Documenti di Didattica
Documenti di Professioni
Documenti di Cultura
ABSTRACT
Nitrogen fixation due to the symbiosis of Azolla microphylla and Anabaena azollae will increase nitrogen
availability in rice field. Light intensity is important environmental factor, which can influence the growth of Azolla
microphylla. Carbofuran is one of widely used pesticide in the rice field. This study is aimed to know the effects of
carbofuran on the growth and affectivity of the nitrogen fixation by Azolla at different light intensities due to the
growth of the rice. The experiments were carried out using factorial completely randomized design with two
combination treatments and three replicates. The treatments are application of carbofuran i.e.: 0; 0.5; 1.0 and 1.5 of
recommended dosage and light intensity given i.e.: 30 and 60% of normal light intensity respectively. The
parameters in this study were the fresh weight, dry weight, number of leaves, buds and chlorophyll contents. The
experiment was conducted for 15 days, using 10 cm height of soil (1.5 kg in a box) with 5 cm depth of water. Two
grams of Azolla were planted in each box. The number of buds and leaves were observed using 10 leaves initiation
plants. The growths of the plants were observed every 3 days and the chlorophyll was analyzed on the 15th day. The
data were analyzed using Anava and continued with DMRT. The results indicate that there were significant effects
of those treatments on growth parameters. Growth increase occurred at dosages of 0; 0.5; 1.0 but then reduced at
dosage 1.5. Light intensity of 60% increased growth more effective than 30%. The light intensity and carbofuran
influences the growth of Azolla. The treatments interactions were count on the dry weight, the total numbers of
leaves and buds.
Key words: Azolla microphylla, Anabaena azollae, carbofuran, light intensity, nitrogen fixation.
panjang. Mengingat dayanya yang efektif, Tanah diayak dengan ayakan 2 mm dan
karbofuran merupakan salah satu komponen paket dikeringanginkan, lalu 3 kg tanah dimasukkan ke
operasional supra insus untuk memberantas hama bak plastik luas 251,04 cm2, ditambah pupuk TSP
pengisap cairan dan penggerek batang padi, dan kompos, kemudian bak diisi air hingga
sehingga terjadi penggunaan karbofuran secara ketinggian 5 cm di atas permukaan tanah, dan
besar-besaran di Indonesia. Kondisi ini dapat dibiarkan selama 2 hari sebelum ditanami A.
menyebabkan dampak negatif terhadap tiga unsur microphylla. Setiap bak ditaburi A. microphylla
ekosistem yaitu tanah, air dan udara. seberat 2 gram dan ditutupi paranet 30% dan 60%
Azolla merupakan tumbuhan paku air yang dengan jarak 30 cm di atas bak penelitian. Furadan
berperan dalam penambatan nitrogen karena ditebarkan sesuai dengan konsentrasi dan
simbiosisnya dengan Anabaena, sehingga penting rancangan. Pertumbuhan tunas ditentukan dari
bagi peningkatan pertumbuhan dan produksi padi. tanaman dengan 3 tunas sebagai titik awal
Azolla mampu meningkatkan aktivitas mikrobia perlakuan, untuk parameter jumlah daun digunakan
tanah dan menghambat pertumbuhan gulma. 10 daun sebagai awal perlakuan, panen
Manfaat lainnya adalah sebagai penyaring air dari dilaksanakan setiap 3 hari. Setelah dipanen A.
pencemaran logam berat. microphylla dikeringanginkan airnya, dan
Keberadaan Azolla di sawah perlu dijaga ditimbang berat segarnya dengan timbangan
terutama fungsinya dalam penambatan N oleh analitik, kemudian dikeringkan dengan dioven dan
Anabaena. Kajian tentang pengaruh senyawa aktif ditmbang berat keringnya. Pengamatan jumlah
karbofuran terhadap pertumbuhan Azolla dan daun dan tunas dilakukan setiap 3 hari. Klorofil
kemampuannya dalam penambatan N diperlukan, dianalisis pada saat tanaman berumur 15 hari.
karena Azolla termasuk organisme non sasaran. Hal Analisis data menggunakan analisis sidik ragam
ini tidak lepas dari pengaruh faktor lingkungan (Anava), kemudian dilanjutkan dengan Duncan
yang mempengaruhi pertumbuhan Azolla dan Multiple Range Test (DMRT) pada taraf uji 5%.
degradasi karbofuran, antara lain cahaya.
Pertumbuhan Azolla di sawah dipengaruhi naungan
dari daun padi. Semakin dewasa tanaman padi, HASIL DAN PEMBAHASAN
daun bertambah lebat, semakin sedikit cahaya yang
diperoleh Azolla. Hasil penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui Tabel 1 menunjukkan bahwa pemberian
pengaruh karbofuran (Furadan 3G) pada berbagai perlakuan Furadan dan intensitas cahaya berbeda,
dosis, intensitas cahaya dan interaksinya terhadap tidak memberikan pengaruh nyata terhadap berat
pertumbuhan Azolla serta mengetahui intensitas segar A. microphylla. Pada pengukuran parameter
cahaya yang optimum. ini, A. microphylla dengan perlakuan Furadan dan
intensitas cahaya berbeda selama 15 hari, dapat
diketahui bahwa berat segar tanaman semakin
BAHAN DAN METODE meningkat, meskipun dengan intensitas cahaya 30
% terjadi penurunan berat segar pada Furadan 1
Penelitian ini menggunakan rancangan acak dan 1,5 dosis anjuran.
lengkap 2 faktor, pola faktorial dengan tiga Tabel 2 menunjukkan bahwa perlakuan Furadan
ulangan. Faktor pertama adalah intensitas cahaya berpengaruh nyata terhadap nilai rata-rata berat
dengan taraf faktor 30% dan 60%. Faktor kedua kering. Perlakuan Furadan dosis 0,5 dari anjuran
adalah konsentrasi Furadan 3G (selanjutnya menurunkan berat kering A. microphylla.
disingkat Furadan) dengan taraf faktor 0; 0,5; 1 dan Perlakuan dengan intensitas cahaya juga
1,5 dosis anjuran. Penelitian dilaksanakan di rumah mempengaruhi berat kering. Interaksi antara
kaca Fakultas Biologi UGM Yogyakarta. intensitas cahaya dan Furadan berpengaruh nyata.
Bahan yang digunakan adalah Azolla Nilai tertinggi diperoleh pada kombinasi perlakuan
microphylla yang berumur sama, media tumbuh, I60F0, sedang nilai terendah diperoleh pada
yaitu tanah, air, pupuk TSP dan kompos, Furadan kombinasi I30F1,5.
dengan 0; 0,5; 1,0 dan 1,5 dosis anjuran, serta Tabel 3 menunjukkan bahwa perlakuan intensitas
senyawa untuk analisis klorofil. Alat yang cahaya memberikan pengaruh nyata terhadap jumlah
digunakan antara lain bak plastik dengan luas tunas yang muncul, tetapi perlakuan Furadan tidak
251,04 cm2, spektrofotometer, luksmeter, tisu, memberikan pengaruh nyata. Pengurangan
saringan, timbangan, oven, paranet dan alat lain. intensitas cahaya sebesar 30% menurunkan jumlah
tunas. Kombinasi perlakuan I60F0,5 menunjukkan
MUDYANTINI dan SANTOSA - Karbofuran dan Cahaya pada Azolla microphylla 25
korelasi yang positif. Secara umum intensitas kecepatan fotosintesis, tetapi pada intensitas cahaya
cahaya 60% menunjukan nilai yang lebih tinggi sedang peningkatan kecepatan mulai menurun
dibanding intensitas cahaya 30%. Jadi penurunan sampai pada intensitas cahaya yang tinggi dan
sebesar 30% intensitas cahaya mampu menurunkan kecepatannya menjadi konstan. Tumbuhan jenuh
nilai berat kering, jumlah tunas dan daun. Pada cahaya pada intensitas cahaya tinggi (Loveless,
parameter berat basah menunjukkan fenomena 1987).
yang sama dengan parameter yang lain, walaupun Intensitas cahaya yang menyebabkan tumbuhan
interaksinya belum menunjukkan beda nyata. jenuh cahaya tergantung tingkatan faktor yang
Pertumbuhan dipengaruhi oleh faktor luar dan berpengaruh lainnya. Tumbuhan akan jenuh cahaya
dalam. Salah satu faktor luar yang berpengaruhi pada intensitas di bawah cahaya matahari penuh.
adalah cahaya. Cahaya mempengaruhi Hanya pagi hari dan hari mendung cahaya sangat
pertumbuhan melalui fotosintesis. Pertumbuhan berpengaruh terhadap kecepatan fotosintesis di
akan terjadi jika hasil fotosintesis lebih besar dari alam. Hasil penelitian menunjukkan intensitas
hasil respirasi (Sitompul dan Guritno, 1955). cahaya 60% lebih optimal dari pada 30%.
Pengaruh cahaya terhadap fotosintesis tergantung Jika intensitas cahaya dan konsentrasi CO2
pada banyak hal, antara lain intensitas, kualitas bukan sebagai faktor pembatas, maka kecepatan
(panjang gelombang), lama penyinaran, besar fotosintesis meningkat setara dengan kenaikan suhu
kecilnya pantulan dan sebagainya pada kisaran 5-350C. Sesuai dengan hukum Van”t
(Soerodikoesoemo, 1993). Dalam penelitian ini Hoff, pada suhu di antara 5°C dan 35°C
perlakuan cahaya yang divariasi adalah intensitas fotosintesis mempunyai Q10 kira-kira 2, suatu nilai
cahaya. khas terbatas pada reaksi kimia. Suhu di atas 35°C
Tumbuhan harus hidup pada intensitas cahaya dapat menyebabkan kerusakan sementara atau
yang optimal agar fotosintesis lebih tinggi dari permanen pada protoplasma, kecepatan suhu tidak
respirasi. Intensitas itu harus di atas titik meningkatkan kecepatan Q10 fotosintesisnya.
kompensasi. Pada kondisi ini tumbuhan mampu Dalam penelitian ini suhu perlakuan akibat
mengambil CO2 untuk fotosintesis lebih tinggi dari pemberian paranet dengan intensitas 30% lebih
pada respirasi. Bahkan untuk menghasilkan rendah dibanding 60%. Tetapi kisaran suhu antara
pertumbuhan yang optimal, harus banyak fotosintat kedua perlakuan masih dalam batas toleransi
yang terbentuk. Hal ini menuntut kecepatan Azolla. Kenaikan intensitas cahaya akan
fotosintesis yang optimal pula (Loveless, 1987). menyebabkan kenaikan suhu lingkungan dan
Tumbuhan yang hidup dengan intensitas cahaya meningkatkan laju fotosintesis.
rendah (ternaungi), akan beradaptasi dan mempunyai Menurut hukum Blackman, jika intensitas cahaya
titik kompensasi lebih rendah, sehingga masih tetap rendah dan konsentrasi CO2 tinggi, fotosintesis
mempunyai kelebihan hara organik. Tumbuhan mempunyai nilai ± 1 (kecepatan fotosintesis tidak
yang tumbuh normal pada habitat terang, tergantung suhu) jika intensitas cahaya dan
mempunyai titik kompensasi lebih tinggi dan dapat konsentrasi CO2 meningkat, Q10 ± 2. Karena reaksi
menggunakan cahaya terang lebih efisien. Dalam fotokimia mempunyai Q10 = 1, reaksi kimia Q10 =
penelitian ini Azolla yang digunakan sudah 2, perbedaan kepekaan terhadap suhu memberi
teradaptasi dengan cahaya terang (tanpa naungan), petunjuk, bahwa pada keadaan intensitas cahaya
sehingga dapat diketahui pengaruh penurunan rendah, kecepatan fotosintesis dibatasi oleh reaksi
intensitas cahaya terhadap pertumbuhannya. fotokimia, sedangkan pada intensitas cahaya tinggi
Perlakuan ini diberikan karena dalam aplikasi di dibatasi oleh reaksi kimia murni. Fotosintesis
sawah, naungan dari tajuk daun padi akan terdiri dari dua tahap, tahap peka cahaya tetapi
mempengaruhi perolehan cahaya. tidak tergantung suhu (reaksi terang), dan tahap
Fotosintesis akan jenuh cahaya jika CO2 tidak peka cahaya tetapi tergantung suhu (reaksi
menjadi faktor pembatas. CO2 tidak diganti secara gelap).
tiba-tiba oleh cahaya sebagai faktor pembatas, Proses masuknya energi cahaya menyebabkan
tetapi keduanya secara simultan mempengaruhi elektron berpindah dari orbit normal ke tingkat
kecepatan fotosintesis. Pada konsentrasi CO2 dan energi lebih tinggi, atau terjadi fotoeksitasi.
suhu cukup tinggi dan tidak menjadi faktor Elektron ini cenderung melepas energinya untuk
pembatas, maka hubungan antara intensitas cahaya kembali ke orbit semula (tidak stabil). Jika sebuah
dan fotosintesis sama dengan konsentrasi CO2 molekul klorofil menyerap energi cahaya selama
dengan fotosintesis. Di atas titik kompensasi, fotoeksitasi, elektron akan ditingkatkan ke tingkat
peningkatan intensitas cahaya pada awalnya akan energi tinggi sedemikian rupa sehingga terlepas
menyebabkan kenaikan sebanding dengan
MUDYANTINI dan SANTOSA - Karbofuran dan Cahaya pada Azolla microphylla 27
dari molekul klorofil. Molekul ini menjadi feredoksin tereduksi. Reaksi ini mengawali
bermuatan positif (klorofil Æ klorofil+ + e-). konversi cahaya
Elektron akan ditangkap feredoksin, sehingga
Pestisida Flavin tereduksi Flavoprotein
menjadi energi kimia. Feredoksin yang tereduksi, mikrobia aerob yang ada di daerah top soil
langsung dioksidasi dengan melepaskan elektron menurun populasinya, dan mikrobia anaerob
ke aseptor elektron lain. Elektron berenergi tinggi meningkat (Mc. Laren dan Skujins, 1971).
berjalan melewati seri pembawa elektron termasuk Hal ini akan mempengaruhi kondisi hara tanah,
sitokrom. Kemudian kehilangan energi akan karena perubahan komposisi mikrobia tersebut.
kembali ke kondisi stabil (klorofil+ + e- Æ Hara yang berubah ini menyebabkan pertumbuhan
klorofil). Pada waktu elektron mengalir ke bawah tanaman menurun, dibandingkan kondisi normal.
lewat rantai pembawa elektron, sebagian energi Sebaliknya pada konsentrasi 0,1 sampai 1 dosis
fotosintesis diawetkan dengan penggabungan anjuran, terjadi peningkatan pertumbuhan. Hal ini
reaksi eksergonik oksidasi reduksi dengan terjadi karena karbofuran membunuh hama
membentuk ATP endergonik seperti pada rantai penyerang Azolla, tetapi belum menurunkan
respirasi pengangkutan elektron. Elektron yang populasi mikrobia tanah, misalnya larva Nymphula,
hilang oleh feredoksin dipakai untuk mereduksi Ephestiopsis vishnu dan Polypedilum johannseni.
NADP+ menjadi NADPH. Elektron yang tereksitasi Intensitas cahaya yang tinggi menyebabkan
oleh cahaya sepanjang lintasan memerlukan persistensi karbofuran berkurang, karena kenaikan
sumber alternatif elektron untuk mengubah ion suhu menyebabkan terjadinya volatilisasi.
klorofil kembali ke keadaan tenang. Kondisi ini Intensitas cahaya yang tinggi juga menyebabkan
tidak dapat dibangun dengan elektron sama yang terjadinya fotooksidasi, sehingga bahan aktif
mula-mula dikeluarkan oleh molekul sama. Sumber menjadi inaktif. Hasil hidrolisis karbofuran adalah
alternatif ini disediakan oleh penguraian air secara karbofuran fenol. Pada kondisi suhu tinggi,
fotokimia yang menghasilkan oksigen dan intensitas cahaya tinggi dan lingkungan kahat
tambahan ATP serta NADPH. Tahap kimia oksigen (anaerob), degradasi karbofuran akan
mereduksi CO2 menjadi senyawa organik yaitu berlangsung lebih cepat dibanding-kan kondisi
gula. sebaliknya, sehingga persistensi dan toksisitasnya
Fungsi cahaya yang penting dalam fotosintesis lebih cepat menurun. Dengan demikian pada
adalah mengangkut elektron dari H2O untuk perlakuan intensitas cahaya 60% karbofuran dosis
mereduksi NADP+ menjadi NADPH, di samping tinggi (1,5 dosis anjuran) lebih cepat terdegradasi,
menyediakan energi untuk pembentukan ATP dari tervolatilisasi dan mengalami persistensi yang
ADP dan Pi (Salisbury dan Ross,1995). rendah dibanding intensitas cahaya 30%. Rantai
Pada intensitas 60% kandungan klorofil Azolla samping akan mengalami oksidasi, dan hidroksilasi
umur 15 hari lebih tinggi dibanding intensitas 30%. terjadi pada cincin fenil. Gugus hidroksil akan
Hal ini berarti bahwa pada intensitas 60% bereaksi dengan gula atau asam amino lain,
kemungkinan klorofil yang tereksitasi lebih banyak sehingga membentuk konjugasi yang tidak toksik.
dan energi yang dihasilkan lebih tinggi, sehingga Degradasi pestisida dapat terjadi secara
lebih banyak fotosintat yang terbentuk. enzimatik maupun non enzimatik. Degradasi
enzimatik dapat berupa metabolisme oleh enzim
Pengaruh karbofuran yang umum hadir pada reaksi, misalnya hidrolase,
Berdasarkan hasil penelitian terhadap oksidase dan lain-lain; atau metabolisme yang
keseluruhan parameter pertumbuhan, dapat dilihat memerlukan enzim spesifik pada spesies mikrobia
bahwa semakin tinggi konsentrasi karbofuran, tertentu dan metabolisme yang menggunakan
pertumbuhan semakin meningkat, tetapi pada struktur substrat yang sama dengan pestisida
konsentrasi 1,5 dosis anjuran terjadi penurunan. tersebut. Pestisida dapat merupakan sumber energi
Hal ini berarti pada dosis itu sudah terjadi bagi mikrobia, baik digunakan secara langsung
penghambatan terhadap pertumbuhan. atau dengan diinduksi enzim khusus. Metabolisme
Penghambatan pertumbuhan ini terjadi secara tidak detoksifikasi dilakukan oleh mikrobia yang resisten
langsung. Dosis yang tinggi menyebabkan (Matsumura dan Krishnamurti, 1982).
28 BioSMART Vol. 4, No. 1, April 2002, hal. 23-28