuhi oleh busa sali6a. +engan berjalannya ,aktu, hentakanhentakan ekstremitas mulai berkurang sampai akhirnya semua pergerakan berhenti dan otot menjadi flaksid. Aelaksasi sfingter atau kontraksi otot detrusor dapat menyebabkan inkontinensia urine. o .ase reko6eri. Ketika pasien kembali sadar, terdapat periode yang disebut sebagai periode postictal yang ditandai dengan kebingungan dan sering sakit kepala. ;rientasi penuh biasanya kembali setelah 1*- * menit. Kesadaran dapat kembali lebih lama pada penderita dengan status epileptikus atau yang memiliki kelainan otak struktural atau gangguan metabolik. 'emeriksaan fisik pada periode postictal biasanya normal pada epilepsi idiopatik atau kejang yang disebabkan oleh kelainan metabolik, kecuali adanya tanda babinsky. 'upil biasanya bereaksi terhadap cahaya, bahkan pada pasien yang tidak sadar. Kelumpuhan unilateral (hemiparesis) sementara pada periode postictal (todd paralysis) harus dicari, karena temuan keadaan ini menunjukkan adanya lesi struktural di otak dan membutuhkan in6estigasi yang lebih jauh.

Kejang absence (petit mal) Epilepsi jenis ini sering salah diagnosa sebagai melamun karena penderita hanya tampak menatap kosong, kelopak mata bergetar atau berkedip secara cepat yang

berlangsung selama beberapa detik. Karakteristik lain dari kejang jenis ini adalah7 !onus postural tidak hilang .enomena motorik tidak selalu terlihat (automatisasi, loss of muscle tone, klonus singkat 1erlangsung beberapa kali dalam sehari +apat dipro6okasi oleh hiper6entilasi 'ada EE8 tampak spike-and-wave activity dgn frekuensi <=.

5ontoh klasik dari kejang jenis ini adalah kejang petit mal pada anak usia sekolah yang tampak bengong (absent mindess) dengan bola mata bergerak ke atas dan berkedip-kedip serta mungkin terdapat gerakan in6olunter bibir dan lidah atau menarik-narik bajunya. b. Kejang parsial Karakteristik kejang parsial adalah kesadaran penderita masih utuh ,alaupun mungkin dapat berubah, dan kejang terfokus pada satu bagian ,alaupun mungkin dapat menyebar ke bagian lain. Kejang parsial sederhana, dapat berupa kejang motorik atau sensoris murni ataupun gabungan dari sensoris dan motorik. 'ada kejang ini dapat terjadi generalisasi sekunder. >anifestasi kejang pada kejang parsial sederhana dapat berupa 7 o >otorik (gerakan abnormal unilateral) meliputi area tubuh yang kecil seperti tangan. o 2ensorik (merasakan, membaui, atau mendengar sesuatu yg abnormal) o 0utonomik (takikardi, bradikardi, takipneu, kemerahan, dan rasa tidak enak di epigastrium) o 'sikis (disfagia, gangguan daya ingat) Kejang parsial sederhana biasanya berlangsung B1 menit, tapi dapat juga berlangsung dalam ,aktu yang lama bahkan sampai berjam-jam yang disebut sebagai epilepsia partialis continua (ko=he6niko6).

'ada kejang jacksonian (jacksonian sei=ure), fenomena motorik atau sensorik menyebar secara cepat ke setengah bagian tubuh ipsilateral (jaksonian march). Cika fokus kejang terletak di area presentral atau area motorik suplementer, kejang akan berjenis ad6ersi6e yaitu kepala dan mata pasien berbelok secara tonik ke arah yang berla,anan dengan lesi, sedangkan lengan kontralateral mengalami abduksi dan ele6asi. Cika fokus kejang terletak di korteks 6isual atau auditorik atau derah asosiasi didekatnya, kejang dapat disertai atau dimulai oleh sensasi auditorik atau 6isual. 'ada EE8 tampak gelombang kejang yang terlokalisasi pada daerah otak yang menjadi fokus kejang. Kejang parsial kompleks 1iasanya dimulai dari kejang parsial sederhana yang kemudian berkembang menjadi perubahan kesadaran. Kejang pasial kompleks dapat bermanifestasi sebagai gejala motorik, sensorik, otomatisme (mengecap-ngecapkan bibir, mengunyah, menarik-narik baju), beha6ioral, atau psikomotor yang biasanya berlangsung selama 1- menit.

>anifestasi mana yang akan dialami pasien tergantung dari lokasi fokus epilepsi pada masing-masing pasien. 2ebagai tambahan dari manifestasi yang sudah disebutkan di atas, banyak pasien mengeluhkan mengalami deja vu dan fenomena lain yang berhubungan. Cika fokus epilepsi terletak di uncinate gyrus, pasien dapat mengalami halusinasi olfaktorik yang disebut sebagai unicinate fits. Keadaan ini biasanya disebabkan oleh

adanya massa ada lobus temporal. 'ada beberapa kasus, kejang parsial kompleks dapat berkembang menjadi kejang umum. DI(GNOSIS :angkah diagnostik7 1. pastikan epilepsi/ bukan. 2. tentukan jenis bangkitan . tentukan sindrom epilepsi dan etiologi Epilepsi ditegakkan atas dasar bangkitan epilepsi berulang minimal 2? dan gambaran EE8 (epileptiform). a. (namnesis Karakeristik bangkitan7 'ola / bentuk, ,aktu, durasi frekuensi, faktor pencetus, 8ejala (sebelum, selama D sesudah) 0da tidaknya penyakit penyerta saat ini @sia saat bangkitan pertama Ai,ayat (perinatal, tumbuh kembang, penyakit penyebab, keluarga, pengobatan terdahulu) b. Pemeriksaan Fisik umum !an Neurolo*is !rauma kepala %nfeksi telinga / sinus 8angguan kongenital 8angguan neurologik fokal/ difus Kecanduan alkohol/ obat terlarang Kanker.

+. Pemeriksaan Penun,an* Elektroensefalografi (EE8) o 8ambaran epileptiform o %ndikasi7 +iagnosis :etak lokus

E6aluasi;0E 'rognosis 1rain imaging 7 >A%, 5!2can :aboratorium 7 o +arah o 5airan serebrospinal (infeksi 22') T(T(L(KS(N( 1. Non Farmakolo*i 0mati faktor pemicu >enghindari faktor pemicu (jika ada),misalnya 7 stress, perubahan jad,al tidur, terlambat makan, dll. &. Farmakolo*i a. 'engobatan Kausal 'ada penderita epilepsy harus diselidiki apakah ia menderita penyakit yang masih aktif, misalnya tumor serebri, atau hematoma subdural kronik. 1ila demikian kelainan ini harus segera diobati. 'ada sebagian besar penderita epilepsy, tidak dapat ditentukan adanya lesi (idiopatik, kriptogenik) atau lesinya sudah inaktif (sekuele), misalnya sekuele karena trauma lahir, atau meningoensefalitis. +alam hal ini pengobatan ditujukan terhadap gejala epilepsinya. b. 'engobatan Aumat 'enderita epilepsy umumnya cenderung untuk mengalami serangan kejang secara spontan, tanpa faktor pro6okasi yang kuat atau nyata. !idak dapat diramalkan kapan bangkitan kejang akan timbul. !imbulnya serangan kejang harus dicegah, karena dapat menimbulkan cedera atau kecelakaan, disamping kejang itu sendiri dapat menyebabkan kerusakan otak.

Tabel obat-obat yan* !i*unakan !alam mene,emen ke,an*" Obat .enobarbital .entuk Ke,an* 2emua bentuk kejang Dosis /m* k* ..0 -(

+ilantin (difenilhidantoin)

2emua bentuk kejang kecuali bangkitan petit mal, mioklonik atau kinetik 2emua bentuk kejang, kecuali petit mal 'etit mal 2emua bentuk kejang 2emua bentuk kejang 2pasme infatil 2pasme infatil 2pasme infatil

#-1*

>yosoline (primidon) Earontin ( etosuksimid) +ia=epam +iamo? (asetasolamid) 'rednisone +eksamentason 0drenokortikotropin

12-2# 2*-$* *,2-*,# 1*-F* 2*,2-*, 2-"

+alam tabel tersebut dapat dilihat berbagai macam antikon6ulsan, dosis serta manfaatnya terhadap jenis kejang. +osis serta macam antikon6ulsan yang digunakan bersifat indi6idual, bergantung pada hasil pengobatan. 2ebaiknya dimulai dengan 1 macam antikon6ulsan dengan dosis rendah. 1ila hasil kurang memuaskan dosis dapat ditinggikan. @ntuk anak-anak, pengobatan dilanjutkan sampai tahun bebas serangan, kemudian

obat dikurangi secara bertahap dan dihentikan dalam jangka ,aktu $ bulan. +isertai pula dengan memberikan edukasi pada orang tua mengenai tujuan dan lama pengobatan serta bahaya yang ditimbulkan bila penghentian pengobatan secara mendadak. 2elama masa pengobatan harus diperiksa gejala intoksikasi dan dilakukan pemeriksaan laboratorium secara berkala. KO)PLIK(SI Komplikasi kon6ulsan7 Cika kejangnya terjadi secara luar biasa, kasar, dan keras, pasien kemungkinan menderita hematoma, luka-luka lecet, lidah tergigit, kram otot, hingga kerusakan corpus 6ertebrae, perdarahan periorbita, hematoma subdural.

'ada grand mal sei=ure, kondisi kejang general diseluruh tubuh menyebabkan terjadinya peningkatan tonus otot-oto pernafasan. 'ada keadaan ini jalan nafas seperti mulut, dan 6ocal cord tertutup rata sehingga menutup jalan nafas. +an otot yang menegang mencegah pengembangan paru dan menahan daya regang paru. <al ini menyebabkan episode a,al transien ischemic attack (!%0). <al ini berpotensi menyebabkan kerusakan yang luas terutama pada bagian corticocospinal tract di pons, korte?, dan struktur penting lainnya. Komplikasi terapi7 ;bat-obat antikon6ulsan memiliki resiko efek samping sistemik seperti hipotensi cardiac arrhythmias, sedation, respiratory depression, dan pruritus. 'enggunaan jangka panjang meningkatkan resiko terjadinya efek samping sistemik, sehingga penggunaannya harus dikontrol dengan baiik. ;bat-obat antikon6ulsan juga memiliki kecendrungan menyebabkan ketergantungan, sehingga setelah fase bebas gejala selama tahun, dosisnya harus diturunkan secara perlahan dan tidak boleh langsung dihentikan. P1OGNOSIS !ergantung beberapa hal diantaranya jenis epilepsi, faktor penyebab, saat pengobatan dimulai, dan ketaatan minum obat. 'ada #*-&*) penderita epilepsi, serangan dapat dicegah dengan obat-obatan, sedangkan #*) pada suatu ,aktu akan dapat berhenti minum obat. Epilepsi primer, serangan lena, atau absent mempunyai prognosis yang terbaik, dan sebaliknya epilepsi dengan serangan pertamanya mulai usia tahun yang disertai kelainan neurologis dan atau retardasi mental prognosisnya relatif jelek. 'ada umumnya sebagian besar penderita epilepsi dapat bekerja sesuai dengan bakat, pendidikan dan keterampilannya. 4amun perlu diperhatikan bah,a seorang penderita epilepsi hendaknya tidak melakukan pekerjaan yang dapat membahayakan dirinya atau orang lain apabila nantinya terjadi suatu serangan misalnya mengemudi kendaraan bermotor.

1erikut ini alur tatalaksana yang dapat diberikan pda pasien epilepsy7
Maintain airway Oksigen+monitorin g Dextrose 2550 g IV if indicated Thiamine 100mg IV and magnesi m 1-2 g IV !a"coho"ic or ma"no rished #atient$ %ora&e#am 2 mg #er min IV # to 0'1 mg(kg !or dia&e#am 5 mg IV )5 min # to 20mg *henytoin 20mg(kg IV at 50 mg(min or + fos#henytoin 5-10 mg(kg *+ IV *heno,ar,ita" # to 20 mg(kg IV at 50--5 mg #er min IV$ 00 menit 10-20 min te

0-5 min te

.enera" anesthesia + miada&o"am 0'2 mg(kg s"ow IV* then 0'-5-10 /g(kg(min Or + #ento,ar,ita" 10-15 mg(kg IV -1 ho r then 0'51'0 mg(kg #er ho r

Potrebbero piacerti anche

  • Seksio Histerektomi
    Seksio Histerektomi
    Documento3 pagine
    Seksio Histerektomi
    Bryan De Hope
    Nessuna valutazione finora
  • Tatalaksana PPOK
    Tatalaksana PPOK
    Documento23 pagine
    Tatalaksana PPOK
    Bryan De Hope
    Nessuna valutazione finora
  • Epi Lepsi
    Epi Lepsi
    Documento12 pagine
    Epi Lepsi
    Bryan De Hope
    Nessuna valutazione finora
  • Turb
    Turb
    Documento2 pagine
    Turb
    Bryan De Hope
    Nessuna valutazione finora
  • Dapus
    Dapus
    Documento3 pagine
    Dapus
    Bryan De Hope
    Nessuna valutazione finora
  • OBAT
    OBAT
    Documento6 pagine
    OBAT
    Bryan De Hope
    Nessuna valutazione finora
  • Bradiaritmia
    Bradiaritmia
    Documento14 pagine
    Bradiaritmia
    Bryan De Hope
    Nessuna valutazione finora
  • Obat Generik
    Obat Generik
    Documento2 pagine
    Obat Generik
    Romeo Andika
    Nessuna valutazione finora
  • Patofisiologi Perdarahan Postpartum
    Patofisiologi Perdarahan Postpartum
    Documento1 pagina
    Patofisiologi Perdarahan Postpartum
    Bryan De Hope
    100% (2)
  • Bradiaritmia
    Bradiaritmia
    Documento14 pagine
    Bradiaritmia
    Bryan De Hope
    Nessuna valutazione finora