Sei sulla pagina 1di 10

COMPRESSION STRENGHT OF OPEN COIL SPRING IN ORTHODONTIC TREATMENT (Research)

Savitri Hapsari*, Achmad Sjafei**, Ari Triwardhani** *Orthodontic Resident **Lecturer, Department of Orthodontics, Faculty of Dentistry, University of Airlangga Email:savitrihapsari@ymail.com Tel:081330738584

ABSTRACT Objectives : The aime of this research was to compare force delivery of open coil spring with different basic material, stainless steel open coil spring, elgiloy open coil spring and nickel titanium open coil spring, which were submerged in artifial saliva. Materials and Methods : Nine samples of open coil spring with similar lumen size and wire size (0.010 x 0.030 inch) and different basic material : stainless steel (ORMCO), elgiloy (RMO) and nickel titanium (ORMCO). Each sample was kept compressed from 13 mm to 9 mm in compression rack, and was submerged in artificial saliva (pH 6,25) and stored at 37C in an incubator unit. Testing tension were performed at 2 weeks and 4 weeks. Result : The average force delivery was decreased with time of submergence. At 2 weeks test, there werent decreased of force delivery, but at 4 weeks test there were. Generally, total force decay was most found in nickel titanium open coil spring (11,91%), stainless steel open coil spring (5,27%), and the least at elgiloy open coil spring (5,19%). Conclusion : Force delivery of open coil spring was beginning decreased at 4 weeks. Total force decay was most found at nickel titanium open coil spring and the least at elgiloyl open coil spring.
1

Keywords : Open coil spring, force delivery, saliva PENDAHULUAN Pada peranti cekat, ada tiga komponen utama yaitu lekatan ( attachment) yang berupa breket (bracket) atau cincin (band), kawat busur (archwire) dan penunjang (accessories atau auxiliaries).1 Salah satu komponen penunjang yang sering digunakan adalah coil spring. Coil spring aktif pada kawat busur, digunakan untuk mendapatkan ruang atau menggerakkan gigi dan merupakan prosedur umum dilakukan pada perawatan menggunakan peranti cekat .2 Coil spring memberikan kekuatan ringan dan berkelanjutan, sehingga sesuai untuk pergerakan fisiologis gigi secara ortodonti.3 Coil spring dapat dibagi menjadi 2 kelompok , yaitu open coil spring dan closed coil spring. Open coil spring digunakan untuk mendapatkan ruang dengan cara mengkompresinya diantara dua buah breket dari gigi yang akan digerakkan, sedangkan closed coil spring digunakan untuk menutup ruang dengan cara menarik coil spring tersebut.4 Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, makin berkembang pula bahan dasar dari coil spring. Open coil spring pertama berbahan dasar logam mulia, kemudian berkembang menjadi berbahan dasar stainless steel dan elgiloy, dan yang terakhir adalah berbahan dasar nickel titanium. Meskipun penggunaan coil spring, khususnya open coil spring di bidang ortodonti sangatlah banyak dan bervariasi, tetapi data eksperimental yang menggambarkan karakteristik kekuatan yang dihasilkannya secara klinis sangat kurang, karena lebih banyak penelitian terfokus pada kawat busur.5 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan besar gaya kompresi yang dihasilkan oleh open coil spring dengan bahan dasar yang berbeda, yaitu stainless steel open coil spring, nickel titanium open coil spring dan elgiloy open coil spring setelah direndam dalam saliva buatan.
2

BAHAN DAN CARA KERJA Penelitian eksperimental laboratorik ini dilaksanakan di dua tempat yaitu Tropical Disease Center Universitas Airlangga dan laboratorium jurusan Teknik Material dan Metalurgi Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Sampel yang digunakan terdiri dari open coil spring dengan ukuran lumen dan diameter kawat pembentuk coil spring yang sama yaitu 0.010 x 0.030 inch berbahan dasar stainless steel (ORMCO), nickel titanium (ORMCO) dan elgiloy (RMO). Jumlah sampel dari masing-masing bahan open coil spring berjumlah 3 sampel, sehingga total sampel yang digunakan adalah 9 sampel.
Setiap sampel dipotong sepanjang 13 milimeter, dipasang pada NiTi coated wire ukuran 0.016 inch (Spectra, GAC) yang sebelumnya telah terpasang pada sepasang balok akrilik. Open coil spring kemudian dikompresi oleh balok akrilik dengan bantuan mur dan baut plastik sehingga panjangnya

menjadi 9 mm (gambar 1). Open coil spring yang telah terfiksir pada balok akrilik tersebut kemudian dimasukkan kedalam kontainer plastik yang berisi saliva buatan. Tepi kontainer di seal dengan lapisan multi purpose adhesive dan di seal lagi dengan lapisan parafilm untuk mencegah terjadinya penguapan saliva buatan selama dalam inkubator (gambar 2). Kontainer plastik kemudian dimasukkan ke dalam inkubator.

Gambar 1. Open coil spring terpasang pada NiTi coated wire yang terfiksir balok akrilik

Gambar 2. Kontainer plastik yang telah ditutup dan di seal dengan lapisan multi purpose adhesive dan lapisan parafilm

Sebelum digunakan, kontainer plastik yang berisi saliva buatan diadaptasikan terlebih dahulu didalam inkubator selama 24 jam. Saliva buatan menggunakan komposisi dari Fusuyama (NaCl 400mg/L, KCl 400 mg/L, CaCl2.H2O 795 mg/L, NaH2PO4.H2O 690 mg/L, KSCN 300 mg/L, Na2S.9H2O 5 mg/L dan urea 1000 mg/L) dengan pH 6,25 pada suhu 37C.6 Pengukuran kekuatan kompresi open coil spring dilakukan sebelum kompresi, 2 minggu dan 4 minggu setelah perendaman dalam saliva dengan cara terlebih dahulu kontainer palstik dikeluarkan dari inkubator, open coil spring dilepas dari balok akrilik, kemudian diukur kekuatannya dengan menggunakan alat uji tekan mini shimatsu. Pengukuran dilakukan dengan cara menekan coil dari panjang awal sembilan milimeter sampai maksimal dimana coil tidak dapat terkompresi lagi. Perbandingan besar gaya kompresi yang dihasilkan dilakukan dengan perhitungan persentase penurunan kekuatan open coil spring untuk masing-masing bahan dengan menggunakan rumus : Persentase penurunan gaya = selisih rerata x 100 % rerata awal

Analisa data penelitian dilakukan dengan analisis deskriptif (untuk mengetahui rata-rata persentase penurunan kekuatan kompresi open coil spring dalam saliva) dan analisis analitik (dilakukan dengan uji two way ANOVA). Sedangkan untuk analisa perfaktor digunakan uji one way ANOVA.

HASIL Hasil analisa statistik menunjukkan bahwa persentase penurunan kekuatan setelah direndam 2 minggu menunjukkan gambaran yang hampir sama. Jika dilakukan uji statistika (Kruskal Wallis) maka diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,061, yang artinya tidak ada perbedaan persentase penurunan kekuatan open coil spring pada bahan yang berbeda setelah direndam 2 minggu (tabel 1 dan gambar 3).
Tabel 1. Rerata penurunan kekuatan open coil spring setelah perendaman 2 minggu

Bahan Open Coil Spring Stainless Steel Elgiloy Nickel Titanium

Ukuran Statistika Mean 3.63867 0.75267 2.24333 SD 2.545035 0.107482 0.837473

Uji Statistika (Kruskal Wallis)* KW = 5.6 P = 0.061

Ket. : * Anova One Way tidak memenuhi syarat untuk digunakan (varians data heterogen)

Gambar 3. Grafik perbandingan rerata gaya kompresi masing-masing bahan open coil spring tidak direndam dan direndam 2 minggu

Sedangkan besar persentase penurunan kekuatan open coil spring setelah direndam 4 minggu diperoleh gambaran seperti pada tabel 2 dan gambar 4.

Tabel 2. Rerata penurunan kekuatan open coil spring setelah perendaman 4 minggu

Bahan Open Coil Spring Stainless Steel Elgiloy Nickel Titanium

Ukuran Statistika Mean SD 5.27367 5.19367 11.91300 .862238 1.835553 3.462459

Uji Statistika (Anova One Way) F = 8.313 P = 0.019

Gambar 4. Grafik perbandingan rerata gaya kompresi masing-masing bahan open coil spring tidak direndam, direndam 2 minggu dan 4 minggu

Dari tabel 2 dan gambar 4 tampak bahwa persentase penurunan kekuatan setelah bahan direndam 4 minggu menunjukkan adanya perbedaan yang cukup besar. Pada bahan open coil spring yang berasal dari nickel titanium mempunyai rata-rata persentase penurunan kekuatan yang paling tinggi. Jika digunakan uji statistika (Anova) maka diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,019 yang artinya ada perbedaan persentase penurunan kekuatan open coil spring pada bahan yang berbeda setelah direndam 4 minggu.

PEMBAHASAN Bila dianalisa keseluruhan, secara statistik tidak ada perbedaan gaya kompresi untuk masingmasing bahan yang tidak direndam dengan yang direndam 2 minggu. Perbedaan baru tampak pada minggu ke-4 (dibandingkan dengan yang tidak direndam dan minggu ke-2). Ini menunjukkan bahwa open coil spring baru mengalami penurunan kekuatan yang signifikan pada minggu ke-4 perendaman. Hal ini sesuai dengan pendapat Bourke (1996) yang mengatakan bahwa secara statistik
6

pada minggu ke-4 terlihat penurunan gaya kompresi open coil spring. Perilaku gaya kompresi coil spring berubah seiring dengan lama penggunaanya.7 Gaya kompresi dan aktivasi yang dihasilkan oleh open coil spring yang tidak direndam ditunjukkan pada gambar 3, terlihat bahwa elgiloy open coil spring menghasilkan gaya kompresi paling tinggi sampai mencapai kisaran 1000 gram dengan kemampuan aktivasi maksimum sebesar 9 mm. Pada aktivasi antara 0 4 mm, grafik elgiloy open coil spring terletak antara nickel titanium open coil spring dan stainless steel open coil spring sedangkan trend grafik menunjukkan peningkatan yang sangat drastis pada range aktivasi antara 4 sampai dengan 9 mm. Ini menunjukkan bahwa pada aktivasi kecil (dibawah 4 mm), elgiloy open coil spring mempunyai rata-rata kekuatan diantara stainless steel dan nickel titanium open coil spring, sesuai dengan pendapat Boshart (1989) yang menyatakan bahwa stainless steel open coil spring lebih kaku dan kekuatannya lebih besar dibandingkan dengan elgiloy open coil spring. Tetapi berbeda pada aktivasi diatas 4 mm, ternyata elgiloy open coil spring lebih besar dan lebih kaku kekuatannya dibandingkan dengan stainless steel open coil spring. Lain halnya dengan stainless steel open coil, trend dari gambar 3 menunjukkan kenaikkan yang linier, dimana gaya kompresi maksimum yang dihasilkannya hanya mencapai kisaran 850 gram pada aktivasi sebesar 9 mm (berada di bawah kemampuan elgiloy). Sedangkan trend grafik yang menunjukkan kenaikan gaya kompresi yang relatif ringan ( light force delivery) ditemukan pada nickel titanium open coil spring dengan mencapai kisaran 550 gram pada aktivasi maksimum sebesar 9 mm juga yang sesuai dengan pendapat Von Fraunhofer dkk (1993) yang menyatakan bahwa nickel titanium open coil mempunyai kekuatan ringan namun berkelanjutan dibandingkan dengan stainless steel open coil spring. Kelompok open coil spring yang kedua dikompresi dari panjang awal 13 mm menjadi 9 mm, kemudian direndam dalam saliva buatan dan dimasukkan ke dalam inkubator dengan suhu

37oC. Pada minggu ke 2 dilakukan pengukuran gaya kompresi dari masing-masing bahan, dan hasil rerata gaya kompresinya dibandingkan dengan kelompok yang tidak direndam dapat dilihat pada gambar 3. Sama halnya dengan kelompok open coil spring yang tidak direndam, elgiloy open coil spring pada aktivasi antara 0 4 mm mempunyai besar gaya kompresi diantara stainless steel dan nickel titanium open coil spring tetapi bila diaktivasi diatas 4 mm kekuatannya melebihi kedua bahan open coil spring yang lain. Pada gambar 3 juga terlihat bahwa setelah terendam dalam saliva selama 2 minggu elgiloy open coil spring dan nickel titanium open coil spring hanya mengalami sedikit sekali penurunan gaya kompresi. Penurunan gaya kompresi setelah pendaman 2 minggu diurut mulai penurunan terbesar sampai dengan terkecil yaitu stainless steel open coil spring (3,6%), nickel titanium open coil spring (2,24%) dan elgiloy open coil spring (0,75%). Namun berdasarkan hasil analisa statistik dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan persentase penurunan kekuatan open coil spring pada bahan yang berbeda setelah direndam dalam saliva buatan selama 2 minggu. Untuk kelompok open coil spring yang direndam selama 4 minggu, hasil rerata besar gaya kompresinya dibandingkan dengan kelompok yang tidak direndam dan kelompok direndam 2 minggu dapat dilihat pada gambar 4, dimana terlihat jelas bahwa elgiloy open coil spring pada aktivasi 0 4 mm tetap mempunyai besar gaya kompresi diantara stainless steel dan nickel titanium open coil spring tetapi bila diaktivasi diatas 4 mm kekuatannya melebihi kedua bahan open coil spring yang lain. Untuk semua bahan open coil spring kecenderungan terjadi penurunan gaya kompresi. Penurunan gaya kompresi terbesar terjadi pada nickel titanium open coil spring (11,91%), disusul stainless steel open coil spring (5.27 %) dan elgiloy open coil spring (5,19 %). Secara statistik dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan persentase penurunan kekuatan stainless steel open coil spring, elgiloy open coil spring dan nickel titanium open coil spring. Penurunan kekuatan open

coil spring kemungkinan berkaitan pelepasan ion dari unsur-unsur pembentuknya. Meskipun masing-masing bahan open coil spring dilapisi oleh selapis tipis kompleks film untuk meproteksi logam, namun pelepasan ion tetap terjadi melalui proses korosi.8 Selain itu, kemungkinan struktur/morfologi permukaan masing-masing bahan juga berubah karena pengaruh saliva, sehingga mempengaruhi penurunan gaya kompresi.6 Proffit (2007) berpendapat bahwa bila kita ingin menggerakkan gigi secara bodily atau translasi (orthodontic force) kekuatan optimumnya adalah sebesar 70-120 gram. Pada stainless steel open coil spring dan elgiloy open coil spring, nilai kekuatan optimum tersebut tercapai bila coil spring diaktifasi hanya sebesar 1 mm, sedangkan pada nickel titanium open coil spring tercapai dengan aktifasi sampai sebesar 2 mm (gambar 3). Grafik nickel titanium open coil spring juga menunjukkan trend yang relatif tidak terlalu banyak perubahan. Makin horizontal grafik, makin seragam dan kontinyu kekuatan yang menggerakkan gigi.9 Selain itu kekuatan yang rendah namun berkelanjutan lebih menguntungkan untuk pergerakan gigi karena kerusakan jaringan yang terjadi minim.9, 10 KESIMPULAN Besar gaya kompresi semakin lama juga cenderung terlihat semakin menurun dengan berjalannya waktu. Penurunan secara signifikan terjadi mulai pada minggu ke-empat dan paling besar terjadi pada nickel titanium open coil spring. Bila kita ingin mendapatkan kekuatan besar dalam waktu singkat kita dapat memilih elgiloy open coil spring, tetapi bila kita ingin mendapatkan kekuatan yang ringan namun berkelanjutan maka nickel titanium open coil spring yang kita pilih. DAFTAR PUSTAKA 1. Rahardjo, Pambudi. Ortodonti Dasar. Airlangga University Press : 2002. p. 134.

2. Smith N.R. Clinical Pearl : A Method of Controlled Movement of Teeth Using Open and Closed Coil Spring. J Orthod. 2007; 34: 173175.
9

3. Von Fraunhofer J.A.., Bonds P.W., Johnson B.E. Force Generation by Orthodontic Coil Springs. Angle Orthod. 1993; 63: 145-148. 4. Boshart B.F., Currier G.F., Nanda R.S., Duncanson M.G. LoadMeasurement of Activated Open and Closed Coil Dental Research J. 2006 ; 3(2): 77-83. 6. Huang, Her-Hsiung. Variation in Corrosion Resistance of Nickel-Titanium Wires from Different Manufacturers. Angle Orthod. 2005 ; 75(4): 662. 7. Manhartsberger, Clemens dan Walter Seidenbusch. Force delivery of Ni-Ti coil springs. Am J Orthod Dentofacial Orthop. 1996 ; January 109: 8-21. 8. Huang, Her-Hsiung. Ion Release from NiTi Orthodontic Wires in Artificial Saliva with Various Acidities. Biomaterials. 2003 ; 24: 3585-3592. 9. Bourke A.,Daskalogiannakis J., Tompson B., dan Watson P. Force Characteristics of NickelTitanium Open-Coil Springs. Am J Orthod Dentofacial Orthop. 2010 ; 138: 142.e1-142.e7. 10. Wong, Joyce Y. dan Joseph D. Bronzino. Biomaterials. CRC Press Taylor & Francis Group, Boca Raton, FL. 2007 : 1-2. deflection Rate Springs. Angle Orthod. 1989; 60: 27-32.

5. Alavi, Sh., M. Yaghchie. Force Characteristics of Nickel Titanium Closed Coil Spring.

10

Potrebbero piacerti anche