Sei sulla pagina 1di 3

PERSOALAN UTAMA KITA BUKAN KORUPSI (Bagian dari Pelajaran Dasar dasar Ekonomi Syariah) Aneh barangkali kalau

u kita baca judul diatas. Dan itu tentu sangat bertentangan dengan anggapan banyak orang yang menyatakan bahwa permasalahan utama bangsa ini adalah korupsi. Dengan pemikiran bahwa kalau korupsi dapat diselesaikan maka persoalan kemiskinan, pengangguran, infrastruktur pendidikan dsb dapat diselesaikan. Saking prihatinnya dan strategisnya permasalahan korupsi di Indonesia tersebut disampaikan oleh yang terhormat Bapak Syafie Maarif bahwa membubarkan lembaga yang mengurusi korupsi (KPK) sama dengan membubarkan NKRI. Kalau kita coba renungkan sekali lagi, timbul pertanyaan yang harus kita jawab : benarkah permasalahan utama bangsa ini adalah korupsi?. Benar barangkali anggapan tersebut kalau dilihat secara sekilas namun adalah suatu keharusan bagi kita untuk terus menelurusi akar dari akar semua permasalahan yang terjadi penyebab awal dari adanya penyakit korupsi bangsa ini. Sehingga kita tidak mengobati akibat namun harus mencari akar permasalahan yang utama agar pengobatan yang diberikan menjadi tepat. Penelurusan sumber dari segala sumber masalah ini semakin penting agar kita jangan menghabiskan energi tapi tidak mampu menyelesaikan persoalan dari apa yang kita harapkan karena kesalahan diagnosa yang kita lakukan. Benar barangkali banyak persoalan kita terkait korupsi. Namun sebagai bangsa yang yakin akan nilai nilai agama kita perlu telusuri kembali kenapa masyarakat kita cenderung korupsi. Kalau kita telusuri kembali penyebab kenapa orang melakukan korupsi adalah karena dia tidak yakin dengan rejeki yang telah ditetapkan oleh Allah. Bahkan ada pameo yang mengatakan bahwa mencari yang haram aja susah apalagi yang halal. Padahal kalau pakai logika yang cerdas, maka seharusnya sama- sama susah mencarinya maka seharusnya yang dicari adalah yang halal. Faktor ketiadaan keyakinan inilah yang menyebabkan demikian banyak orang melakukan korupsi. Mereka tidak yakin bahwa rejeki kita telah dijamin oleh Allah yang menciptakan kita. Bahkan anehnya orang berebutan di tempat yang katanya basah yang pada hakekatnya mereka berebut untuk mendapatkan air comberan. Aneh memang, tapi itulah kenyataan kualitas bangsa kita saat ini.

Kalau standar keimanan yang menjadikan ukuran kehidupan kita maka sebenarnya kita tidak perlu takut akan adanya pemimpin yang akan melakukan korupsi.. Yang jadi masalah kita saat ini adalah korupsi sudah dilakukan berjamaah oleh bangsa kita bahkan rakyat yang bodoh pun saat ini melakukan korupsi. Anda tidak percaya? Siapkan uang puluhan juta maka Saya jamin seluruh masyarakat di kampung saya di Jateng akan memilih Anda pada saat Pemilu nanti. Itulah parahnya bangsa kita saat ini. Meski itu pada hakekatnya juga sebuah korupsi (menyalahgunakan wewenang), namun itu sebenarnya disebabkan oleh hal lain. Hal itu terjadi karena disebabkan oleh ketidakpercayaan rakyat pada wakilnya pada saat mereka telah duduk di lembaga perwakilan sehingga mumpung mereka masih membutuhkan rakyat, rakyat mengupayakan agar calon wakil rakyat mau menyuap mereka. Inilah fenomena mutakhir sistem politik kita yang mengakibatkan demokrasi kita bagaikan barang dagangan dan jangan heran kalau setiap kursi demokrasi ada bandrol harganya. Sekali lagi pada hakekatnya ini juga korupsi. Kembali ke masalah korupsi karena keserakahan. Penyakit korupsi yang diderita oleh pribadi yang tidak ada keimanan akan rejeki yang telah dijatah oleh Allah Swt diperparah oleh adanya perilaku masyarakat kita yang sakit yaitu masyarakat yang menghargai seseorang lebih dari unsur materi semata . Orang dinilai berhasil kalau punya rumah bagus, mobil bagus, gelar pendidikan tinggi.dsb. Namun tanpa menilai sejauhmana orang tersebut bermanfaat bagi masyarakat, bangsa dan negaranya. Kalau AA Gym bilang mungkin banyak diantara kita ini ingin lebih sebagai pencuri atau pedagang daripada sebagai pahlawan bagi negara kita karena kita ingin mendapatkan lebih daripada memberikan lebih kepada negara ini. Saya katakan ingin karena kalau yang diluar sistem kadang- kadang karena belum kebagian aja. Namun ketika masuk ke dalam sistem ternyata kelakuannya lebih parah (hal ini karena terkait keimananm seseorang). Sikap mental materialisme yang ada pada masyarakat kita sejatinya disamping karena ketiadaan iman seseorang didukung oleh sikap masyarakat yang hanya menghargai seseorang karena materi pada hakekatnya salah satunya disebabkan oleh pola pikir pemikiran ekonomi konvensional. Jadi pemikiran materialis yang ada pada masyarakat pada hakekatnya bukan ada demikian adanya, namun disebabkan oleh suatu

pola pikir kolektif yang melandasi pemikiran tersebut yaitu pola pola pemikiran ekonomi konvensional. Sebagaimana kita ketahui bahwa ekonomi konvensional timbul sebagai akibat pemikiran yang menyatakan bahwa kebutuhan manusia tidak terbatas sedangkan sumber daya untuk memenuhi kebutuhan tersebut terbatas. Karena latar belakang inilah timbul apa yang disebut dengan prinsip ekonomi yang mengatakan bahwa dengan pengorbanan sekecil-kecilnya untuk mendapat keuntungan sebesar-besarnya. Kita tidak kebayang bagaimana repotnya Pak RT kalau sepuluh orang saja warganya meyakini dan mempraktekkan dengan konsekuen prinsip ini. Kembali ke permasalahan budaya korupsi bangsa kita. Jadi menjadi tugas kita saat ini secara pribadi adalah untuk semakin meyakini bahwa kita semua sebagai makhluk Allah telah dijamin oleh Allah rejeki kita sebagaimana Allah telah menjamin rejeki bagi semut hitam di batu hitam di hutan gelap di malam yang gulita. Selanjutnya marilah kita hargai orang-orang disekitar kita bukan karena kekayaannya, pangkatnya, kedudukannya, gelarnya dsb, namun sejauhmana dia bermanfaat bagi masyarakat lingkungannya dan bangsanya.Terakhir marilah kita perdalam pemahaman tentang dasardasar ekonomi Islam sebagai solusi yang paripurna bagi permasalahan umat manusia. Sehingga perubahan umat manusia dilandasi oleh dasar dasar pemahaman yang memadai tidak hanya menggunakan payung kaidah kesyariahan tanpa dilandasi oleh iman yang kuat dan pengamalan yang mantap. Semoga konsep-konsep ekonomi syariah dapat kita pastikan menjadi solusi bagi permasalahan korupsi kita saat ini. Namun bukan menyembuhkan penyakit korupsinya semata tapi menyembuhkan akar permasalahan yang menyebabkan korupsi itu sendiri. Wallahualam. Penulis : Walidi Pengamat ekonomi dari amanahsharia (alid101010@yahoo.com)

Potrebbero piacerti anche