Pedoman Biden Koordinator
Oiterbtkan oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2006
Kontributor
‘Si Herniyart; Lulanan Hendro Laksong; Lukas G Henmawan; HAL Ded
Kuswenda; Sugita Teguh; | Nyoman Wijaya Kusuma; Yantl Suparyal; Neni
Roinagin; Warden, Suen Aaheyu; Dedeh Hadiati; Masyaha; Punanio; Lovely
Daasy: Ina Yuniati; in Rati Aneni Owi K; Adrati Adnan; imran Pambudi: Arcty
Woselanto; Marliza Elmida; Savaart Hutagalung; Silfla Kijanto2 x
7, 3
we
KATA PENGANTAR
Dalam rangka percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu di Indonesia, dan sejalan dengan Strategi
Utama Departemen Kesehatan telah dilaksanakan upaya terfokus penurunan AKI melalui Strategi
Making Pregnancy Safer (MPS) dengan 3 (tiga) pesan kunci, yaitu; 1) Setiap persalinan ditolong oleh
tenaga kesehatan terampil; 2) Setiap kornplikasi abstetri dan neonatal mendapat penanganan yang
adekuat; 3) Setiap wanita usia subur mempunyai akses terhadap pencegahan kehamilan yang tidak
diinginkan dan penanganan komplikasi keguguran. Pesan kunci tersebut dilaksanakan melalui 4 strategi
yaitu: 1) Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat, 2} Meningkatkan akses
masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas, 3} Meningkatkan sistem surveillance,
monitoring dan informasi kesehatan, 4) Meningkatkan pembiayaan kesehatan.
Untuk meningkatkan cakupan dan kualitas pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terampil,
perlu ada alih peran penolong persalinan dari penolong bukan tenaga kesehatan ke penolong persalinan
oleh tenaga kesehatan (nakes). Saat ini cakupan persalinan oleh Tenaga Kesehatan (Pn) mencapai 73%
(sdki 2007), Ini berarti sekitar 279% persalinan masih ditolong oleh bukan nakes (dukun bayi/keluarga).
Perubahan peran dukun bayi yang biasanya sebagai penolong persalinan, didorong agar menjadi mitra
pendamping bagi bidan yang menclong persalinan, melalui suatu mekanisme kerjasama yang saling
menguntungkan.
Selama ini masyarakat, khususnya daerah pedesaan masih menaruh kepercayaan yang besar kepada
dukun bayi. Oleh sebab itu bidan harus dapat memanfaatkan kepercayaan masyarakat tersebut dalam
menolong persalinan dengan melakukan kemitraan dengan dukun bayi, sehingga dukun bayi mau
merujuk ke bidan. Pada program kemitraan ini, bidan dan dukun bayi mempunyai peran dan tanggung
jJawab masing-masing. 4
Buku pedoman kemitraan ini digunakan sebagai acuan bagi petugas kesehatan, sehingga dapat
melaksanakan program kemitraan bidan dengan dukun bayi secara optimal, dan tujuan meningkatkan
cakupan dan kualitas pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dapat terwujud dengan baik,
dalam rangka mendukung upaya percepatan penurunan angka kematian ibu, bayi baru lahir, bayi dan
balita di Indonesia.
Buku pedoman ini disusun bersarma dengan mitra kerja lintas program di Departemen Kesehatan,
PB IBI dan pengelola program KIA/KB di beberapa provinsi yang telah melaksanakan program kemitraan
Bidan dengan Dukun Bayi terutama Provinsi Nusa Tenggara Barat, Jawa Timur, Jawa Barat dan Sulawesi
Selatan. Untuk itu atas nama Departemen Kesehatan, kami mengucapkan terima kasih atas semua
bantuan yang telah diberikan sehingga tersusunnya buku pedoman kemitraan Bidan dengan Dukun
Bayi ini.
Jakarta, September 2008
Direktur Jenderal