Sei sulla pagina 1di 16
pisTRIBUusSt FREKUENS I BAB 3 Distribusi Frekuensi A. PENDAHULUAN eringkali data yang telah terkumpul tersedia dalam jumlah yang besar sehingga kita mengalami kesulitan untuk mengenali ciri-cirinya. Oleh karena itu, data yang jumlahnya besar perlu ditata atau diorganisir dengan cara meringkas data tersebut ke dalam bentuk kelompok data sehingga dengan segera dapat diketahui ciri-cirinya dan dapat dengan mudah dianalisis sesuai dengan kepentingan kita. Pengelompokkan data tersebut dilakukan dengan cara mendistribusikan data dalam kelas atau selang dan menetapkan banyaknya nilai yang termasuk dalam setiap kelas yang disebut frekuensi kelas. Suatu pengelompokan atau penyusunan data menjadi tabulasi data yang memakai kelas- kelas data dan dikaitkan dengan masing-masing frekuensinya disebut distribusi frekuensi atau tabel frekuensi. Tabel 3.1 merupa- kan distribusi frekuensi dari data tinggi badan (dalam cm) 100 mahasiswa pada Universitas A. TABEL 3.1 Distribusi Frekueas! Tinggi Badan 100 Mahasiswa Universitas A Tingg! Badan Frekuensi 39 TEOR! DAN APLIKAS| STATISTIKA DAN PROBABILITAS Tabel 3.1 terdiri atas dua kolom. Kolom pertama berisi kelas-kelas data tinggi badan yang terdiri atas delapan kelas yaitu 151-153, 154— 156, 157-159, 160-162, 163-165, 166-168, 169-171, dan 172-174. Kelas pertama, yaitu 151-153 terdiri atas data tinggi badan dari 151 cm sampai 153 cm, kelas kedua, yaitu 154-156 terdiri atas tinggi badan dari 154 cm sampai 156 cm, demikian seterusnya. Sedangkan pada kolom kedua berisi frekuensi masing-masing kelas secara berturutan. Kelas pertama, 151-153, dengan frekuensi 3, artinya banyaknya data pada kelas ini adalah 3; kelas kedua, 154-156, dengan frekuensi 7, artinya banyaknya data pada kelas ini adalah 7, demikian seterusnya. Lambang yang menyatakan kelas seperti 151-153 dalam Tabel 3.1 disebut selang kelas (interval kelas). Susunan atau ringkasan data dalam bentuk distribusi frekuensi, seperti Tabel 3.1, sering disebut data berkelompok. Data yang telah dinyatakan dalam kelompok seperti tabel distribusi frekuensi tersebut, ternyata mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya adalah kita mempunyai gambaran me- nyeluruh secara jelas mengenai data yang kita miliki. Akan tetapi, kekurangannya adalah rincian data atau informasi awal menjadi hilang sehingga data berkelompok menjadi semu atau tidak nyata. B. LIMIT KELAS, BATAS KELAS, NILAI TENGAH, DAN LEBAR KELAS Nilai terkecil dan terbesar pada setiap kelas disebut limit kelas atau tepi kelas. Pada kelas pertama dalam Tabel 3.1, yaitu 151-153, nilai 151 disebut dimit bawah kelas dan nilai 153 disebut limit atas kelas. Pada kelas kedua, 154-156, nilai 154 disebut limit bawah kelas dan nilai 156 disebut limit atas kelas, demikian scterusnya. Data tinggi badan L00 mahasiswa yang disajikan dalam Tabel 3.1 dicatat sampai sentimeter terdekat. Oleh karena itu, selang kelas 151-153 sesungguhnya mencakup semua pengukuran tinggi badan dari 150,500 sampai 153,5 cm. Nilai 150,5 dan 153,5 disebut batas kelas dari selang 151-153. Nilai 150,5 disebut batas bawah kelas dan nilai 153,5 disebut batas atas kelas. Dengan demikian, batas kelas dari kelas 154-156 adalah 153,5-156,5; batas kelas dari kelas 157-159 adalah 156,5-159,5; batas kelas dari kelas 160-162 adalah 159,5-162,5; batas kelas dari kelas 163-165 adalah 162,5-165,5; 40 DISTRIBUSTt FREKUENST batas kelas dari kelas 166-168 adalah 165,5-168,5; batas kelas dari kelas 169-171 adalah 168,5-171,5; dan batas kelas dari kelas 172-174 adalah 171,5-174,5; Batas kelas selalu dinyatakan satu desimal lebih banyak dari- pada data atau pengamatan aslinya. Hal ini dimaksudkan untuk menjamin bahwa tidak akan ada data yang jatuh atau terletak tepat pada batas kelas. Dengan demikian akan terhindarkan adanya keraguan pada kelas mana data itu terletak. Kadang-kadang batas kelas dipakai untuk melambangkan kelas. Misalnya, kelas-kelas dalam Tabel 3.1 berturut-turut dapat dinyatakan oleh 150,5-153,5, 153,5-156,5, 156,5-159,5, dan seterusnya. Nilai tengah antara batas bawah kelas dengan batas atas kelas disebut nilai tengah kelas. Kelas 151-153 dengan batas kelas 150,5-153,5 mempunyai nilai tengah 152; kelas 154-156 dengan batas kelas 153,5-156,5 mempunyai nilai tengah 155; kelas 157-159 dengan batas kelas 156,5-159,5 mempunyai nilai tengah 158; dan seterusnya. Dalam praktek, cara yang dipakai untuk menghitung nilai tengah kelas untuk masing-masing kelas adalah: kelas + batas atas kel, Nilai tengah kelas = batas bawah ke ee atas al elas | Selisih antara batas atas kelas dengan batas bawah kelas disebut lebar kelas. Jadi untuk kelas pertama, yaitu 151-153 lebar kelasnya adalah 153,5-150,5 = 3. Kelas kedua, 154-156, lebar kelasnya adalah 156,5-159,5 = 3, dan seterusnya. Pada umumnya lebar masing-masing kelas dibuat sama. C. CARA MEMBUAT TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI Secara umum langkah-langkah yang diperlukan untuk membuat tabel distribusi frekuensi adalah sebagai berikut. 1. Tentukan nilai maksimum (terbesar) dan nilai minimum (terkecil) dari data mentah, kemudian tentukanlah range atau jangkauannya, yaitu dengan menggunakan: nilat minimum rilat maksimum 41

Potrebbero piacerti anche