UKURAN PEMUSATAN DAN LETAK
BAB 4
Ukuran Pemusatan
dan Letak Data
A, PENDAHULUAN
ada Bab 2 dan Bab 3 kita telah mempelajari statistika
deskriptif khususnya yang berkaitan dengan cara
menyajikan data. Pada Bab 2 kita telah mempelajari bagai-
mana cara menyajikan data dengan memakai tabel, diagram
batang, diagram garis, dan diagram lingkaran. Sedangkan pada Bab
3, kita telah mempelajari cara menyajikan data dengan memakai
distribusi frekuensi, histogram, poligon frekuensi, dan ogif. Semua
cara ini dilakukan dengan maksud agar data yang kita miliki
menjadi lebih berarti atau bermakna. Selain dengan cara itu, pada
bab ini kita akan mempelajari cara menyajikan data dengan
memakai ukuran pemusatan data dan ukuran letak data khususnya
untuk data numerik.
Ukuran pemusatan dan letak data masih merupakan bagian
dari statistika deskriptif. Ukuran pemusatan data yang akan kita
pelajari adalah rata-rata hitung (arithmetic mean), median, modus,
rata-rata ukur (geometric mean), dan rata-rata harmonis (harmonic
mean). Sedangkan ukuran letak data, yaitu kuartil, desil, dan
persentil.
Ukuran pemusatan atau disebut juga rata-rata (average)
menunjukkan di mana suatu data memusat atau suatu kumpulan
pengamatan memusat (mengelompok).
Pengukuran pusat data penting untuk dilakukan karena suatu
kelompok data bila diurutkan (membesar dan mengecil), maka ada
kecenderungan bahwa data itu akan memusat pada bagian tengah.
Oleh karena itu, dalam melakukan analisis data yang menjadi fokus
55TEORI DAN APLIKAS! STATISTIKA DAN PROBASILITAS
perhatian adalah di mana data itu memusat dan bukan memberi
perhatian pada keseluruhan data. Jadi, sesuai dengan namanya,
ukuran pemusatan data menunjukkan pusat suatu data atau pusat
suatu kumpulan pengamatan yang merupakan nilai khas untuk
mewakili semua data atau semua pengamatan.
Dengan demikian ukuran pemusatan data adalah nilai tunggal
yang mewakili semua data atau kumpulan pengamatan dan nilai
tersebut menunjukkan pusat data.
B. RATA-RATA HITUNG
Rata-rata hitung atau sering disebut rata-rata dirumuskan sebagai
berikut.
Rismisd2i’ || ‘Rata-vatahitung= ah semua nilai data
Banyaknya nilai data
Perumusan dan perhitungan rata-rata hitung akan lebih mudah
dilakukan dengan memakai simbol-simbol dari nilai data kuanti-
tatif, yaitu X;, Xp, Xs)... X, , bilamana ada n nilai data. Simbol n
menyatakan bahwa data bersumber dari sampel, sedangkan simbol
N menyatakan bahwa data bersumber dari populasi; tepatnya n
menyatakan banyaknya sampel dan N menyatakan banyaknya
populasi. Rata-rata hitung dari sampel dilambangkan dengan X,
sedangkan rata-rata hitung dari populasi dilambangkan dengan it.
1. Bila Xj, X», Xz, ..., X,, adalah pengamatan dari sampel, maka
sesuai dengan rumus 4.1, rata-rata hitung dirumuskan sebagai
berikut.
Rumus 4,2
di mana, =X menyatakan jumlah semua nilai Xj, Xp, Xgy 5 Xp
56UKURAN PEMUSATAN DAW LETAK DATA
Contoh 4.4
Bila nilai ujian statistika dari sebagian mahasiswa dalam suatu
kelas adalah 70,75, 60, 65, 80, maka nilai rata-rata hitungnya
adalah:
X= 70 + 75 + 60 + 65 + 80 = 70
5
2. Bila suatu data di mana masing-masing nilai data mengulang
dengan frekuensi tertentu, katakanlah nilai X, mengulang
dengan f,, Xp mengulang dengan fy, X; mengulang dengan fy....
dan X,, mengulang dengan f,,, maka nilai rata-rata hitungnya
adalah:
Rumus 4.3
di mana:
=fx menyatakan jumlah hasil perkalian antara frekuensi f dengan nilai X
dan £f menyatakan jumlah frekuensi f
Contoh 4.2
Misalkan pada suatu ujian Bahasa Inggris, ada 3 mahasiswa
mendapat nilai 60, 5 mahasiswa mendapat nilai 65, 4 mahasiswa
mendapat nilai 80, 1 mahasiswa mendapat nilai 50, dan 2 maha-
siswa mendapat nilai 95.
Maka nilai rata-rata hitungnya adalah:
X = (3x60) + (6x65) + (4x 80) + (1x 50) + (2 x 95)
7 B+54+44+14+2
1.065
= wee
15 1
Contoh 4.2, dapat disajikan dalam bentuk tabel berikut.
57