Documenti di Didattica
Documenti di Professioni
Documenti di Cultura
omplications
!"#
Ma$alah %bstetri & 'inekologi( )ol* !+ ,o* - September . Desember "//0 : !"# . !-"
ta#un ang lalu% mengelu# luka di kaki ang tidak sembu#% #asil pemeriksaan gula dara# saat itu .+*% kemudian berobat ke dokter beda# diberi daonil ':'/):*% minum obat selama + bulan. 7ingga saat ini% penderita masi# minum glibenklamid. Se&ak usia )2 ta#un% penderita kontrol teratur di poli Diabetes menggunakan insulin. Mendapat insulin 7umulin 2 IU:*:* dan diet K<. Ri0a at #ipertensi kronis disangkal. 9enderita memeriksakan diri di poli 7amil I karena terlambat menstruasi + bulan. Ri0a at pemeriksaan USG di Fetomaternal% &anin/tunggal/#idup% 8R5 = 2 mgg% D>>?. 1D '3*/(*% N 2* @/mnt% RR )* @/mnt. 8or/pulmo dalam batas normal% Adema B/B% albuminuria ?l. 7asil konsul mataC ODS proli$erati$ diabetik retinopati. 7asil konsul kardioC 7ipertensi stage I% terapi Ni$edipin + @ 3 mg% Met ldopa ) @ )3* mg. 7asil konsul poli DiabetesC In& 7umulin '* IU:*:* dan tidak perlu regulasi -epat. 7asil pemeriksaan laboratorium dapat disimak pada 1abel '. 1abel '. 7asil pemeriksaan laboratorium N . 5 GD9 = ))* Asam urat = +%3 Albumin = +%( GD ) & 99 = )/, K? = )%/ 7bA '8 = 2%, 4UN = /%. Na)? = '++ 7b = '+%3 SK = *%3 SGO1 = ') 5ekosit = ''%' U5 = lekosit ban ak SG91 = ') 1rombosit = +32 9ada kasus N . 5/+. t#% kami lakukan pera0atan se-ara poliklinis dengan mengontrol dan memonitor kadar gula se-ara ketat. Meski demikian penderita kerap kali MRS karena gula dara# meningkat dari target ang ditentukan% se#ingga insulin ang dipakai diganti dengan aktrapid serta pemberian edukasi ulang saat MRS. Selama kami mera0at penderita tersebut kesulitan ang timbul adala# kadar gula ang tidak stabil meski dosis insulin ditingkatkan serta timbuln a komplikasi ang tidak dapat di-ega#. Komplikasi ang timbul adala# Ditreous bleeding dan #ipertensi kronik superimposed preeklamsia. Ak#irn a ke#amilan diterminasi dengan seksio sesarea. Kasus II. 9enderita% N . ND% kiriman poli Kandungan dengan graDida muda ? DM tipe ' ? ne$ropati diabetik. 1es urine pertama bulan Desember )**. di poli Kandungan. Gerak anak pertama kali !B". 9emeriksaan antenatal dilakukan penderita di poli Kandungan. 9enderita menika# ' ta#un% ri0a at K4 !B". Ri0a at pen akit da#ulu. 9enderita diketa#ui menderita DM se&ak kelas + SD. A0aln a dengan kelu#an ban ak makan% minum% sering ken-ing% dan penurunan berat badan% #ingga kemaluan penderita le-et. Ole# orang tua diperiksakan ke poli Anak% diperiksakan gula dara#% didapatkan #asil GDA /3*. 9enderita sempat MRS di bagian anak untuk regulasi gula dara# dan pengaturan diet. Kemudian penderita berobat teratur di poli Andokrin Anak% mendapat terapi mi@tard. Setela# diterapi% #asil gula dara# berkisar antara (.B'*..
1anggal )+ April )**'% penderita. dikonsulkan ke bagian Mata dengan kelu#an pengli#atan berkurang. Ole# bagian mata didiagnosis earl nonproli$erati$ diabetiretinopat# % dikonsulkan ke superDisor mata disarankan terapi konserDati$% kontrol tiap ) bulan. Kemudian penderita kontrol tidak teratur ole# karena kelu#an berkurang. Se&ak ta#un )**)% penderita pinda# ra0at &alan ke poli Andokrin !I9D". 7ingga saat ini mendapat terapi mi@tard )* IU !pagi"% '3 IU !sore" serta diet 4) puasa. 9ada bulan Februari )**+% merasa bila ken-ing n eri dan ken-ing seperti air beras !keru#". Dilakukan pemeriksaan di poli Andokrin dan didapatkan #asilC U5 leuko !?" ,B/% silinder !?" dan mikroalbuminuria 2)*%' mg/l. Saat itu 1D berkisar '+*/'**. Kemudian penderita dikonsulkan ke poli Ne$rologi dan mendapat terapi -aptopril + @ ')%3 mg serta Ni$edipin + @ 3 mg. Didiagnosis ne$ropati diabetik. 9enderita kontrol #ingga saat ini. 9ada tanggal )+ Desember )**.% penderita kontrol pertama kali ke poli Kandungan dengan kelu#an terlambat #aid se&ak ' bulan% dilakukan pemeriksaan tes ke#amilan !?" kemudian kontrol tiap bulan. 1anggal )* >anuari )**3% penderita memeriksakan diri ke poli Mata dengan kelu#an mata kabur. 9ada tanggal ). >anuari )**3% penderita mengelu# keluar $lek:$lek dari kemaluan. Saat itu% #asil GDA /3 dan mendapat terapi mi@tard '* IU !pagi" dan , IU !sore". 7asil pemeriksaan USG di $etomaternal GS !?" intrauterin% &anin/tunggal/D>> !?"% 8R5 = +)%2 mm sesuai '*B'' minggu. Diberikan terapi dup#aston dan roborantia% kontrol ke poli 7amil '. 1D '3*/(*% N 22 @/mnt% RR )* @/mnt. 8or/pulmo dalam batas normal% edema B/B% albuminuria ?'. 7asil konsul MataC ODS earl proli$erati$ diabeti- retinopat# . 7asil konsul poli DiabetesC #asil GD ) &am 99 '.( dan terapi in& 7umulin )* IU !pagi"% '3 IU !sore". 7asil konsul Ne$roC met ldopa + @ )3* mg% -ek laboratorium lengkap. 7asil labC 7b = '*%'% 5ekosit = ''%2% 1rombosit = +++% GDA = .)2% 4UN = )3% SK = '%3% asam urat = .%,% SGO1/SG91 = ))/'+% K? = .%2% Na)? = '+)% U5C Reduksi !??". 7asil konsul I9DC penderita dengan graDida muda ? DM belum teregulasi. SaranC Diet 4 '3** kkal% regulasi -epat insulin + @ . IU !i.D." 9ada kasus kedua N . N/)* t#n% diketa#ui tela# menderita diabetes se&ak ke-il. 9enderita menggunakan O7O -ukup lama. 4a#kan sempat MRS di bagian anak% RSUD Dr. Soetomo karena kadar gula E 3**. Saat usia rema&a% penderita mulai menggunakan insulin serta didapatkan komplikasi diabetes ne$ropati. 9ada saat #amil% diperlukan pemantauan ketat kondisi ibu dan &anin% serta pemberian edukasi dan komunikasi ter#adap ibu dan keluarga. Selama pera0atan penderita tersebut kesulitan ang timbul adala# kadar gula ang tidak stabil meski dosis insulin ditingkatkan serta timbuln a komplikasi ang tidak dapat di-ega#. 9enderita beberapa kali MRS% untuk regulasi kadar gula dara# serta pemantauan ketat di ruma# sakit saat usia ke#amilan ++ minggu. Meski demikian komplikasi tetap tidak dapat di-ega#. Komplikasi ang timbul adala# #ipertensi
!-/
kronik superimposed preeklamsia% $etal takikardi% retinopati dan #idramnion. Ak#im a ke#amilan diterminasi dengan seksio sesarea. PEMBAHASAN 9ada kedua kasus tersebut% N . 5/+. t# dan N . N/)* t# merupakan kasus 9GDM ang tela# terdiagnosis serta didapat komplikasi sebelum ke#amilan. Kondisi ang timbul pada kedua kasus diatas selama ke#amilan adala# preeklamsia% #idramnion% dan persalinan prematur. Komplikasi ang kerap ter&adi pada 9GDM% aitu preeklamsia% persalinan prematur% in$eksi saluran ken-ing% kelainan kongenital% #idramnion% gangguan pertumbu#an &anin ter#ambat% serta meningkatn a persalinan dengan seksio sesarea. Menurut Sibai% ke&adian persalinan prematur pada 9GDM berkisar (F% preeklampsia '*B)*F.) Dilaporkan persalinan prematur pada 9GDM% dida#ului dengan preeklamsia. Menurut Seel %+ insulin resisten atau #iperglikemi merupakan sala# satu pen ebab preeklamsia. 7iperinsulin akan meningkatkan absorbsi natrium di gin&al% merangsang sistem sara$ simpatis dan men ebabkan endot#el d s$un-tion% kesemuan a mengakibatkan Dasokonstriksi dan Dasospasme pembulu# dara#. 9engaru# diabetes dalam ke#amilan disimpulkan akibat progresiDitas diabetes men&adi ne$ropati diabetikum. 9ada kasus II% ta#un )**3% kelu#an bertamba# men&adi mata kabur% setela# dikonsulkan ke bagian Mata didiagnosis retinopati diabetikum. 1idak berbeda dengan kasus kedua% N . 5/+. t#n% ang &uga menderita diabetes sebelum ke#amilan% lama diabetes ang diderita lebi# dari 3 ta#un dan diagnosis #an a di tingkat 9uskesmas. 9rogresiDitas pen akit berupa in$ertil% retinopati diabetikum. 4erdasar data di atas menegakkan diagnosis diabetes berikut dengan komplikasi bukanla# #al ang sulit% akan tetapi meskipun dengan pengobatan ang adekuat progresiDitas pen akit akibat mikro: dan makroangiopati tetap berlan&ut. Indikasi penggunaan insulin sebagai sala# satu terapi dalam mengontrol kadar gula dara# merupakan pili#an% disamping diet dan ola#raga. Kesulitan dalam regulasi gula dara#. Menurut 9aust% berdasar penelitian '3/ penderita diabetes ang mendapat stresor psikologis% pengendalian gula dara# akan mengalami gangguan. Dikaitkan stres psikologis dan $isik% akan mempengaru#i proses apoptosis dan autoimun se#ingga berpengaru# pada metabolisme kortisol dalam tubu#. Stres psikologis akan meningkatkan produksi A817 dan kortisol di kelen&ar adrenal ang berpengaru# pada apoptosis sel lim$oid #ingga ter&adi reaksi autoimun% proses autoimun ini akan mempengaru#i sel G pankreas !reaksi autoimun" se#ingga produksi insulin akan menurun dan glukosa dara# akan meningkat..
Adukasi dalam meningkatkan kepatu#an terapi. Menurut ADA% sala# satu dalam program terapi adala# edukasi. 9GDM merupakan pen akit ang bersi$at kronis se#ingga diperlukan pera0atan% dan pen&elasan kepada penderita dilakukan se-ara berulang% di#arapkan penderita dapat melakukan mana&emen terapi dan monitoring se-ara mandiri.3 Monitoring ibu dan pertumbu#an &anin saat pera0atan antenatal dan pas-apersalinan. 9ada kedua kasus% penderita memeriksakan ke#amilan saat trimester I dengan kondisi kadar gula dara# ang belum teregulasi. 7an a sa&a keduan a tela# mendapat terapi di poli 9en akit Dalam% ba#kan N . N/)* t#n% mendapat insulin se&ak rema&a% #al ini dimungkinkan kondisi #iperglikemi ang bersi$at teratogenik dapat diminimalisiasi. Menurut In6u--#i) dalam menurunkan risiko kelainan kongenital pada 9GDM adala# regulasi gula dara#% sebelum konsepsi dan saat trimester pertama. Sebelum usia ke#amilan 2 minggu merupakan periode organogenesis% kondisis #iperglikemi sebelum 2 minggu ke#amilan bersi$at teratogenik. Dikatakan men ebabkan peningkatan radikal bebas dan deplesi dari m oinositol.)%, Menentukan kapan 0aktu ang tepat melakukan terminasi ke#amilan serta mode o$ deliDer :n a. 9rosedur di RSU Dr. Soetomo% terminasi ke#amilan pada diabetes dalam ke#amilan dilakukan atas indikasi ibu% aitu gula dara# sulit dikendalikan% serta timbul komplikasi ang memberat% indikasi &anin aitu bila kese&a#teraan &anin menurun atau ta$siran berat &anin lebi# dari . kg% sedang indikasi 0aktu bila E +2 minggu. ' Sebelum dilakukan terminasi sebaikn a dilakukan amniosentesis untuk mengeta#ui maturasi paru &anin. Dilakukan seksio se-ara elekti$ bila ditemukan ke-urigaan ba i besar.) Apaka# penderita dapat #amil lagiH Dikatakan ke#amilan merupakan kondisi diabetogenik se#ingga penderita dengan ri0a at diabetes pada ke#amilan memiliki risiko diabetes ang menetap. Menurut In6u--#i%) penderita dapat #amil lagi% akan tetapi diperlukan ke&asama ang baik dengan penderita serta monitor ter#adap kondisi ibu maupun &anin. 9emili#an metode kontrasepsi. Kontrasepsi ang mengandung progesteron sebagai alternati$ pili#an atau bila paritas -ukup dapat dilakukan steril.) KES!MPULAN Diabetes dalam ke#amilan merupakan masala# ang penting. 9ada kondisi saat ini angka ke&adian diabetes dalam ke#amilan makin meningkat. Skrining atau deteksi dini dengan pemeriksaan kadar gula dara# amat diperlukan. 9ada kedua kasus ini meski tela# dilakukan monitoring serta terapi adekuat% kondisi kadar gula tetap
!-!
Ma$alah %bstetri & 'inekologi( )ol* !+ ,o* - September . Desember "//0 : !"# . !-"
Obstet G ne-ol 8lin N Am. )**.I +'C(*/B++. +. Seel AJ% Solomon 8G. Insulin resistan-e and its potensial role in pregnan- indu-ed # pertension. )**+I )+(+B2. .. 9utra 1S. 9aradigma psikoneuroimunologi pada penelitian diabetes melitusI )**'. #.',B)+. 3. Abbate 5S. A@panded A48s o$ diabetes. 8lini-al Diabetes. )**+I )'!+"C')2B++. ,. 1&okropra0iro A. Diabetes and 9regnan- . Diabetes and Nutrition 8enter B Dr. Soetomo 1ea-#ing 7ospital% Airlangga UniDersit S-#ool o$ Medi-ine% Suraba aI )**.. p.'B'..
!-"