Sei sulla pagina 1di 7

PENAPIS AKTIF (ACTIVE FILTER)

13.1 Pendahuluan Pada prinsipnya sebuah penapis aktif (active filter) merupakan rangkaian penapis (filter) yang disusun dengan penguat-penguat operasional ( op-amp) atau transistor. Pada penapis aktif (active filter) tersebut induktor tidak diikutsertakan dan hal ini merupakan suatu yang menguntungkan karena ukuran dan biaya induktor yang relatif besar. Keuntungan tanpa menggunakan induktor tersebut sangat terlihat pada penapis-penapis (filter) yang memiliki frekuensi putus ( cut off) sebesar 100 Hz atau kurang. Pada umumnya penapis-penapis (filter) adalah rangkaian yang dapat melewatkan sinyal-sinyal dengan frekuensi tertentu dan menolak sinyal-sinyal dengan frekuensi lainnya. Karakteristik yang terdapat pada penapis-penapis (filter) tersebut dinyatakan dengan selectivity. Pada penapis-penapis aktif (active filter), transistor ataupun penguat operasional (op-amp) dikombinasikan dengan rangkaian RC , RL atau RLC . Penapis-penapis aktif (active filter) tersebut memberikan penguatan tegangan dan sementara itu rangkaian pasif akan memilih frekuensi. Berdasarkan karakteristik umumnya, penapis-penapis aktif (active filter) dapat digolongkan ke dalam 4 (empat) bagian, yaitu: 1. Low-pass filter. 2. High-pass filter. 3. Band-pass filter. 4. Band-stop filter. Penapis-penapis aktif (active filter) tersebut diaplikasian pada banyak sistem, salah satunya adalah radio penerima FM (FM stereo receiver). 13.2 Low-Pass Filter Pada prinsipnya sebuah penapis (filter) merupakan sebuah rangkaian yang dapat melewatkan frekuensi-frekuensi tertentu dan melemahkan (attenuates) atau menolak (rejects) semua frekuensi lainnya. Jalur frekuensi yang dapat dilewatkan

18

tersebut dinyatakan sebagai passband dan jalur frekuensi yang ditolak atau dilemahkan dinyatakan sebagai cutoff frequency. Passband dari sebuah penapis seperti yang terlihat pada gambar 13.1 di bawah ini akan menerangkan rentang frekuensi yang dapat dilewatkan oleh penapis (filter) dengan nilai pelemahan yang sangat kecil (minimum attenuation) dan secara umum dinyatakan kurang dari 3 dB berdasarkan nilai pelemahan.

Gambar 13.1 Kurva karakteristik (response curve) dari sebuah low-pass filter. Cutoff frequency dari sebuah penapis (filter) tersebut umumnya juga dinyatakan sebagai frekuensi kritis (critical frequency) dan disimbolkan dengan f c . Cutoff frequency tersebut menjelaskan akhir jalur frekuensi yang dapat dilewatkan (passband) dan secara umum dispesifikasikan pada titik karakterisik terjatuh 3 dB dari karakteristik jalur frekuensi yang dilewatkan (passband). Daerah yang berada di jalur frekuensi yang dilewatkan (passband) tersebut dinyatakan sebagai daerah transisi (transition region) dan daerah yang berada di jalur frekuensi yang dilemahkan atau ditolak dinyatakan sebagai stopband. Sebuah low-pass filter merupakan salah satu penapis yang melewatkan frekuensi-frekuensi tertentu dan secara signifikan melemahkan semua frekuensi lainnya. Frekuensi-frekuensi yang dilewatkan oleh low-pass filter tersebut membentuk sebuah jalur seperti yang ditunjukan pada gambar 13.1 dan jalur tersebut membentuk sebuah karakteristik yang akan jatuh ke titik nol pada saat frekuensi di luar jalurnya dilewatkan.

19

Karakteristik yang terbentuk tersebut umumnya disebut dengan brick-wall dan pita jalur (bandwith) f c pada low-pass filter dapat dinyatakan sebagai berikut: BW = f c

Gambar 13.2 Kurva karakteristik (response curve) yang ideal dari sebuah lowpass fiter. Pada prinsipnya karakteristik low-pass filter seperti yang terlihat pada gambar 13.2 di atas merupakan sebuah karakteristik ideal (ideal response) dan hal tersebut sangat sulit diperoleh melalui suatu penapis secara praktis (practical filter). Karakteristik suatu penapis (filter) umumnya ditentukan oleh jumlah kutub (poles), yaitu jumlah rangkaian RC yang terdapat di dalam suatu penapis. Sebuah low-pass filter sederhana umumnya merupakan sebuah rangkaian RC sederhana yang tersusun atas 1 (satu) buah resistor dan 1 (satu) buah kapasitor, lalu keluarannya diambil secara berpasangan dengan kapasitor seperti yang terlihat pada gambar 13.3 di bawah ini. Penapis (filter) RC dasar tersebut memiliki sebuah kutub (pole) dan penapisan (filtering) terjadi 20 dB setiap persepuluh di luar frekuensi kritis. Penapisan (filtering) yang terjadi 20 dB setiap persepuluh di luar frekuensi kritis tersebut menunjukan bahwa pada frekuensi 10 f c keluarannya akan bernilai 20 dB atau 10% dari nilai masukan (input). Peristiwa tersebut adalah sebuah karakteristik penapis yang tidak baik ( bad filter

20

characteristic) karena sangat banyak sekali frekuensi yang tidak dibutuhkan (unwanted frequencies) di luar jalur yang dilewati (passband) akhirnya dilewatkan oleh penapis (filter). Secara matematis frekuensi kritis (critical frequency) dari sebuah lowpass filter dapat terjadi ketika X C = R , di mana: fc = Gambar 13.3 Rangkaian dasar low-pass filter. Pada prinsipnya sebuah penapis (filter) yang efektif akan memiliki sebuah daerah transisi yang lebih curam ( steeper transition region) dan untuk mendapatkan hal tersebut dibutuhkan sebuah rangkaian tambahan terhadap penapis dasar (basic filter). Daerah transisi yang lebih curam tersebut tidak dapat diperoleh dengan hanya menggunakan rangkaian RC karena efek pembebanan, namun hal tersebut dapat diperoleh dengan menggabungkan sebuah penguat operasional (op-amp) dan rangkaian umpan-balik (feedback). Penapis-penapis (filter) yang memasukan 1 (satu) atau lebih penguat operasional (op-amp) pada perancangannya disebut sebagai penapis-penapis aktif (active filter). Penapispenapis tersebut dapat mengoptimalkan karakteristik fasa ( phase response) melalui sebuah rancangan penapis khusus (particular filter design). 13.2.1 Low-Pass Filter Orde Pertama 13.2.2 Low-Pass Filter Orde Kedua 13.2.3 Low-Pass Filter Orde Ketiga 13.3 High-Pass Filter Pada prinsipnya sebuah high-pass filter secara signifikan akan melemahkan (attenuates) atau menolak (rejects) semua frekuensi yang berada di bawah f c dan melewatkan semua frekuensi yang berada di atas f c . Frekuensi kritis (critical frequency) tersebut merupakan frekuensi yang nilai keluarannya (output) adalah 1 2 RC

21

70,7% dari nilai masukannya (input) atau sebesar 3 dB seperti yang terlihat pada gambar 13.3. Perhatikanlah gambar 13.3 di atas. Pada gambar tersebut terlihat sebuah karakteristik yang ideal (ideal response) dari sebuah high-pass filter yang memiliki sebuah reaksi yang seketika itu juga (instantaneous) jatuh pada f c . Reaksi yang seketika itu juga (instantaneous) jatuh pada f c tidak dapat diperoleh melalui high-pass filter sederhana yang sebenarnya karena idealnya jalur yang dilewati (passband) dari sebuah high-pass filter adalah semua frekuensi yang berada di atas frekuensi kritis (critical frequency). Keterbatasan yang dimiliki oleh high-pass filter sederhana tersebut dapat dielimininasi dengan penggabungan antara high-pass filter sederhana dan penguat-penguat operasional (op-amp). Pada prinsipnya sebuah rangkaian RC sederhana memiliki ketentuan sebesar 20 dB untuk tiap per sepuluh frekuensi kritis (critical frequency) seperti yang terlihat pada gambar 13.4. Frekuensi pada high-pass filter tersebut terjadi ketika X C = R , di mana: fc = 1 2 RC

13.3.1 High-Pass Filter Orde Pertama 13.3.2 High-Pass Filter Orde Kedua 13.3.3 High-Pass Filter Orde Ketiga 13.4 Band-Pass Filter Pada prinsipnya sebuah band-pass filter akan melewatkan semua sinyal yang berada di dalam sebuah jalur di antara batas frekuensi rendah (lower-frequency limit) dan batas frekuensi atas (upper-frequency limit) serta menolak semua frekuensi yang berada di luar jalur yang telah ditentukan tersebut (specified band). Perhatikanlah gambar 13.4 di samping ini. Pada gambar tersebut terlihat sebuah kurva karakteristik (response curve) dari sebuah band-pass filter. Pita jalur (bandwith) pada band-pass filter tersebut merupakan selisih perbedaan antara frekuensi kritis atas (upper critical frequency, f c ) dan frekuensi kritis bawah

22

(lower critical frequency, f c1 ). Secara matematis pita jalur (bandwith) tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut: BW = f c 2 f c1 Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa frekuensi-frekuensi kritis (critical frequencies) merupakan titik-titik kurva karakterisik (response curve) yang bernilai 70,7% dari nilai maksimumnya dan frekuensi-frekuensi kritis tersebut umumnya disebut sebagai frekuensi-frekuensi 3 dB . Pada rentang rentang frekuensi (bandwith) yang dilewatkan oleh band-pass filter tersebut terdapat sebuah frekuensi pusat (center frequency, f 0 ) yang terletak di tengah rentang frekuensi. Frekuensi pusat (center frequency) pada rentang frekuensi yang dilewatkan tersebut merupakan sebuah arti geometri dari frekuensi-frekuensi kritis (critical frequencies) dan secara matematis dapat dinyatakan sebagai berikut: f0 = f c1 f c 2

Pada sebuah band-pass filter terdapat sebuah faktor yang sangat menentukan kualitas dari penapisan (filtering) yaitu kualitas faktor (quality factor, Q ). Kualitas faktor (quality factor) pada band-pass filter tersebut merupakan perbandingan antara frekuensi pusat (center frequency) dan pita jalur (bandwith) serta secara matematis dapat dinyatakan sebagai berikut: Q= f0 BW

13.4.1 Multiple-Feedback Band-Pass 13.4.2 Dual-Amplifier Band-Pass 13.4.3 State-Variable Band-Pass 13.5 Band-Stop Filter Pada prinsipnya sebuah band-stop filter merupakan salah satu jenis penapis (filter) yang memiliki cara kerja yang berlawanan dengan band-pass filter. Band-stop filter tersebut, atau yang dikenal juga sebagai band-reject filter, akan menolak (rejected) frekuensi-frekuensi yang berada di dalam pita jalur (bandwith) dan melewatkan (passed) frekuensi-frekuensi di luar pita jalur tersebut. Pita jalur

23

(bandwith) pada band-stop filter tersebut merupakan jalur frekuensi yang berada di antara titik-titik 3 dB . Perhatikanlah gambar 13.5 di samping ini. Gambar tersebut merupakan sebuah kurva karakteristik umum (general response curve) untuk sebuah band-stop filter. 13.5.1 Broadband Filter 13.5.2 Narrowband Filter

24

Potrebbero piacerti anche