Sei sulla pagina 1di 5

Alamat Tujuan Surat Alamat tujuan adalah penulisan nama orang berikut alamat yang dituju.

Sebelum dikirim, umumnya surat harus disampul terlebih dahulu. Dengan demikian, ada dua macam alamat yang dituliskan sebelum surat dikirim, yakni alamat luar yang tertera pada sampul dan alamat dalam yang tercantum pada surat itu sendiri. Fungsi alamat tujuan adalah: 1. Menunjukan siapa yang berhak membaca surat. 2. Menjadi petunjuk bagi pengantar surat untuk menyampaikan ke alamat penerima. 3. Menjadi petunjuk bagi perugas arsip atau penerima surat. Dalam praktik, unsur-unsur penulisan alamat surat tidak perlu ditulis lengkap, tergantung pada fungsi unsur-unsur tersebut dan tujuan penulisannya. Berikut adalah unsur-unsur lengkap dalam penulisan alamat tujuan surat. a. Kata Kepada Kata ini berfungsi untuk menegaskan surat tersebut ditujukan kepada siapa. Dalam praktik, kata kepada tidak wajib ditulis. b. Ungkapan Yang Terhormat dan substitusinya Ungkapan Yang Terhormat biasanya disingkat Yth. Fungsinya untuk menunjukan rasa hormat penulis kepada pembaca surat. Karena rasa hormat merupakan salah satu sikap yang harus dimiliki oleh penulis surat maka ungkapan tersebut hampir selalu ditemukan pada setiap surat resmi maupun surat biasa. Berikut ini adalah penjelasan ungkapan tersebut harus digunakan atau tidak. 1) Ungkapan Yth. Digunakan apabila surat ditujukan kepada orang atau jabatan. Misalnya: Kepada Yth. Bapak . Kepada Yth. Saudara . Kepada Yth. Kepala Bagian . Kepada Yth. Kepala Pengurus Pusat . 2) Ungkapan Yth. Tidak digunakan apabila surat ditujukan kepada perusahaan, organisasi, instansi, atau bagian tertentu dari organisasi. Misalnya: Kepada PT Pustaka Binaan Presindo Kepada Bagian Penjualan PT Binaan Presindo Kepada Lembaga Pendidikan Mandiri Dalam praktiknya ditemukan sekelompok individu atau organisasi tertentu tidak menggunakan kata Yang Terhormat. Mereka lebih senang menggunakan ungkapanYang Kami (Saya)

Hormati atau Yang Dihormati. Alasannya, Yang Terhormatberarti orang yang dituju adalah orang yang paling dihormati dan tidak ada lagi orang lain yang lebih dihormati. Surat yang ditujukan kepada diplomat, raja, atau ratu tidak menggunakan ungkapanYang Terhormat atau Yang Dihormati, tetapi menggunakan ungkapan Yang Mulia. Kepada Yang Mulia Tuanku Mohammad Duta Besar Brunei Darussalam Untuk Indonesia Atau Kepada Yang Mulia Sri Sultan Hamengku Buwono X c. Sebutan, gelar, dan nama 1) Sebutan seperti Saudara, Bapak, Ibu tergantung siapa yang dituju dan jenis hubungan dengan penulis surat. Sebutan Bapak atau Ibu ditujukan kepada orang yang kedudukannya lebih tinggi atau untuk menekankan rasa hormat formal. SebutanSaudara atau Saudari ditujukan untuk orang yang kedudukannya lebih rendah atau setara. 2) Gelar, dalam surat formal penting untuk diperhatikan. Ada orang yang tersinggung apabila gelarnya tidak dicantumkan. Oleh karena itu, lebih baik gelar tersebut dicantumkan secara lengkap, baik gelar akademis, gelar kepangkatan, maupun gelar keagamaan. Apabila pengirim surat mau menyebut secara resmi dengan jabatan, pangkat, atau gelar akademis yang ada pada penerima surat maka ia hanya menuliskan jabatan, pangkat, atau gelar akademis di depan nama si tertuju tanda didahului sebutan Bapak, Nyonya, Saudara dsb. Contoh: Yth. Menteri Pertanian Yth. Kapten Sutoyo Yth. Ir. Hartono Yth. H. Sumarsono d. Alamat Alamat adalah tempat kedudukan orang yang dituju. Penulisan alamat harus lengkap dan rinci agar surat sampai ke orang dan alamat yang dituju. Apabila yang dituju adalah seorang/beberapa orang yang berada dalam suatu perusahaan yang besar atau suatu kelompok usaha dengan banyak perusahaan atau banyak departeman, bagian atau divisi maka nama bagian, divisi atau departemen yang dituju disebutkan. Pada perusahaan besar atau kelompok usaha dengan banyak divisi tidak semua orang saling mengenal. Selain itu, ada kemungkinan dalam perusahaan tersebut terdapat dua orang atau lebih yang memiliki nama sama. Dengan menyebutkan nama bagian atau divisinya maka kekeliruan semacam itu bisa diminimalisasi. Contohnya: Yth. Bapak Ramelan Editor Kepala Divisi Penerbitan Buku

Lembaga Pendidikan dan Pembinaan Manajemen Jl. Menteng Raya No. 9 Jakarta 10340 atau Yth. Babak Soenjono Direktur Pemasaran Divisi Alat Berat PT Jaya Abadi Jl. Cimanggis Raya 23 Jakarta 13590 Apabila nama jabatan yang dituju sudah jelas menunjukan bagian atau divisinya maka bagian atau divisinya tidak perlu disebutkan. Setelah itu, baru dituliskan nama perusahaan, alamat lokasi perusahaan, organisasi, atau instansi yang dituju. Contoh: Yth. Bapak Adian Kepala Divisi Maintenance PT Kabel Kuat Jl. Sumber Listrik 12 Tangerang 15154 Berikut ini adalah beberapa cara penulisan alamat yang paling umum beserta penjelasannya: 1) Alamat yang ditujukan kepada perorangan Yth. Bapak Putra Samudra Direktur Pemasaran PT Abadi Sentosa Jl. Semangat 45 Jakarta 10410 2) Alamat yang ditujukan kepada nama jabatan Surat ditujukan kepada jabatan apabila: a) Tidak mengetahui nama orang yang dituju. b) Mengetahui jabatan yang bertanggungjawab terhadap isi surat. Penulisan alamat surat yang ditujukan kepada nama jabatan ini untuk menekankan formalitas atau menunjukan bahwa isi surat berkaitan dengan jabatan, bukan pribadi. Contoh: Yth. Kepala Editor

Divisi Penerbitan Lembaga Pendidikan dan Pembinaan Manajeman Jl. Menteng Raya No. 9 Jakarta 10440 3) Alamat dengan u.p (untuk perhatian) U.p adalah singkatan dari untuk perhatian. Artinya, surat tersebut ditujukan kepada orang tertentu. Namun, apabila orang tersebut tidak ada, surat boleh dibuka oleh orang lain dalam lingkup satu jabatan atau satu bagian yang disebutkan dalam surat. Contoh: Yth. Direksi PT Sumber Waras u.p. Bapak Sujana, S.E. Direktur Pemasaran Jl. Kebon Nanas 210 Jakarta 10340 atau Yth. Direksi PT Bank Santosa Abadi Jl. Kebon Bawang II/10 Jakarta 10340 u.p Bapak Suhardiman, S.E. Direktur Perkreditan 4) Alamat yang tujukan kepada nama instansi/perusahaan. Suatu surat ditujukan kepada instansi apabila: a) Tidak mengetahui nama yang dituju. b) Tidak mengetahui bagian atau jabatan yang dituju. Contoh: PT Subur makmur Jl. Matraman Raya 504 Jakarta 13140 atau Lembaga Keterampilan Mandiri Jl. Karya Bakti 11 Jakarta 13040

Penulisan alamat seperti ini memiliki kelemahan. Perusahaan, organisasi, atau instansi yang menerima akan sulit menyam-paikan surat tersebut kepada yang berhak karena tidak jelas kepada siapa surat itu ditujukan. 5) Alamat yang ditujukan kepada pemilik kotak pos Kotak Pos atau dikenal juga dengan istilah Tromol Pos atau P.O. Box (Post Office Box) adalah sebuah kotak khusus di kantor pos yang disewa oleh seseorang untuk menerima surat-surat yang ditujukan kepadanya. Identitas pemilik dan alamat tidak dicantumkan. Dengan demikian cara menuliskan alamatnya adalah sebagai berikut: Yth. Pemilik P.O. Box 275/Jtn Jakarta 13300 atau P.O. Box 275/Jtn Jakarta 13000 6) Alamat yang menggunakan dengan alamat (d.a.) Penulisan alamat menggunakan d.a dilakukan apabila kita hanya mengetahui orang yang dituju tetapi tidak mengetahui alamat pastinya. Alamat yang kita miliki adalah nama orang lain yang dijadikan tempat menumpang sementara. Contoh: Yth. Peserta Penempatan Tenaga Eksekutif No. 234 d.a. Majalah Manajemen Jl. Menteng Raya 9 Jakarta 10340 atau Yth. Anggota No. 241 d.a. Perkumpulan Sayang Anak Jl. Hidup Bahagia No. 12 Jakarta 10040

Potrebbero piacerti anche